Puisi Cinta A Mustofa Bisri (Gus Mus)


Dari judul artikel blog yang saya tulis di atas ada diksi "Cinta"nya. Ini hanya untuk membuktikan bahwa makna kata itu tidak melulu untuk pacar, pasangan hidup, keluarga, kerabat, dan sahabat. Cinta pun bisa kita pakai untuk sesuatu yang kita yakini dalam hati tentang seseorang yang tidak nampak, tapi jejaknya sampai saat ini masih ada. 

Penyair Kiayi Gus Mus
KH. A Mustofa Bisri (Gus Mus)

Ada yang unik dari puisi yang akan saya ulas di sini. Yaitu puisi dari penyair juga sebagai ulama Indonesia A Mustofa Bisri. Puisi beliau sungguh membuat hati dan pikiran saya tertuju kepada kebesaran Tuhan yang telah menciptakan atau menghadirkan utusanNya yaitu Nabi Muhammad SAW. 

Seperti puisi yang bertajuk "Bagaimana Aku Menirumu, O Kekasihku". Mungkin jika bagi orang awam, dengan judul puisi tersebut akan beranggapan bahwa puisi itu adalah sebuah ungkapan  cinta kepada pacar atau pasangan kita. Diksi "Kekasihku" memang akan menjurus ke persamaan kata dari 'pacar' atau seseorang yang kita cintai.  Tetapi Kiayi dengan panggilan Gus Mus ini, ingin sekali mengutarakan kecintaan dan kerinduannya terhadap apa yang ia yakini, yakni Rosulallah SAW. 

Sebelum saya mengulasnya lagi, simak terlebih dahulu puisi Gus Mus di bawah ini.

KH A Mustofa Bisri
Bagaimana Aku Menirumu, O Kekasihku

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku
Engkau mentari
Aku bumi malam hari
Bila tak kau sinari
Dari mana cahaya akan kucari?

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku
Engkau purnama
yang menebarkan senyum kemana-mana
Aku pekat malam tanpa rona

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku
Engkau mata air
Aku di muara
Dimana kucari jernihmu

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku
Engkau samudra
Aku di pantai
Hanya termangu

Engkau merdeka
Aku terbelenggu

Engkau ilmu
Aku kebodohan

Engkau bijaksana
Aku semena-mena

Diammu tafakkur
Diamku mendengkur

Bicaramu pencerahan
Bicaraku ocehan

Engkau memberi
Aku meminta

Engkau mengajak
Aku memaksa

Engkau kaya dari dalam
Aku miskin luar-dalam
Miskin bagimu adalah pilihan
Miskin bagiku adalah keterpaksaan

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku


Puisi di atas merupakan puisi penggambaran beberapa sifat manusia yang disandingkan dengan sifat manusia lain yang diberi kelebihan oleh Allah, yaitu manusia terpilih yang dijadikan untusanNya.

Nampaknya sifat dan sikap negatif secara umum yang sering manusia lakukan digambarkan dalam puisi tersebut, dalam setiap baitnya ada juga perbandingan perbandingan antara apa yang sering dimiliki dan atau dilakukan manusia biasa dengan kekasihnya, yang kini sudah saya sebutkan bahwa arti dari "kekasihku" itu adalah nama lain untuk menyebutkan Rosulallah.

Makna universal pun terjadi di dalam puisi tersebut. Mungkin apa dikatakan atau dirasakan penyair Gus Mus dalam puisinya itu, sesuai sekali dengan apa yang kita rasakan juga.  Seperti diksi 'termangu', 'terbelenggu', 'kebodohan', 'mendengkur', 'ocehana', dan diksi diksi lainnya, pada setiap baitnya, setelah ia menuliskan hal baik dari kekasihnya itu. 

Dengan penggambaran tingkah laku yang sering atau pernah kita lakukan  dalam puisi tersebut. Penulis selalu saja bertanya apa yang harus dilakukannya, dengan kalimat 'Bagaimana aku menirumu, o kekasihku'. Menunjukan bahwa ada makna perenungan dalam kalimatnya itu, yang seolah menyindir tentang apa yang sudah dilakukan oleh kita sebagai manusia, yang pernah mengalami tingkah laku yang tidak sesuai dengan ajaran-ajaranNya. 

Itulah sedikit ulasan sederhana dari saya. Semoga ada pencerahan dalam setiap kata yang tertulis dalam segala puisi yang diciptakan oleh para penyair hebat Indonesia kita. Terlebih dalam puisi yang dibahas tadi di atas. 


Referensi Puisi : gusmus.net  (22/22017)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Puisi Cinta A Mustofa Bisri (Gus Mus) "

Posting Komentar

tulis komentar anda yang paling keren di sini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel