3 Mitos Supermoon Paling Populer dan Aneh di Dunia

Di Bulan Februari tahun 2019 kemarin, fenomena indah menghiasi langit malam. Supermoon kembali lagi muncul dengan bentuk cukup besar dari penglihatan normal kita di Bumi, dibanding dengan malam-malam sebelumnya. Namun tentunya agar lebih terlihat jelas harus memakai alat bantu. Menurut astronom, fenomena bulan besar yang terjadi tiap tahunnya ini disebut “Bulan Purnama Perigee”. Dimana Bulan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi. 

Foto : Screenshot live Supermoon di Miami, Florida youtube.com

Hampir sesuai dengan astrolog, dikutip dari langitselatan.com. Bahwa Bulan besar terjadi karena Bulan berada dekat dengan Bumi, ketika ia menempati titik perigee. Tapi, ketika Bulan sedang berada di perigee ia tidak akan menempati jarak yang tepat sama dengan sebelumnya. Ada variasi posisi perigee yang dilalui Bulan sepanjang tahun dari 356,400 sampai dengan 370,400 km. Akibatnya, dalam satu tahun, jika jarak Bulan pada perigee diurutkan. Maka tentunya akan ada satu titik, dimana Bulan berada paling dekat dengan Bumi. Jika saat Bulan di jarak terdekat dengan Bumi di sepanjang tahun tersebut terjadi bersamaan dengan Bulan Purnama, maka inilah fenomena yang kemudian disebut Supermoon.

Selain ditinjau dari ilmu perbintangan tentang proses terjadinya Bulan besar, ada pula mitos-mitos yang sebagian masyarakat di belahan Bumi ini, meyakini bahwa fenomena tersebut adalah sesuatu yang harus diwaspadai.

Inilah tiga mitos munculnya Bulan paling besar, sehingga menjadi hal yang aneh dan membuat heboh masyarakat. 

1. Banyak Kematian (Bencana, Pembunuhan, Kericuhan)

Bencana Tsunami Palu : Googling

Mitos kemunculan Supermoon ini dapat membuat panik setiap orang. Fenomena ini juga dikaitkan dengan bencana, dari mulai tsunami, gempa, hingga sakit. Maka ada juga yang mengatakan, jika Bulan besar muncul, akan terjadi banyaknya kematian di tahun itu. Mitos ini pun dibantah, oleh ahli astronomi bernama Pete Wheeler dari International Centre for Radio Astronomy (ICFRA). 

Sementara di Inggris pernah terjadi kasus pembunahan pada pertengahan abad lalu. Orang-orang diadili karena kasus tersebut, dan keringanan hukuman akan didapatkannya, dengan cara mengatakan bahwa kejahatan tersebut terjadi pada Bulan purnama. 

Filsuf dan sejarawan Romawi, Pliny the Elder (23 - 79 M), meyakini bahwa Supermoon mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap otak manusia dan meningkatkan kejahatan juga kekerasan.

2. Membuat Jiwa Terganggu

Gangguan Jiwa, Foto : shockmd.com

Mitos ini memang aneh, jika Bulan besar muncul, maka jiwa kita akan terganggu (gila). Terkadang mitos sulit diukur nalar. Tetapi kemungkinan semacam ini pun terjadi, karena seperti yang pernah dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Betlehem, pasien psikiatri di institusi kejiwaan London, dibelenggu di tempat tidur mereka, sebagai tindakan pencegahan selama fase Bulan tertentu.

3. Munculnya Manusia Serigala 

Ilustrasi Manusia Srigala, Foto : googling

Tentu saja, ini adalah mitos terpopuler yang sering diperbincangkan banyak orang di seluruh dunia, terutama di Eropa bagian selatan selama Abad Kuno Akhir, tentang asal usul legenda manusia serigala dan mitologi Proto-Indo-Eropa, di mana lycanthropy (transformasi manusia menjadi serigala) direkonstruksi sebagai aspek inisiasi kelas prajurit.

Sementara itu menurut mitos Yunani, Hubungan antara Bulan purnama dan serigala tidak hanya bicara soal lycanthropy. Tetapi Dewi Luna di Yunani menyuruh pengikutnya agar menjaga serigala. Sedangkan di Amerika Utara, suku Seneca meyakini bahwa serigala-lah yang memunculkan Bulan itu.

Dari tiga mitos tentang munculnya Bulan purnama, kira-kira mana yang membuat kita percaya? Namanya juga mitos, bisa terjadi bisa tidak, dan hanya cerita yang berlalu dari siapa pun, yang katanya pernah mengalaminya. Segala bentuk kejadian atau prahara yang terjadi datang dari Tuhan dengan segala kekuasaannya. Itulah yang wajib kita percayai. Selebihnya, manusia hanya bisa berdoa dan berusaha agar terhindar dari segala bencana. Mudah-mudahan kita semua mendapat perlindungan dari segala musibah yang terjadi di muka Bumi ini. 

Sumber/Referensi : ccnindonesia.com, brilio.net, langitselatan.com, liputan6.com

Penulis : Ihsan Subhan

Ihsan Subhan

Nama lain dari Sudut Kerlip adalah Ihsan Subhan. Menulis puisi, prosa, dan esai. Kini bekerja di salah satu media mainstream nasional di Jakarta. Pemilik blog masih aktif menulis artikel-artikel di berbagai media cetak maupun daring dan blog.

Share this post