Puisi Hari Pahlawan 10 November (Puisi Toto Sudarto Bachtiar)

PUISI HARI PAHLAWAN - Hari pahlawan jatuh pada tanggal 10 November 2022. Kali ini puisi yang akan dipersembahkan adalah puisi Toto Sudarto Bachtiar, berjudul "Pahlawan Tak Dikenal". 
Puisi tersebut adalah karya dari seorang sastrawan atau penyair Indonesia yang sudah teruji kualitas puisinya, dan dan karya puisinya pertama kali diperkenalkan HB Jasin dengan sajaknya "Ibu Kota Senja". 

Puisinya sering kita temukan di mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah, sampai di perguruan tinggi pun, puisi Toto Sudarto Bachtiar masih tetap tersaji di mata kuliah Apresiasi Sastra.

Puisi "Pahlawan Tak Dikenal" merupakan puisi yang sangat kental dengan tema nasionalis, yaitu bercerita tentang pahlawan-pahlawan yang berjuang demi mempertahankan negara Republik Indonesia.

Selain itu ada juga puisi yang berjudul "Au Revoir" dan "Tentang Kemerdekaan" karya Toto Sudarto Bachtiar, yang bisa dijadikan referensi untuk menambah khasanah kesusastraan dalam memperingati Hari Pahlawan Nasional.  

Puisi ini sangat cocok dijadikan persembahan untuk memperingat hari besar nasional, yaitu hari Pahlawan, yang jatuh di tanggal 10 November.

Puisi Hari Pahlawan 10 November
Ilustrasi Puisi Hari Pahlawan (ist.) 

PUISI-PUISI HARI PAHLAWAN 

Pahlawan Tak Dikenal
Karya: Toto Sudarto Bachtiar 

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujanpun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda.

1953
Sumber: Siasat (1955)


Au Revoir

Pada waktu itu, pada hati waktu
Yang mengandung gelita yang membatu
Burung hantu dan malam
Yang gelisah bagai serdam alam

Bersama kemerdekaan yang terus mengelana
Detik demi detik membebankan nasib dengan bencana
O, terasa nyaman mengenang jalan-jalan di luar penjara
Menajamkan sanggurdi bagi pemacu jalanan!


Tentang Kemerdekaan

Kemerdekaan ialah tanah air dan laut semua suara
Djanganlah takut kepadanja

Kemerdekaan ialah tanah air penjair dan pengembara
Djanganlah takut kepadanja

Kemerdekaan ialah tjinta salih jang mesra
Bawalah daku kepadanja

1953


Profile Singkat Toto Sudarto Bachtiar 

Bersumber dari situs ensiklopedia.kemdikbud.go.id, berikut profil singkat Toto Sudarto dan kiprahnya di dunia sastra:

Toto Sudarto Bachtiar dilahirkan di Palimanan, Cirebon, 12 Oktober 1929 Selasa, 9 Oktober 2007 dan meninggal di rumah salah seorang familinya di Cisaga, Ciamis, Jawa Barat.

Toto meninggalkan seorang istri, Zainar (80), seorang putri, Sri Adila Perikasih serta dua orang cucu. Pendidikan yang ditempuhnya HIS di Banjar (Ciamis), Sekolah Pertanian di Tasikmalaya, Mulo di Bandung, dan terakhir pernah kuliah di Fakultas Hukum UI, Jakarta.

Selain dikenal sebagai penyair yang kuat pada tahun 1950-an, Toto dikenal sebagai penerjemah yang baik. Penguasaannya terhadap bahasa Belanda dan Inggris menjadi modalnya untuk berkenalan dengan sastra dunia yang kemudian ia terjemahkan.

Demikian Puisi Hari Pahlawan, puisi yang berjudul "Pahlawan Tak Dikenal" karya Sastrawan Toto Sudarto Bachtiar. Semoga bisa dijadikan perenungan dalam memperingati Hari Pahlawan. 

--
Sebelumnya Puisi-puisi untuk memperingati hari pahlawan nasional, sudah pernah dipublikasikan di blog ini, dengan judul Puisi-puisi tentang Pahlawan, Memperingat Hari Pahlawan Nasional

Jika saudara-saudara para dermawan ingin berdonasi untuk bencana gempa yang menimpa kami, silahkan klik artikel ini "Buka Donasi Rumah Rusak Akibat Gempa Cianjur" 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

8 Responses to "Puisi Hari Pahlawan 10 November (Puisi Toto Sudarto Bachtiar) "

  1. Anak muda wajib menghayati makna puisi ini.
    Mereka yg akan jadi generasi penerus masa depan Bangsa yg kian gemilang

    BalasHapus
  2. Ga tau kenapa kalo baca puisi2 ttg pahlawan tuh bikin merinding.. suka kebayang gimana mereka melawan penjajah, pertaruhkan nyawa demi nusa & bangsa

    BalasHapus
  3. Membaca puisi-puisi di artikel ini, jadi membayangkan pada masa meraih kemerdekaan. Terasa ada tekad yang sangat kuat untuk merdeka. Tetapi, sedih yang mendalam untuk yang gugur

    BalasHapus
  4. Saya masih ingat puisi Pahlawan Tak Dikenal. Dulu waktu SD atau SMP pernah diterangkan guru dan beberapa anak bergantian membacanya. Saya tidak tahu anak sekolah sekarang ini apakah diajarkan kesusastraan lama dan puisi-puisi begini. Jadi pengen tanya ke anak.

    BalasHapus
  5. Semasa SMP dulu sempat hafal puisi Pahlawan Tak Dikenal. Takjub rasanya kalau mengingat masa-masa itu aku pernah ikut lomba baca puisi :))

    BalasHapus
  6. Ah zamanku kecil puisi 'Pahlawan Tak Dikenal" ini sering sekali dibacakan saat malam tirakatan 17 Agustus :D
    Yg khas baris2 pertamanya itu dan masih kuinget :D
    Keren banget Pak Toto ternyata Bahasa Belanda dan Inggrisnya jago ya.

    BalasHapus
  7. Puisi-puisi nostalgia yang masih teringat. Beberapa sedikit lupa, namun membaca tulisan ini seperti mengenang kembali masa-masa kecil. Saat begitu antusias mendengar dan menyimak pembacaan puisi yang penuh dengan makna dan pesan.

    Terimakasih Banyak Mas Subhan...

    BalasHapus
  8. suka deh kalo baca puisi gini, karena biasanya sarat banget makna.. pemilihan diksinya juga harus hati2 agar nggak boros. cuma kalau lihat aksi teatrikal puisi saya sering bosan kak :D

    BalasHapus

tulis komentar anda yang paling keren di sini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel