RIP Joko Pinurbo dan Ibadah Puisi Sebagai Jalan Menuju Kepulangan

RIP Joko Pinurbo
RIP Joko Pinurbo dan Ibadah Puisi Sebagai Jalan Menuju Kepulangan - Jantungku seperti tertusuk dan terpukul benda tajam dan tumpul. Begitulah rasanya kehilangan seorang idola. Hari ini, tanggal 27 April 2024 adalah hari kepulangan sang maestro puisi, seorang penyair Indonesia yang sangat terkenal dan fenomenal. Ialah Joko Pinurbo, yang karib dipanggil Jokpin. 

Saya belum pernah sama sekali bertemu secara dekat dengan beliau, belum pernah menyapa juga di media sosial, Namun saya hanya berdekatan dengan puisi-puisinya. Saya mengenal beliau hanya dari sebuah buku, dari kumpulan kata-kata yang romantis dan jenaka. Bahkan saya sering meniru gaya menulis puisi beliau, dengan tema yang berbeda.

Jokpin telah menemukan takdirnya menjadi seorang penyair dan menjadi panutan bagi penyair-penyair lainnya. 

Banyak sekali kenangan yang terlintas di pikiran saya tentang Sastrawan Joko Pinurbo. Buku puisi beliau yang pertama kali saya baca adalah Celana (1999), Buku Latihan Tidur, dilanjut pernah juga membaca Telepon Genggam (2003),  Selamat Menunaikan Ibadah Puisi, dan buku-buku lainnya yang saya pinjam dari teman dan perpustakaan.

Kini Joko Pinurbo sudah tiada, tubuhnya sudah dikebumikan, dan arwahnya sudah sampai di sorga yang kekal. Namun karya-karyanya masih menjelma di kepala kita, menjadi obat yang menguatkan kata-kata. Menjadi candu bagi puisi, dan menjadi rapsodi mengalun di hati. 

Indonesia sudah banyak kehilangan penyair-penyair hebat, dan mereka sudah bersenandung menikmati indahnya surga, diantaranya adalah; Remy Sylado, Sapardi Djoko Damono, Beni R Budiman, Soni Farid Maulana,  Ajip Rosidi, dan lainnya.

Dan hari ini Indonesia harus mengikhlaskan penyair hebat Joko Pinurbo untuk pergi ke tempat lain bernama keabadian.

Selamat Jalan Pak Jokpin... Nama dan Karyamu tetap berhembus di dunia yang fana ini. (Ihsan Subhan)

Puisi Joko Pinurbo

Pulang

Rinduku yang penuh 
pecah di atas jalanan macet
sebelum aku tiba di ambang ambangmu

kegembiraanmu sudah mudik duluan 
aku menyusul kemudian
judul sajakku sudah pulang duluan 
baris-baris sajakku 
masih berbenah di perjalanan 

Bau sambal dan ikan asin dari dapurmu 
membuai jidat yang capai 
dompet yang pilu, dan punggung
yang dicengkeram linu, uwuwuwu

Semoga lekas lerai,
semoga lekas sampai.

Jika nanti air mataku terbit di matamu
dan air matamu terbenam di mataku
maaf selesai dan cinta kembali mulai

Joko Pinurbo

*Foto bersumber dari WAG Dari Negeri Poci 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "RIP Joko Pinurbo dan Ibadah Puisi Sebagai Jalan Menuju Kepulangan "

Posting Komentar

tulis komentar anda yang paling keren di sini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel