Puisi-Puisi Sultan Musa
11 Sep 2024
Add Comment
TUMINDAK TUAN
mengapa harus takut di ujung kabut ?
saat hujan merinai hitam
meski bukan tempat dingin kelam
mengapa harus gelisah di antara awan?
saat diri tertatah legam
meski melewati jeda waktu suram
....biarlah dipa menemui langkah ini
tak perlu benci atas darsa diri
....biarlah damar hembuskan janji
tak perlu ragu buana imaji
apapun itu membalut luka Tuan
senja tetap berlabuh karena bersemayam hati
yang hangatnya tak kunjung padam
-2022
TARHIB GUNUNG
engkau sebagai gunung
teraduk bersumbu kebaikan
bercengkerama sederhana di benakku
pada elok engkau masih disana
saat itu pula kutersenyum
menemukan diri sendiri
dan restu menabur jejak
; sesederhana menemukan kekuatan berserah dan pasrah
sepenuh hati mendengar
bersabda erat jawaban Ilahi
tersirat selaras doa
memeluk harapan tak terbatas
pun bila petuah itu hilang
; akan kucari tunak jawabannya !
(tetaplah bertabur bijak bersama cerita alam dan jangan pernah untuk menuntaskannya)
-2024
HAMPA TAK BERPARAS
seego apa kau pada kepuasan
selemah apa kau pada kegundahan
setakut apa kau pada yang kehilangan
seresah apa kau pada kesemuan
semua ilusi terlihat menanggapi
tak di pikir tapi terus menjelma sebagai pikiran
nyata selalu tergambar fakta
tak diingat tapi terus menjelma sebagai ingatan
setegar apa kau pada keguncangan
sekokoh apa kau pada kepalsuan
sesendu apa kau pada kelemahan
sesabar apa kau pada kepastian
semua berayun terasa rancu
bentuk yang lalu keadaan semu
tergerus menjadi perantara lesu
berhembus ramai ke hulu
ku kenali kau : tapi tanpa rupa
-2020
YANG (PERNAH) ADA DALAM KOPI
ia meyakinkan pengelana
sebagai kawan penuh makna
sejalan tak pernah hampa
mengulurkan tangan bahagia
-adalah ibarat nyanyian alam merimba
ia menyadarkan kejujuran laku
dan saka kehidupan menyatu
melebur saling merindu
begitu pertunjukannya mewaktu
-adalah dialog batin yang tak berlalu
ia meneguhkan baris kata
kembali ke akar sukma
bertabuh talu dalam asa
walau masa lalu kerap terasa
-adalah tak beranjak saat menikmatinya
ia mendengar rahasia tersimpan
silih berganti dalam keheningan
merunut sayup-sayup pertemuan
atau sorot temaram perpisahan
-adalah caranya menguji arti kesungguhan
…..dan ia masih bernyawa,
menguar ketulusan aroma didalamnya
-2024
--
SULTAN MUSA berasal dari Samarinda Kalimantan Timur. Tulisannya tersiar diberbagai platform media daring & luring. Karya - karyanya masuk dalam beberapa Antologi bersama penyair Nasional & Internasional. Seperti “La Antologia De Poesia Cultural Argentina – Indonesia“ Antologi Puisi Budaya Argentina – Indonesia (2021), “Wangian Kembang : Antologi Puisi Sempena Konvesyen Penyair Dunia – KONPEN” yang di gagas Persatuan Penyair Malaysia (2018), Antologi Puisi “Negeri Serumpun” Khas Sempena Pertemuan Dunia Melayu GAPENA & MBMKB (2020), Antologi "The Mist" – International Poetry Anthology Global Writers (2023), Antologi Puisi “Cakerawala Islam” MAIK – Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Kelantan-Malaysia (2022), Festival Sastra Internasional Gunung Bintan – Jazirah, Temu Karya Serumpun “Tanah Tenggara” Asia Tenggara (2023), HOMAGI – International Literary Magazine, Note Journey Magazine & puisinya terpilih pada event "Challenge Heart and Art for Change" Collegno Fòl Fest Turin -Italia (2024). Tercatat pula dibuku “Apa & Siapa Penyair Indonesia – Yayasan Hari Puisi Indonesia” Jakarta 2017. Adapun IG : @sultanmusa97
0 Response to "Puisi-Puisi Sultan Musa"
Posting Komentar
tulis komentar anda yang paling keren di sini