3 PUISI IHSAN SUBHAN (STORY MAGAZINE, OKOTEBER 2013)

MENGINGAT ISTRI DAN BAYI

Biar hamba melapak bersanding dengan angin jejak
Gemuruh yang membawa jalanan lengang tanpa tandang
Mengingat istri butuh nasi dan bayi perlu gizi
Ada subuh yang membalut doa, menggelar cahaya balut dada
Biar hamba tumpuk benih cinta yang merana itu ke bungkam batu
Dalam karang hatinya kusimpan paruhan intan yang tiara
Sisa dari perjalanan panjang, pelayaran dzikir usia
Selama ini, hamba menuggu, melapak bersanding dengan angin jejak
Mengingat dahan tubuh yang kurus dilumat lukut
Dan ranting tubuh yang membuncit diisi badai cerulit
Bunyiku meliukliuk, melilit pejit ke pusat jantung hati
Mengingat istri butuh nasi dan bayi perlu gizi
Aku menunggu genangan berlian dari hujan permata – intan
Semoga.

Cianjur, Januari 2013


KEPADA ISTRI LAGI


Kepada istri lagi aku memeluk cinta
Bukan pada siapa
Lalu kuciptakan kembang-kembang
Di sekeliling ranjang
Rungan ini mengharumkan kita
Seperti pada awal menikah
Kita mendekat malu-malu lagi
Setelah lama-lama mengurusi hal lain
Seperti pada awal cerita
Kita mendekat pelan
Sampai akhirnya setahun jadi bersama
Kepada istri lagi aku mengecup bibir
Bukan pada siapa
Hanya angin mungkin dalam peradaban hidup
Menghembuskan hujan begitu mendegup
Kepada istri lah kita bermanja
Ingin makan, tanpa isyarat
Sepiring nasi sudah diantar cepat
Kepada istri lagi, aku merengek
Tentang demam yang mengancam
Maka tubuhku akan sembuh
Setelah mencicipi kasih sayang
Kepada istri lah aku memanggil-manggil
Setelah dingin hujan cukup bikin gigil
Cianjur, Februari 2013


SKETSA
: Jaja Ilalang

Lukislah, bunyi sepi sujudmu
Barangkali ada cat yang masih basah
membidik bulatan wajah priangan  
Perempuan Jaipong tunggal di dindingmu  
Menari dalam sudut-sudut bingkai
Lukislah, gerak senyum tumbaknya
dengan segaris sabit dan khatulistiwa

Cianjur, 2013



PAKU

Tancaplah sesukamu
Tanah papan membatu
Di hatimu pun ada gurat
Masuk mejelma benang urat

Ia terbaring tegak
Selimutnya dinding kering
Terkadang samar dibungkam karang
Ia terperosok jadi akar pohon kekar

Tancaplah semaumu
badai mengangini lagi
tapi kau sulit melepas nafas
dari selisih musim yang ganas


Cianjur, 2013


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "3 PUISI IHSAN SUBHAN (STORY MAGAZINE, OKOTEBER 2013)"

Posting Komentar

tulis komentar anda yang paling keren di sini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel