Puisi Ihsan Subhan (Bali Post, 01 Maret 2015)



PARAGRAF HUJAN 

Ia menjadi alif yang tegak
Bersama kata-kata, persis berbaris dalam sajak
Padahal hujan mana lagi yang lebih gelisah
Dari jatuhnya air asmara sangat desah
Sedangkan di matamu aku tidak melihat sesiapa
Datang dan berjalan menjemput, sulit kutebak
Dan kata-kata persis berbaris dalam sajak

Ada malam cukup benderang
Tiba di selingkar lelampu jalan raya
Bergelatungan hujan cahaya
Oh bulan yang dikerumuni lidi-lidi permata

Ia menjadi pagar di beranda rumah
Jiwa yang ditali tambang mineral
Di sini aku menyentuhnya bagai gelombang
Meminta pantai sebagai perhentian pulang

Cianjur, 2015

Sumber Foto : IndoArtNow

Berlangganan update artikel terbaru via email:

2 Responses to "Puisi Ihsan Subhan (Bali Post, 01 Maret 2015) "

  1. kak' saya mau tanya, gimana caranya supaya kita bisa tau makna dari isi puisi, apa hrus merenung seharian, atau ada cara2 khusus,
    trus knp anda bisa suka sama puisi?

    BalasHapus
  2. kita bisa tahu apa pesan yang disampaikan penulis kepada publik atau kepada dirinyan sendiri sebagai penyair, bahkan kepada semesta. Tentunya kita mesti sering baca puisi. menggali makna setiap kata ke baris, lalu ke bait. Paling tidak unsur intrinsik dan ekstrinsik sebuah puisi harus dipelajari dulu sebagai awal menggali puisi ke lebih jauh dan dalam. terus membaca puisi pun akan terasa kita akan lebih mudah memahami puisi. cobalah. Jika ditanya soal suka. Tentu saja saya suka puisi. Mulai dari lingkungan keluarga membuat saya terjun ke puisi, dan sebab pengalaman yang membuktikan saya bisa nyaman di puisi, begitulah kira-kira

    BalasHapus

tulis komentar anda yang paling keren di sini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel