Menulis di KBM App Lumayan Bagus, Tapi Ini yang Bikin Kesalnya


Kembali saya akan mengulas sedikit tentang aplikasi literasi di Indonesia. Kemarin sudah saya tulis tentang kelebihan KBM App, beserta dengan cara pemakaiannya serta ilustrasi gambar yang saya ambil dari hasil tangkapan layar menu-menu KBM App. di ponsel saya sendiri.

Di KBM App yang dirasakan kurang nyaman adalah, ketika kita selesai menulis dan menerbitkannya di KBM App. Maka jangan kaget, akan banyak orang memberikan rate/rating bintang lima di bagian bawah setelah tulisan. Atau akan banyak juga komentar-komentar dari pembaca dan penulis lainnya.

Di sini muncul pertanyaan besar dalam hati saya. Apa mungkin rate dan komentar-komentar tersebut adalah robot. Artiya si penulis komentar-komentar itu dipesan oleh seseorang yang memiliki kepentingan atau sebagainya dengan secara disengaja. Atau memang itu adalah benar-benar komentar asli yang dibuat langsung?

Pengalaman saya menggunakan KBM App, sebenarnya agak sedikit kecewa di bagian aturan mainnya, yang memungkinkan pengguna bisa mendapatkan coin perak dengan memberikan rate bintang lima di tulisan orang lain, dan atau memberikan komentar di tulisan bab dalam buku siapapun.

Kekecewaan ini, bukan soal reward atau bonusnya, tetapi anggapan saya terhadap komentar orang-orang, yang mengomentari saya terlihat banget kurang ikhlas atau asal memberikan komentar, tanpa membaca tulisan saya dengan matang. Atau jangan-jangan mereka hanya membaca judulnya saja?

Misal, di hampir semua BAB dalam buku antologi puisi saya yang masih on going, orang-orang langsung berkomentar "bagus kak", "wah keren kak", "ceritamu bagus kak, aku suka", "tolong berbagi ilmu ya", dan yang paling menyebalkan adalah komentar semacam ini;

"Ceritanya bagus kak, tolong berbagi ilmu ya, dan jangan lupa baca ceritaku juga, jangan lupa follow dan subcribe ya ka"

Nah, komentar-komentar tersebut dari setiap penulis di sana, hampir semua penulis dan pembaca melakukan itu. Nampaknya komentar tersebut sudah jadi budaya mereka di sana. Tujuannya sih sangat jelas. Pertama, agar ada feed back yang bagus, dan mendapatkan keuntungan lainnya.

Tetapi menurut pandangan saya, sebagai penulis yang budiman, dan terlalu banget memakai perasaan atau baperan, hehe. Kondisi seperti itu kurang menyenangkan. Kenapa? Karena kekecewaan saya tidak hanya sampai pada komentar-komentar yang seragam. 

Saya pernah membalas komentar-komentar mereka yang seragam itu. Misal, saya mengomentari komentar yang begini;

Penulis lain [a]: "Bagus ka. Tolong berbagi ilmunya ya"
Saya: "Terima kasih ya. Iya boleh saya akan berbagi ilmu, namun apa yang ingin kamu ketahui dari tulisanku di atas?"
Penulis lain [a]: (TIDAK MENJAWAB)

Penulis lain [b]: "Ceritanya keren ka, tolong berbgai ilmu ya, dan jangan lupa subcribe ceritaku juga"
Saya: "Maaf ini bukan cerita, atau ini buka prosa fiksi, dan yang saya tulis adalah puisi. Iya insya Allah, nanti saya akan subcribe jika sudah membaca tulisanmu ya"
Penulis lain [b]: (TIDAK MENJAWAB)

Penulis lain [c]: "Ka Keren banget. Serius"
Saya: "Bagian mana yang kerennya, mari berdiskusi"
Penulis lain [c]: (TIDAK MENJAWAB)

Komentar-komentar di atas merupakan komentar yang membuat saya agak sedikit naik darah. Mereka berani berkomentar, namun enggan untuk membalas kembali setelah saya balas.

Bagaimana kita berdiskusi dan berbagi ilmu secara komukatif. Jika permasalahnnya begini. hahaha. Bingung kan? Bagaimana saya bisa berbagi pengalaman, jika responsnya hanya sebatas cuma ingin mengejar coin perak saja dari tugas harian.

Harusnya mereka para penulis baru yang ada di KBM App itu, yang musti dikejar itu adalah kualitas tulisannya, bukan kuantitas coinnya. Namun apa daya, mereka sudah membudaya seperti itu di KBM App. 

Itulah tadi sekilas tentang hal-hal yang membuat saya merasa kurang nyaman di KBM App. Namun ini hanya pandangan saya secara personal, saya belum sempat berdiskusi dengan beberapa teman penulis saya yang sempat dan pernah menulis di sana. Nanti saya akan update kembali jika sudah menemukan gagasan lain. 

Sampai jumpa di tulisan saya yang lainnya di blog sudutkerlip. ini. Terima kasih. (Ihsan Subhan)

Sumber foto: https://web.facebook.com/KBMApp/

Berlangganan update artikel terbaru via email:

6 Responses to "Menulis di KBM App Lumayan Bagus, Tapi Ini yang Bikin Kesalnya "

  1. wah terima kasih atas sharing nya,, tadinya saya berpikir menggunakan kbm buat share coretan sy..tp hrs dipikir ulang lg ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada baiknya dipertimbangkan kembali. Jika niatnya memang hanya ingin menulis. bisa diteruskan. dan jika ingin mencari kawan satu hobi lalu bisa berdiskusi dan berkomunikasi dengan lancar, sebaiknya dipikir ulang, dan jika ingin mendapat erning, KBM cukup menjanjikan juga, jika tulisan kita bagus

      Hapus
  2. Baca ceritanya bikin hp hampir jth negara kisah perselingkuhan. Namun pada akhir ceritanya penulis dg mudah mengakir dg manis dan itu tidak bisa di praktekan di dunia nyata. Sbt sj skg kasus mawar afi yg sdg hangat. Sy memang di kbm nulis jg novel WIRA Ceritanya mungkin. Cerita keluarga remaja

    BalasHapus
    Balasan
    1. dan penulis sepertimu pasti sangat keren. terima kasih sudah berkunjung di sini yak. Nampaknya kita satu hoby, satu frekuensi...

      Hapus
  3. Beberapa waktu lalu, saya mulai menulis di sana. Komen dan rating macam robot itu juga saya alami, persis. Terlebih yang sering membuat saya risih adalah banyak cerita-cerita yang menjual nafsu. Dan ternyata memang cerita begituan yang lebih "Laku". Saya sempat berpikir untuk menulis cerita yang demikian, yang nafsu-nafsuan, biar dapat earning tentunya, wkwkw. Tapi saya urungkan niat saya demi suatu harapan, barangkali budaya literasi di bangsa ini suatu saat akan membaik.
    Mengutip Tan Malaka, idealisme adalah kemewahan terakhir bagi pemuda.

    Terima kasih sudah sharing. Oh, ya, sub balik cerita aku, "Dengarlah Nyanyian Burung Senja". ups maaf hehehe. Acuhkan bagian terkahir ini ya hehe, just joke.

    BalasHapus
  4. Banyak juga yang nyerah di KBM, karena yg naik ya itu-itu juga. Yg sudah punya byk follower. Tulisan2 penulis baru (penulis lama tapi baru gabung di KBM) malah gak dilirik dan gak ada fasilitas utk mengangkatnya di KBM, kecuali harus bersaing memperebutkan tagar, haha. Padahal gak ada ruginya KBM membantu mempromosikan anggota2 baru yang tulisannya bagus. Toh kalau byk pembacanya, KBM tetap untung. Akhirnya mereka pada hengkang karena sepi pembaca.

    BalasHapus

tulis komentar anda yang paling keren di sini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel