3 PUISI IHSAN SUBHAN (INDOPOS, 6 SEPTEMBER 2014)


GERIMIS PASIR PARANGTRITIS

Meski lautMu jatuh menggulung seperti gelombang
Akan aku selesaikan siang ini untuk menemuimu
Membakar diri tanpa ampun
Sebab bebukit dan pesisir menjadi pemulih panas derita
Aku membawa tubuhku untuk kau lulur dengan buih
Dengan potongan matahari yang merebak

Aku terbunuh di sini
Terkapar dalam bayang anggun Nyai Ratu
Ia menjelma selandang ombak
Lalu berdiri di sebongkah karang
Tertegun dalam buih terang

Ada gerimis yang menyalamiku
Lewat lihai debu pantai
Dirimu terbenam di lubuk jiwa
Dan menjadikanku ada meleburkan maaf
Yang terlupakan

Bantul, 2014


MENJADI ILALANG

Ilalang tumbuh di kepalanya
Menggantikan uban rambut
Ia bulu bulu kuduk
Berdiri di panggung bulan
Malam, temaram dikudungi bintangan
Ia menyumpit angin
Meletakan kelemahan
Di atas buas badai
Meski gemuruh belum sempat datang
Ilalang tumbuh di sajadah terbang
Seperti puing melambai
Dzikir kembali menggali akarannya
Ia mengendus arus rindu
Meski dalam sekam
Ia bersembunyi di dalamnya
Menyalin dosa tersisa
Ke dalam puisi dan doa
Biar melebur, semakin kabur
Ilalang tumbuh di sepanjang kemarau
Sebab di musim sebelumnya
Hujan telah menebang rerumputan

Cianjur, Juni 2014


DINDING DAN PERIGI

Sumur yang kugali dekat kelasmu
Adalah laut mati yang melingkar tanpa nama
Sempat mengombak, tapi hanya riak
Kini sunyi, diam sebisu kepalsuan

Tanpa kau ketahui dinding dekat bangkumu
Telah berlubang sampai usang
Kubuat lingkaran dari kapur tulis
Kugambar fragmen menyerupai tabel dan grafik
Tangga dramatikal sajak sunda dari khasanah
Kajian sastra Yus Rusyana

Sajak menjelma tanpa raga
Ia masih tersembunyi dengan dahaga
Kubur yang menggalinya dalam
Serupa perigi, jauh kupandang kelam
Atas nama kenangan

 Cianjur, 2014


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "3 PUISI IHSAN SUBHAN (INDOPOS, 6 SEPTEMBER 2014)"

Posting Komentar

tulis komentar anda yang paling keren di sini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel