Esai: Tentang Penamaan 'Nur'
Oleh : Ihsan Subhan
Ilustrasi cahaya (kompas.com) |
Bahasa Indonesia
banyak terbentuk dari bahasa serapan. Seperti serapan dari bahasa asing – luar
negeri – maupun bahasa daerah dari negara Indonesia itu sendiri. Namun yang
akan menjadi sorotan bahasan penulis kali ini adalah, soal bahasa serapan yang
sering digunakan oleh bangsa Indonesia dari penamaan orang dan tempat, atau
bahasa tutur yang sering digunakan oleh para akademisi dan sering juga
dituturkan secara verbal oleh para penceramah.
Pernah kita temui, bahkan sering kita dapati kata ‘nur’. Nur yang dimasksud sudah banyak diketahui secara bahasa, kata ‘nur’ adalah kata serapan dari bahasa asing yang utuh, tidak berubah bentuk secara morfologi dan fonologi. ‘Nur’ tetap kita tulis dan sebut ‘nur’. Tidak dipanggil dengan ‘nar’ atau ‘nor’.Kata tersebut berasal dari bahasa Arab yang artinya ‘cahaya’. Begitu juga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ‘nur’ artinya ‘cahaya;sinar’. Tidak ada perbedaan antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia.
Tetapi kata yang tergolong sebagai kata nomina ini, dalam kitab al-Quran mengandung makna yang luas, bahkan dalam kitab suci agama Islam tersebut ditulis sebanyak 43 kali, begitu juga nur merupakan nama bagian dan salah satu dari banyaknya judul atau surat yang tertera dalam al-Quran, yaitu surat ‘an-Nur’. Betapa pentingnya nur yang dibahas dalam kitab suci, hal ini membuktikan bahwa nur memiliki makna yang dahsyat.
Secara etimologis, nur atau cahaya, adalah sesuatu yang menyinari suatu objek, sehingga objek tersebut menjadi jelas dan terang. Teringat Ibnu Sina (980-1037) pernah ditanya tentang pengertian nur pada surat An-Nur (ayat : 35). Ia menjawab, kata nur mengandung dua makna, yaitu esensial dan metaforis. Esensial berarti kesempurnaan dalam keheningan, karena nur pada dirinya bersifat bening. Sedangkan metaforis haruslah dibedakan terlebih dahulu menjadi dua cara, yaitu sebagai sesuatu yang bersifat baik atau sebagai sebab yang mengarahkan kepada yang baik.
Pakar tafsir Al-Isfahani membagi pengertian nur menjadi dua bagian, yaitu secara material dan spritiual. Secara material pun dibagi menjadi dua lagi, yaitu bentuk yang dapat ditangkap atau dilihat secara lahiriah di dunia atau sebuah penglihatan yang memakai alat indra dengan kongkrit/nyata. Kedua sesuatu yang ditangkap secara abstrak, yaitu makna yang mengandung unsur secara bathin. Missal, nur yang dilihat merupakan hasil penglihatan dalam perasaan – atau penglihatan yang sering kita sebut ‘matahati’ –. Bagian kedua dari tafsir al-Isfahani terkait nur, ialah spiritual. Yaitu cahaya yang akan dilihat di akhirat kelak.
Meminjam istilah nur-nya Al-Gazali, “hakikat nur sebenarnya hanyalah Allah SWT”.
Perkataannya sangat dalam sekali, sehingga nur itu memiliki tingkatan kata yang sangat tinggi. Seperti puisi yang bisa meluaskan penafsiran, seperti pensyair yang membuat puisi dalam perenungan yang dalam, hingga cahaya bisa membuatnya menjadi objek dan juga subjek yang bermakna serius dan mewah.
Berbeda dengan Al-Gazali, kalangan kaum Sufi, nur biasanya dinisbahkan dengan nabi agung Muhammad SAW. Sehingga sering juga kita mendengar ungkapan Nur Muhammad. Konsep Nur Muhammad pertama dibawakan oleh Al-Hallaj (858-922).
Hubungan komunikasi baik satu arah maupun dua arah, dalam menyampaikan gagasan dan pemikiran oleh para pemuka agama, guru, penulis, dan profesi lainnya yang sering mengeksplorasi idenya secara verbal maupun tulisan. Kata-kata yang sering muncul dari meraka bisa memperkuat khasanah kebahasaan yang dewasa ini lebih vareatif bahkan kreatif, seperti penggunaan kata benda ‘nur’, yang kini sedang dibahas.
Selain itu, pengembangan bahasa tidak cukup sampai dalam penggunaan dan pemaknaanya saja, tetapi bentuk lain yang mendekati dari kata ‘nur’ tersebut, sudah bisa kita pakai untuk pembendaharaan katanya, yaitu kata ‘Nurani’ yang berarti ‘sinar’, tetapi dalam penggunaanya berbeda, ia bukan lagi menjadi nomina, tetapi fungsi katanya adalah sebagai adjektiva (kata sifat).
Ada juga kata yang mendekati nur, yang sering kita dengar dan sesekali pernah kita sebut juga dalam bahasa sehari-hari. Yaitu ‘nuriah’. Nuriah dalam KBBI berarti ‘terang’. Tetapi ia bukan kata benda. Ia adalah kata yang berkenaan dengan kata sifat untuk nur/cahaya. Kata ‘nuriah’ yang berfungsi juga sebagai penunjang dan penegasan dari penjelasan atas cahaya. Misal, ‘cahaya terang’. Jika digabungkan maka akan lebih meyakinkan.
Saat ini, di era Revolusi Industri 4.0, nampaknya banyak orang yang minder dengan penggunaan kata ‘nur’ untuk dipakai sebagai nama orang. Padahal, setelah dikaji tentang arti dan keluasan maknanya, nur memiliki estetika bahasa yang lebih tinggi. Lalu masih adakah nama orang dengan nama ‘Nur’ dan orang itu sangat percaya diri sekali dengan sebutannya? (Ihsan Subhan)
MasyaALLAH TabarokALLAH
BalasHapusAku jadi paham banget tentang serba-serbi "Nur"
Terima kasih ya Kak.
Sebagai pemilik nama Nur..... aku ngerasa hepi banget baca artikel ini
Terima kasih mbak NURul. Namamu keren. Udah cahaya, pake penyang lagi.
HapusTernyata begitu tinggi dan luas arti kata "Nur" ya..
BalasHapusSerius baru tahu saya, bagus namanya. Hm, memang ada ya orang yang minder dengan kata ‘nur’ sebagai namanya? Mengapa ya, mungkin enggak kekinian atau bagaimana?
Seperti saya pernah dibilang teman, nama Dian pasaran, banyak yang pakai. Saya jawab saja, kalau banyak yang pakai berarti bagus artinya...hahaha, diam dia!
Jadi memang awalnya saya nulis esai itu untuk teman saya juga yang begitu mudahnya mengganti nama nur dengan nama lain yang kurasa itu mirip mirip nama di Eropa dan Amerika lah. Jadi biar mereka bisa PD lagi dengan nama pemberian ortunya.
HapusSuka banget bacain tulisan kakak, karena sering bahas sesuatu yang ada hubungan dengan dunia literasi :D, bermanfaat bagi saya penulis pemula. Oh ya baru tau lho kalau Nur artinya cahaya, pantes banyak yang dikasih nama nur yaa.
BalasHapusTerima kasih Cantika... Benar banget Nur adalah Cahaya. Cantik ya namanya. Mirip Cantika juga. Heuheu
HapusAku udah tau sih arti 'Nur' itu adalah cahaya. Aku termasuk bangga dan bahagia diberi nama Nur oleh mama papaku. Aku ga pernah malu dipanggil Nur (biasanya sih Nurul atau Fitri) hehehe alhamdulillaah ya. Karena nama adalah doa. Thanks mas udah berbagi makna di sini :)
BalasHapusEh ada mbak Nurul. Thanks ya udah bangga dengan nama Nurul. Terlepas mau dipanggil Nurul atau Fitri. Dua duanya tetap nama aslimu kan?
HapusMenulis tentang satu kata saja bisa sedetil ini ya kak. Aku sampai bingung dengan arti Nur ini luas banget ya arti dari Nur itu. Indah juga lebih tepatnya. Sudah ketemu Nur belum hari ini? hehe
BalasHapusHehe... Belum nih. Mbak Nur jauh dari kota saya. Paing ketemu di WAG bloggerhub aja kan. Tuh ada mbak Nurul Sufitri dan Nurul Rahma
HapusWah, dalem juga nih pembahasan soal nur, jadi inget pernah punya pacar namanya nur hihihi.
BalasHapusWadidaw... Kangen ya bro. semoga kangennya bikin suasana hatimu bercahaya terus yak.. hihihi
HapusWahhh dikampungku banyak banget yang namanya diawali nur, nur aisyah, nurdin, nurul, dan masih banyak lagi.. Ternyata punya makna besar dibalik nama itu yaa.. Luar biasa
BalasHapusNama nama yang khas untuk sebuah negara yang dinamai Indonesia. Kearifan lokal juga sih klo menurut saya. Jadi nampaknya klo nama nama tadi sudah dianggap katro, salah banget itu. Hehe
HapusBangga ini harusnya ya mempunyai nana dengan awalan Nur... Artinya cahaya..gàk usah minder..
BalasHapusDari kata Nur Aja ini bisa jadi sebuah blog ya dengan sudut Pandang manapun bisa dibahas
Iya mbak betul sekali. Jadi gak usah minder dong ya. Apalagi itu nama pemberian orang tua kita. Yang susah susah mikir.
HapusCocok banget, hanya saja banyak diantara kita blum mengetahui makna kata nama Nur.
BalasHapusAku sangat setuju dengan sebuah pendapat bahwa nama adalah sebuah doa.
Setidaknya dengan nama yang punya makna baik. Seseorang bisa termotivasi untuk menjadi baik. Karena nama adalah doa. Semua orang yang memanggil kita dengan nama baik. Maka itu jadi doa yang baik pula. #SalamKebaikan
HapusSelama ini sih kelihatannya ga ada yang minder dengan nama Nur. Mungkin karena semua kenalan dengan nama itu adalah generasi yang sudah mapan secara emosi ya. Hehehe
BalasHapusEsai ini semoga bikin banyak ibu jadi ingin menyematkan nama Nur untuk anaknya. Laki perempuan bisa semua sih ya
Hehe... Selama ini jg kalau saya sering ngeliat dari beberapa teman yang mengganti namanya atau sebutannya secara disengaja, dari Nur menjadi nama yang jauh dari bentuk dan arti katanya. Selama ini juga saya sering menemukan keminderan orang orang menghilangkan nama Nurnya di medsos juga. Dan beberapa teman juga mengaku kurang suka, makanya diganti. Tapi klo di akta kelahiran dan KTPnya tidak diganti. Hehe. Terima kasih sudah membaca.
Hapus