Puisi Tentang HAM dan Demokrasi

Puisi Tentang HAM Hak Asasi Manusia


Puisi Tentang HAM - Dalam rangka  memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM), berikut ini saya sajikan puisi-puisi dengan tema Hak Asasi Manusia. Puisi tentang HAM ini sangat erat kaitannya juga dengan puisi-puisi demokrasi yang sering disuarakan oleh para penyair dan aktivis  untuk menyampaikan aspirasi dan gagasannya terkait penegakkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Puisi tentang HAM ini akan sangat mewakili kita semua tentang perasaan kita sebagai warga negara Indonesia yang masih ingin diperlakukan adil dan sejahtera.

Dalam menyuarakan tentang HAM dan demokrasi, biasanya yang sering lantang dan terdepan adalah seorang aktivis, seperti Wiji Thukul, Marsinah, dan Munir. Ada juga penyair yang lantang berteriak dalam puisi atau sajak-sajaknya, seperti WS. Rendra, Taufik Ismail, Sutardji, bahkan penyair angkatan 45 seperti Chairil Anwar pun, sering menuliskan kegelisahannya atas kondisi kebijakan penguasa. 

Berikut ini adalah beberapa puisi tentang HAM yang ditulis oleh Wiji Thukul, spesial saya persembahkan kepada pembaca semua, untuk memperingati Hari Hak Asasi Manusia yang jatuh pada tanggal 10 Desember setiap tahunnya.

Puisi Tentang HAM 

Puisi Wiji Thukul


Ceritakanlah Ini Kepada Siapa Pun


panas campur debu
terbawa angin ke mana-mana
koran hari ini memberitakan
kedungombo menyusut kekeringan
korban pembangunan dam
muncul kembali ke permukaan
tanah-tanah bengkah
pohon-pohon besar malang-melintang
makam-makam bangkit dari ingatan
mereka yang dulu diam
kali ini
cerita itu siapa akan membantah
dasar waduk ini dulu dusun rumah-rumah
waktu juga yang menyingkap
retorika penguasa
walau senjata ditodongkan kepadamu
walau sepatu di atas kepalamu
di atas kepalaku
di atas kepala kita
ceritakanlah ini kepada siapa pun
sebab cerita ini belum tamat

Solo, 30 Agustus 1991


Sajak Kepada Bung Dadi


ini tanahmu juga
rumah-rumah yang berdesakan
manusia dan nestapa
kampung halaman gadis-gadis muda
buruh-buruh berangkat pagi pulang sore
dengan gaji tak pantas
kampung orang-orang kecil
yang dibikin bingung
oleh surat-surat izin dan kebijaksanaan
dibikin tunduk mengangguk
bungkuk
ini tanah airmu
di sini kita bukan turis

solo-sorogenen, malam pemilu 87


Catatan Suram


kucing hitam jalan pelan
meloncat turun dari atap
tiga orang muncul dalam gelap
sembunyi menggenggam besi
kucing hitam jalan pelan-pelan
diikuti bayang-bayang
ketika sampai di mulut gang
tiga orang menggeram
melepaskan pukulan
bulan disaput awan meremang
saksikan perayaan kemiskinan
daging kucing pindah
ke perut orang!

solo, 1987


Suti


Suti tidak kerja lagi
pucat ia duduk dekat amben-nya
Suti di rumah saja
tidak ke pabrik tidak ke mana-mana
Suti tidak ke rumah sakit
batuknya memburu
dahaknya berdarah
tak ada biaya
Suti kusut-masai
di benaknya menggelegar suara mesin
kuyu matanya membayangkan
buruh-buruh yang berangkat pagi
pulang petang
hidup pas-pasan
gaji kurang
dicekik kebutuhan
Suti meraba wajahnya sendiri
tubuhnya makin susut saja
makin kurus menonjol tulang pipinya
loyo tenaganya
bertahun-tahun dihisap kerja
Suti batuk-batuk lagi
ia ingat kawannya
Sri yang mati
karena rusak paru-parunya
Suti meludah
dan lagi-lagi darah
Suti memejamkan mata
suara mesin kembali menggemuruh
bayangan kawannya bermunculan
Suti menggelengkan kepala
tahu mereka dibayar murah
Suti meludah
dan lagi-lagi darah
Suti merenungi resep dokter
tak ada uang
tak ada obat

solo, 27 februari 88


Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu


apa guna punya ilmu
kalau hanya untuk mengibuli
apa gunanya banyak baca buku
kalau mulut kau bungkam melulu
di mana-mana moncong senjata
berdiri gagah
kongkalikong
dengan kaum cukong
di desa-desa
rakyat dipaksa
menjual tanah
tapi, tapi, tapi, tapi
dengan harga murah
apa guna banyak baca buku
kalau mulut kau bungkam melulu


Itulah tadi deretan puisi tentang HAM karya Wiji Thukul. Semoga setelah membaca puisi-puisi di atas, kita dapat merenungi terkait pentingnya menyuarakan hak-hak kita sebagai warga negara Indonesia, yang mencintai keadilan dan kedamaian.    

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Puisi Tentang HAM dan Demokrasi "

Posting Komentar

tulis komentar anda yang paling keren di sini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel