Puisi-puisi Ihsan Subhan (Suara NTB, 29 Agustus 2015)

Hanyut

puisimu yang menghanyutkan
antara sedih dan senyuman
pergi ke jantungku untuk berpamitan

tapi bilapun engkau jauh
dari kota asal kita pacaran
sejumlah sajak masih bisa kukirimkan

bulan yang kelamaan menunggu langit bersih
tidak semerta merta gagal terang
atau kehabisan hangat cahaya

Puisimu yang menghanyutkan
membuat tentram malam
kota asalmu lahir lagi seperti bayi

ia membangun gedung gedung impian
serta jalan dan jembatan tanpa hambatan
lengkap dengan lelampu mozaik Cianjuran

Ya. agar engkaupun hanyut ke sini lagi
Sambil bawa puisi
yang dikemas gerimis dan setangkai pelangi

Cianjur, 2015


Hidung

di hadapanmu muncul sebatang berlubang
mencari amis kenangan
di pasar pelabuhan
begitu pun pada bumi yang bergerak lambat
tanah yang bergeliat mengecup hujan
sehabis pembakaran matahari

atau bunga-bunga dengan sunyi angin
meneguk dedaunan tua
ia mencium harum angan
masa masa silam
dipenuhi cinta kasih yang dalam

di titian pelangi
ada wajahmu dan sebatang hidung
paling melengkung
dililiti sumbu-sumbu sampai ke senja
sampai ke penciuman abadi

bukankah yang abadi sepi
aroma-aroma musim sepanjang liburan
hanya ada satu yang tertinggal
jejak-jejak yang dihuni oleh tubuh kita sendiri
atau hidung yang tak luput untuk menacicipi sunyi

Cianjur, 2015


 Berpisah

Kita tidak lagi di langit yang sama
Padahal kota kita masih pada satu pulau
Kita berpijak di tanah wewangi hujan
Melepas kemarau, melepas panas
Segalanya dilepas
Dan kembali pada sangkar yang sebenarnya longgar
Tapi kita tidak lagi bisa bersama
Rantai-rantai melingkar
Hujan-hujan besi menjadi pagar
Burung-burung gagak gelagak
Kita merupa kuburan
Diserang batu-batu dan pecahan kaca-kaca
Dan luka bersembunyi
Lebih dalam dari suara hati
Ah. Kita bercerai di sini
Saling menyelamatkan perasaan
Menendang kenangan

Cianjur, 2015 


Menjemputmu

Aku menjemputmu
Dalam tungku panas rindu
Aku menjemputmu
Secepat telunjuk mengayun debu
Aku menjemputmu
Berlinang getah pohon pisang
Aku menjemputmu
Dimanja janji juntai sepanjang jalan
Aku menjemputmu
Separuh sayap berharap sampai tujuan
Aku menjemputmu
Menyatukan tali dan tatapan



Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Puisi-puisi Ihsan Subhan (Suara NTB, 29 Agustus 2015)"

Posting Komentar

tulis komentar anda yang paling keren di sini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel