Kumpulan Puisi Hari Buruh Terbaik dan Terpopuler

Puisi Hari Buruh


Puisi hari Buruh adalah puisi yang membicarakan perihal buruh, aktivitas pekerja, keluh kesah menjadi seorang buruh, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis-jenis pekerjaan buruh.

Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI) buruh ialah orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat upah. buruh. Terdapat sejumlah jenis-jenis buruh yang akrab di telinga masyarakat. Seperti buruh harian, buruh kasar, buruh musiman, buruh pabrik, buruh tambang, buruh tani, buruh terampil, dan buruh terlatih.

Karena begitu besarnya peran buruh, dan banyaknya buruh di seluruh dunia, maka setiap tanggal 1 Mei, diperingatilah hari buruh internasional

Banyak cara untuk memperingati hari buruh, biasanya buruh sering mengadakan aksi demonstrasi ke pemerintah, terutama buruh yang berada di Indonesia.

Tidak banyak yang sering para buruh inginkan pada saat melakukan aksi demontrasi. Biasanya buruh hanya ingin lebih dilindungi oleh undang-undang, termasuk kesejahteraanya yang ingin ditingkatkan. Karena beban kerja buruh dua kali lipat dari pegawai negeri.

Tidak hanya mengandalkan otot, buruh pun harus menggunakan otak juga untuk berpikir tentang kualitas pekerjaannya. Ditambah lagi dengan ketelitian buruh dalam melakukan pekerjaannya, serta tanggung jawabnya yang besar, sehingga perlu bagi mereka untuk lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah. 

Puisi Tentang Hari Buruh 


sudutkerlip.com dengan sengaja menyajikan puisi hari buruh untuk disuguhkan kepada pembaca, agar kita dapat merenungi, bahwa profesi buruh merupakan profesi yang sangat berperan penting bagi keberlangsungan dan kesejahteraan orang yang menjadikannya buruh.

berikut kumpulan puisi hari buruh yang terbaik dan terpopuler dari karya penyair-penyair nasional yang sudah teruji kualitas puisinya. 


Judul: Suti

Karya Wiji Thukul 

Suti tidak kerja lagi
pucat ia duduk dekat amben-nya
Suti di rumah saja
tidak ke pabrik tidak kemana-mana
Siti tidak ke rumah sakit
batuknya memburu
dahaknya berdarah
Suti kusut-masai
di benaknya menggelegar suara mesin
kuyu matanya membayangkan
buruh-buruh yang berangkat pagi
pulang petang
hidup pas-pasan
gaji kurang
dicekik kebutuhan

Suti meraba wajahnya sendiri
tubuhnya makin susut saja
makin kurus menonjol tulang pipinya
loyo tenaganya
bertahun-tahun dihisap kerja

Suti batuk-batuk lagi
ia ingat kawannya
Sri yang mati
karena rusak paru-parunya

Suti meludah
dan lagi-lagi darah

Suti memejamkan mata
suara mesin kembali menggemuruh
bayangan kawannya bermunculan
Suti menggelengkan kepala
tahu mereka dibayar murah

Suti meludah
dan lagi-lagi darah

Suti merenungi resep dokter
tak ada uang
tak ada obat

Judul: Buruh-buruh

Karya Wiji Thukul

Di batas desa
pagi-pagi
dijemput truk
dihitung seperti pesakitan
diangkut ke pabrik
begitu seterusnya

Mesin terus berputar
pabrik harus berproduksi
pulang malam
badan loyo
nasi dingin

Bagaimana kalau anak sakit
bagaimana obat
bagaimana dokter
bagaimana rumah sakit
bagaimana uang
bagaimana gaji
bagaimana pabrik? mogok?
pecat! mesin tak boleh berhenti
maka mengalirlah tenaga murah
mbak ayu kakang dari desa

Judul: Buruh Diri Sendiri

Karya: Ihsan Subhan 

Buruhkah dirimu
sekali kau diperintah hawa nafsu
sejadi-jadinya gesit tanpa panjang berpikir
sedangkan kita ternyata selalu lemah
menangkis keinginan pun begitu susah

atau kita adalah budak?
terkadang cinta menjadi penyebabnya
sampai tunduk, lalu buta dan gila

Buruhkah dirimu
sering berperang melawan ragu
tapi kata-kata cuma dipegang 
tanpa tembus jadi jalan baru
-- jalan yang lengang untuk meluluhkan rindu

Judul: Buruh

Karya : Mas Tomo

Jiwamu ada di setiap jengkal kehidupan
Merana dalam tetes keringat yang tak mapan
Keluh kesah tanpa kepastian
Hanyut dalam kehidupan

Buruh!
Selalu andil mengantarkan perputaran rupiah dan dolar
Mengembangkan usaha yang tak pernah kelar
Berpacu waktu tanpa henti
Dengan kulit terbakar

Buruh!
Jiwamu hampa
Penuh keluh kesah
Yang tak pernah cukup sampai bumi ini terbelah.

Buruh!
Tertekan dalam dinamika kehidupan
Tertekan dalam kerja yang tak mapan
Keringat belum kering tuntutan sudah di depan mata

Buruh!
Datang lebih awal
Berkeringat tiada henti
Dan pulang paling akhir

Buruh!
Statusmu menghujam sampai jantung tidak berdenyut
Mengharu biru tiada henti
Memberikan Hasil yang tak pasti

Buruh!
Membuat hari semakin jauh
Jauh dari kemapanan jiwa dan rumah tangga
Jauh dari kehidupan semestinya

Buruh!
Hidupmu tanpa kepastian
Meregang nyawa setiap harinya
Membabi buta untuk bertahan hidup sampai ajal menghampirinya.
 
 
Itulah kumpulan puisi hari buruh terbaik dan terpopuler, semoga bermanfaat, untuk dijadikan referansi atau hanya sekedar ingin dibagikan di media sosial. ***
    

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kumpulan Puisi Hari Buruh Terbaik dan Terpopuler "

Posting Komentar

tulis komentar anda yang paling keren di sini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel