Puisi: Masih



semenatara itu aku mengisi langit dengan angin-angin buatanku sendiri

awan-awan hendak kabur ke badai yang entah

bilamana sayup yang kau dengar adalah peluh yang mengacau

kumau kau tidak begitu kicau

untuk waktu yang berbalut gerimis ini

sebab dingin menampik di hidung dan teling ayang kau lepas untuk terbang

maka bersediakah kau mendampingiku untuk diam saja

o, jiwaku yang masih saja diam

gemuruh ini masih seperti kilat 

yang tak sampai menyambar ke mukamu


Ihsan Subhan, 2019



Berlangganan update artikel terbaru via email:

1 Response to "Puisi: Masih"

  1. Waduh...

    Kata2nya bagus banget...

    Boleh belajar sastra???

    Mw dunk...

    BalasHapus

tulis komentar anda yang paling keren di sini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel