tag:blogger.com,1999:blog-50816940865593469832024-03-18T10:03:13.136+07:00Sudut Kerlip - Blog Puisi dan Inspirasi Terkini Blog tentang sastra, puisi, dan kisah inspiratif Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.comBlogger216125tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-87190962449572715992023-10-12T14:47:00.001+07:002023-10-12T14:47:53.560+07:00Salah atau Benar Kata 'Membersamai'? Begini Penjelasannya...<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKfiuRUT52raRvScuNS3CrMjN1ZPnJmayxdjg3cIyH5OaWC319RtpXtBI-yTo_yO3RtcZo8zwbDw9pY0LLWzVcTKJ9Vj4mR7a6jig814gvpRc208Xrz37VuT8S7qhw6DOdPmyeBclgx6yjAH5XTB7oy0QwZw70ESSRoqGpowJE3AsGDcPNf8A4fwMe3RY/s700/Menyoal%20Kata%20Membersamai.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Apa Arti Membersamai" border="0" data-original-height="431" data-original-width="700" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKfiuRUT52raRvScuNS3CrMjN1ZPnJmayxdjg3cIyH5OaWC319RtpXtBI-yTo_yO3RtcZo8zwbDw9pY0LLWzVcTKJ9Vj4mR7a6jig814gvpRc208Xrz37VuT8S7qhw6DOdPmyeBclgx6yjAH5XTB7oy0QwZw70ESSRoqGpowJE3AsGDcPNf8A4fwMe3RY/s16000/Menyoal%20Kata%20Membersamai.png" title="Membersamai Adalah" /></a></div><br /><div><br /></div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/10/salah-atau-benar-kata-membersamai-begini-penjelasannya.html">Apakah kata <i>membersamai</i> ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia? Apa arti <i>membersamai</i>? Bisakah kita menggunakan kata <i>membersamai</i>? </a></b><div><br /></div><div>Akhir-akhir ini, saya sering melihat banyak warganet yang menuliskan atau mengucapkan kata yang terkesan rancu, bahkan ada juga kata asing yang dikombinasikan dengan kata dalam bahasa Indonesia dalam sebuah unggahannya di media sosial. </div><div><br /></div><div>Dari banyaknya unggahan tersebut, kekhawatiran saya muncul terhadap para pelajar atau mahasiswa, bahkan masyarakat pada umumnya, bahwa jika mereka terus menerus mendengar kata tersebut secara berulang dan sering melihatnya dalam sebuat status atau postingan di media sosial, Saya khawatir akan terjadi kesalahpahaman bagi perkembangan bahasa. </div><div><br /></div><div>Namun perkembangan bahasa pun sangat wajar adanya. Karena bahasa bersifat dinamis dan abritrer. Mungkin para pakar bahasa harus lebih hati-hati dalam menerima dan merumuskan ajuan kata yang sebelum pada akhirnya masuk ke dalam KBBI. Terlebih pengajuan kata baru bahasa Indonesia sangat mudah sekali untuk diajukan, karena kini dalam bentuk digital dan daring. </div><div><br /></div><div>Dengan banyaknya orang-orang secara rutin menggunakan kata tersebut, maka kemudian mereka akan menyangka bahwa kata tersebut merupakan kata yang sudah sesuai, tetapi belum tentu sudah resmi ditetapkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. </div><div><br /></div><div>Lalu bagaimana dengan kata <i>membersamai? </i>Apakah sudah masuk dalam KBBI sebagai rujukan resmi penggunaan kata dalam berkomunikasi baik secara tulisan maupun verbal? </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Apakah 'Membersamai' Tertera dalam KBBI? </h2><div><div>Sebelumnya kata 'membersamai' tidak tertera dalam KBBI. Namun istilah tersebut sudah banyak digunakan oleh warganet di media sosial dan penulis di media online. Akhirnya pada tahun 2019 ada pengguna bahasa yang mengusulkan kata tersebut untuk dimasukan ke dalam KBBI, dan akhirnya di tahun yang sama, kata tersebut masuk dalam KBBI. </div><div><br /></div><div>Jika kita buka KBBI daring, ada kata induk 'sama'. Jika pun ingin menambah imbuhan ber- maka menjadi 'bersama'. Lalu keterkaitan pada induk kata 'sama' maka muncul juga 'membersamai' </div></div><div><br /></div><div>Lalu bagaimana dengan 'Membersamai'? Membersamai adalah kata dasar yang dibentuk dengan imbuhan awal <i>mem-</i> dan <i>ber-</i> serta dilanjutkan diakhirnya ada imbuhan <i>-i </i>yang masih sesuai dengan kaidah penyusunan imbuhan. Karena kata dasarnya 'sama', jika disisipi imbuhan mem- ber- dan -i, maka akan menjadi 'mem-ber-samai-i' yang memiliki makna berbeda dengan induk katanya, yaitu <i>bersama-sama dng</i>; <i>menyertai</i>; <i>mengiringi</i>. </div><div><br /></div><div><div><span style="background-color: #fcff01;">sama1 » <b>mem.ber.sa.ma.i </b></span></div><div><span style="background-color: #fcff01;">⇢ Tesaurus</span></div><div><span style="background-color: #fcff01;">v bersama-sama dengan; menyertai; mengiringi</span></div></div><div><br /></div><div>Mungkin juga orang-orang memakai kata tersebut untuk kepentingan estetika kata dalam berujar atau berkomunikasi. Biasanya, kata akan terkesan estetis karena jarang digunakan oleh masyarakat. Tiba-tiba seseorang menggunakan 'membersamai' ketimbang menggunakan kata 'menyertai' atau mengiringi. Maknanya sama, hanya saja secara morfologi berbeda. </div><div><br /></div><div>Namun lagi-lagi jika dipelajari lebih dalam, estetika kata itu juga tidak hanya dalam bentuk kata yang asing didengar atau diucap, tetapi estetika itu muncul jika ada kata lain yang terbentuk sesuai dan atau frasa atau klausa dan kalimat yang tersusun secara estetis serupa penyusunan diksi dalam sastra.</div><div><br /></div><div>Seperti kita ketahui, imbuhan itu banyak fungsinya, tergantung dari kata dasar apa yang akan kita gunakan. Contoh; kata dasar 'sama', jika menggunakan imbuhan <i>ber-</i> maka akan terbentuk kata 'ber-sama' dan akan memiliki makna yang berbeda, yang asalnya kata sifat. Maka jika diikuti dengan imbuhan <i>ber-, </i>maka akan memiliki makna kata adverbia atau kata yang menjelaskan verba, adjektiva, adverbia lain atau kalimat. Namun bisa juga 'ber-sama' memiliki makna kata numeralia atau kata bilangan, dan bisa juga mengandung makna kata verba atau kata kerja.</div><div><br /></div><div>Begitu juga dengan 'membersamai', maknanya tentu saja akan berbeda dengan indu katanya sendiri. Membersamai memilki kelas kata verba atau kata kerja. Proses terjadinya kata kerja karena adanya imbuhan ber yang bermakna melakukan tindakan. </div><div><br /></div><div><span style="background-color: #fcff01;">Jadi, <b>membersamai adalah tindakan seseorang terhadap subjek lain dalam melakukan aktifitasnya secara bersama-sama. </b>Dalam bahasa sunda bisa disebut 'babarengan'</span></div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Menggunakan Kata 'Membersamai' dalam sebuah Kalimat Sederhana</h2><div>Jika tadi sudah kita ketahui, bahwa 'membersamai' sudah jelas masuk dalam KBBI. Maka sudah sangat jelas kita bisa menggunakan kata tersebut dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun tertulis. </div><div><br /></div><div>Adapun contoh kalimat sederhana yang bisa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. yakni;</div><div>1. <b><i>Membersamai </i></b>Ibu di rumah meski sebenarnya sebentar lagi saya harus bekerja. </div><div>2. <b><i>Membersamai </i></b>kekasih hati yang tengah belajar menari</div><div>3. <b><i>Membersamai </i></b>teman terbaik di pesta ulang tahunnya</div><div><br /></div><div>Dari contoh kalimat di atas, terlihat bahwa 'membersamai' pada umumnya sering digunakan di awal kalimat. Namun ada juga yang penggunaannya di tengah kalimat, yaitu; "Terima kasih kepada ibu dan bapak guru yang telah <b><i>membersamai </i></b>kita dalam proses belajar di sekolah."</div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Kesimpulan</h2><div>Tidak heran membersamai menjadi salah satu kata yang masuk dalam KBBI. Sebab bahasa bersifat <i><b>dinamis dan arbriter</b></i>. </div><div><br /></div><div><i>Manasuka atau Arbitrer berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Makna sebuah kata tergantung dari konvensi (kesepakatan) masyarakat bahasa yang bersangkutan (Keraf, 2004: 2).</i></div><div><br /></div><div>Wajar adanya jika banyak kata baru yang muncul dalam setiap tahunnya. Terlebih di era revolusi industri 5.0 ini perkembangan bahasa akan sangat pesat sekali. Keterlibatan masyarakat dalam bersosialisasi dan mencari informasi secara global dapat mendorong perkembangan bahasa lebih cepat dan dinamis. </div><div><br /></div><div>Jadi, dari berbagai rujukan dan sumber yang saya pelajari, bahwa 'membersamai' bukanlah kata yang keliru, bukan juga kasus baru dalam permasalahan bahasa. </div><div><br /></div><div>Mari bijak berbahasa sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan dan jangan terpengaruh dengan sesuatu yang terkesan indah tetapi salah. Cek terlebih dahulu pedoman-pedoman kebahasaan yang sudah terancang rapi oleh pemerintah atau Badan Bahasa. Terima kasih. (Ihsan Subhan)</div><div><br /></div><div><i style="background-color: #fcff01;">*Dilarang copy-paste artikel ini, terkecuali menyematkan sumber dan nama penulisnya. Terima kasih.</i></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com21tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-68575470520093000082023-09-30T21:46:00.003+07:002023-09-30T21:46:54.701+07:00Rekomendasi Tempat Bermain Anak di Kings Shopping Center Bandung<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU2JFvEl3Csxe9lWC0MjX2DrYJBdwZSUoEUlYf9tQXnsczyP9ca_nOTDPEmpOm6MBnpeDkKQo6N-CCmjjvaaB4WQ3fJAIL3Ivlrx1E9KNLk4lrWemXazRtzmHby2Ygun5HJM1NNDmd9_dCrhCzcK9b3JgpanUBFCWKJguF1aqifgrO3n1M8DYsQ3jrbzY/s699/Tempat%20bermain%20anak%20di%20Bandung.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Tempat bermain anak di Bandung" border="0" data-original-height="499" data-original-width="699" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU2JFvEl3Csxe9lWC0MjX2DrYJBdwZSUoEUlYf9tQXnsczyP9ca_nOTDPEmpOm6MBnpeDkKQo6N-CCmjjvaaB4WQ3fJAIL3Ivlrx1E9KNLk4lrWemXazRtzmHby2Ygun5HJM1NNDmd9_dCrhCzcK9b3JgpanUBFCWKJguF1aqifgrO3n1M8DYsQ3jrbzY/s16000/Tempat%20bermain%20anak%20di%20Bandung.jpeg" title="Tempat bermain anak di Kings Shopping Center" /></a></div><b><br /></b></div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/09/rekomendasi-tempat-bermain-anak-di-kings-shopping-center-bandung.html">Rekomendasi tempat bermain anak di Kings Shopping Bandung</a></b>, mungkin oleh sebagian orang bukan suatu hal yang luar biasa, atau bisa dianggap biasa saja. Namun bagi saya ini merupakan outing yang menarik. <div><br /></div><div>Awalnya saya agak kebingungan mencari tempat bermain anak di Bandung, yang secara umum gitu-gitu saja, dan terbilang membosankan. Terlebih kami sering outing ke taman atau tempat piknik di Bandung yang bernuansa alam. </div><div><br /></div><div>Nah dari kejenuhan dan kebosanan itu, maka kami memutuskan bermain di mall yang dekat dengan jalan Asia Afirka atau dekat juga dengan Alun-alun Bandung. Mall tersebut bernama 'Kings Shopping Center'. </div><div><br /></div><div>Sebelumnya kami parkir di gedung parkir lantai 6. Di tanggal merah rupanya lumayan cukup padat juga parkirnya. belum lagi di lantai 8. dan di lantai lainnya yang menitipkan kendaraan di sana. </div><div><br /></div><div>Nah, dulu sekali sebelum Kenzura lahir, Saya dan istri sempat ke sini juga untuk menonton film bioskop. entah kapan waktunya, dan lupa lagi tanggalnya. </div><div><br /></div><div>Karena sekarang saya sudah mempunyai dua anak, maka jelas sekali, tujuan kami untuk membahagiakan anak-anak dengan wahana permainan anak.</div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;"><b>Area Tempat Bermain Anak di Kings Shopping Center Bandung</b> </h2><div><br /></div><div>Area permain anak di Kings sangat luas, saking luasnya ada tiga mulai dari lantai 4 hinggal lantai 6. di lantai 4 kita akan menemukan wahana bermain anak yang beragam mulai dari bombom car, korsel mangkuk, kereta api, rumah balon, race car dan lainnya. Ada juga wahana VR Game. </div><div><br /></div><div>Jika kita lelah dan lapar, jangan khawatir, di lantai 4 juga tersedia foodcort dengan menu makanan yang cukup beragam. </div><div><br /></div><div>kita lanjut ke lantai 5. Di lantai 5 banyak produk elektronik, toko mainan, fashion, dan foodcort. Meski banyak toko, tetapi yang menjadi central di sana adalah tempat bermain anak. Untuk usia balita, ada mandi bola di sana, dan permainan edukasi lainnya, dan di sampingnya ada sejenis permainan time zone, yang bila kita bermain, jika beruntung maka akan keluar tiket untuk ditukar dengan marchendise. </div><div><br /></div><div>Yang terakhir adalah lantai 6. Di lantai 6, hanya ada dua area. yang satu area bioskop, dan sebelahnya area permainan anak seperti di lantai 4 dan 5. Hanya saja di lantai 6, permainan anaknya lebih menyenangkan dan besar-besar, yakni, komedi putar kuda, roller coster, halilintar, dan lainnya. </div><div><br /></div><div>Jika diumpamakan, permaian di lantai 6 tersebut seperti miniatur dufan atau jungle land. Jangan ditanya soal tiket masuk, yang pasti sangat murah meriah.</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Kesimpulan</h3><div>Itulah tadi ulasan tentang <b>tempat bermain anak</b> di <b>kings Shopping Center Bandung</b>. Semoga bermanfaat dan bisa dijadikan referensi untuk berlibut bersama keluarga tercinta. Terlebih liburan sederhana untuk anak anak yang lagi aktif-aktifnya. Terima kasih. </div><div><br /></div><div><br /></div>
<blockquote class="instagram-media" data-instgrm-permalink="https://www.instagram.com/reel/CxzcLUaymb-/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" data-instgrm-version="14" style="background: rgb(255, 255, 255); border-radius: 3px; border: 0px; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.5) 0px 0px 1px 0px, rgba(0, 0, 0, 0.15) 0px 1px 10px 0px; margin: 1px; max-width: 540px; min-width: 326px; padding: 0px; width: calc(100% - 2px);"><div style="padding: 16px;"> <a href="https://www.instagram.com/reel/CxzcLUaymb-/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" style="background: rgb(255, 255, 255); line-height: 0; padding: 0px; text-align: center; text-decoration: none; width: 100%;" target="_blank"> <div style="align-items: center; display: flex; flex-direction: row;"> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 40px; margin-right: 14px; width: 40px;"></div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center;"> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 100px;"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 60px;"></div></div></div><div style="padding: 19% 0px;"></div> <div style="display: block; height: 50px; margin: 0px auto 12px; width: 50px;"><svg height="50px" version="1.1" viewbox="0 0 60 60" width="50px" xmlns:xlink="https://www.w3.org/1999/xlink" xmlns="https://www.w3.org/2000/svg"><g fill-rule="evenodd" fill="none" stroke-width="1" stroke="none"><g fill="#000000" transform="translate(-511.000000, -20.000000)"><g><path d="M556.869,30.41 C554.814,30.41 553.148,32.076 553.148,34.131 C553.148,36.186 554.814,37.852 556.869,37.852 C558.924,37.852 560.59,36.186 560.59,34.131 C560.59,32.076 558.924,30.41 556.869,30.41 M541,60.657 C535.114,60.657 530.342,55.887 530.342,50 C530.342,44.114 535.114,39.342 541,39.342 C546.887,39.342 551.658,44.114 551.658,50 C551.658,55.887 546.887,60.657 541,60.657 M541,33.886 C532.1,33.886 524.886,41.1 524.886,50 C524.886,58.899 532.1,66.113 541,66.113 C549.9,66.113 557.115,58.899 557.115,50 C557.115,41.1 549.9,33.886 541,33.886 M565.378,62.101 C565.244,65.022 564.756,66.606 564.346,67.663 C563.803,69.06 563.154,70.057 562.106,71.106 C561.058,72.155 560.06,72.803 558.662,73.347 C557.607,73.757 556.021,74.244 553.102,74.378 C549.944,74.521 548.997,74.552 541,74.552 C533.003,74.552 532.056,74.521 528.898,74.378 C525.979,74.244 524.393,73.757 523.338,73.347 C521.94,72.803 520.942,72.155 519.894,71.106 C518.846,70.057 518.197,69.06 517.654,67.663 C517.244,66.606 516.755,65.022 516.623,62.101 C516.479,58.943 516.448,57.996 516.448,50 C516.448,42.003 516.479,41.056 516.623,37.899 C516.755,34.978 517.244,33.391 517.654,32.338 C518.197,30.938 518.846,29.942 519.894,28.894 C520.942,27.846 521.94,27.196 523.338,26.654 C524.393,26.244 525.979,25.756 528.898,25.623 C532.057,25.479 533.004,25.448 541,25.448 C548.997,25.448 549.943,25.479 553.102,25.623 C556.021,25.756 557.607,26.244 558.662,26.654 C560.06,27.196 561.058,27.846 562.106,28.894 C563.154,29.942 563.803,30.938 564.346,32.338 C564.756,33.391 565.244,34.978 565.378,37.899 C565.522,41.056 565.552,42.003 565.552,50 C565.552,57.996 565.522,58.943 565.378,62.101 M570.82,37.631 C570.674,34.438 570.167,32.258 569.425,30.349 C568.659,28.377 567.633,26.702 565.965,25.035 C564.297,23.368 562.623,22.342 560.652,21.575 C558.743,20.834 556.562,20.326 553.369,20.18 C550.169,20.033 549.148,20 541,20 C532.853,20 531.831,20.033 528.631,20.18 C525.438,20.326 523.257,20.834 521.349,21.575 C519.376,22.342 517.703,23.368 516.035,25.035 C514.368,26.702 513.342,28.377 512.574,30.349 C511.834,32.258 511.326,34.438 511.181,37.631 C511.035,40.831 511,41.851 511,50 C511,58.147 511.035,59.17 511.181,62.369 C511.326,65.562 511.834,67.743 512.574,69.651 C513.342,71.625 514.368,73.296 516.035,74.965 C517.703,76.634 519.376,77.658 521.349,78.425 C523.257,79.167 525.438,79.673 528.631,79.82 C531.831,79.965 532.853,80.001 541,80.001 C549.148,80.001 550.169,79.965 553.369,79.82 C556.562,79.673 558.743,79.167 560.652,78.425 C562.623,77.658 564.297,76.634 565.965,74.965 C567.633,73.296 568.659,71.625 569.425,69.651 C570.167,67.743 570.674,65.562 570.82,62.369 C570.966,59.17 571,58.147 571,50 C571,41.851 570.966,40.831 570.82,37.631"></path></g></g></g></svg></div><div style="padding-top: 8px;"> <div style="color: #3897f0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 550; line-height: 18px;">View this post on Instagram</div></div><div style="padding: 12.5% 0px;"></div> <div style="align-items: center; display: flex; flex-direction: row; margin-bottom: 14px;"><div> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 50%; height: 12.5px; transform: translateX(0px) translateY(7px); width: 12.5px;"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; flex-grow: 0; height: 12.5px; margin-left: 2px; margin-right: 14px; transform: rotate(-45deg) translateX(3px) translateY(1px); width: 12.5px;"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 50%; height: 12.5px; transform: translateX(9px) translateY(-18px); width: 12.5px;"></div></div><div style="margin-left: 8px;"> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 20px; width: 20px;"></div> <div style="border-bottom: 2px solid transparent; border-left: 6px solid rgb(244, 244, 244); border-top: 2px solid transparent; height: 0px; transform: translateX(16px) translateY(-4px) rotate(30deg); width: 0px;"></div></div><div style="margin-left: auto;"> <div style="border-right: 8px solid transparent; border-top: 8px solid rgb(244, 244, 244); transform: translateY(16px); width: 0px;"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; flex-grow: 0; height: 12px; transform: translateY(-4px); width: 16px;"></div> <div style="border-left: 8px solid transparent; border-top: 8px solid rgb(244, 244, 244); height: 0px; transform: translateY(-4px) translateX(8px); width: 0px;"></div></div></div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center; margin-bottom: 24px;"> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 224px;"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 144px;"></div></div></a><p style="color: #c9c8cd; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-top: 8px; overflow: hidden; padding: 8px 0px 7px; text-align: center; text-overflow: ellipsis; white-space: nowrap;"><a href="https://www.instagram.com/reel/CxzcLUaymb-/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" style="color: #c9c8cd; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 17px; text-decoration: none;" target="_blank">A post shared by Ihsan Subhan (@subhanihsan)</a></p></div></blockquote> <script async="" src="//www.instagram.com/embed.js"></script><br />Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-29201473539903342012023-09-01T23:41:00.004+07:002023-09-18T21:18:11.534+07:00Kumpulan Puisi Tentang Petani, Memperingati Hari Tani Nasional <div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw-jWIBjNJzKKnKd4hvVLzJ3A_5tdnD15YgPhHJBszlKn-aUqy40JpBVgrF0dj6mURKVTYbAtkyK1fFIJmKYsYHT-tsqLx9HwAlD8UxkvBEibMYt9E_S0Y_0lX95CyQdZLl5I_eQZ5I8kX7MhM0sFs7NoKiRi8hqsAaWlPdTSqfXGsD_FRZESf4iBDW-A/s800/Puisi%20Hari%20Tani.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Puisi Hari Tani" border="0" data-original-height="450" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw-jWIBjNJzKKnKd4hvVLzJ3A_5tdnD15YgPhHJBszlKn-aUqy40JpBVgrF0dj6mURKVTYbAtkyK1fFIJmKYsYHT-tsqLx9HwAlD8UxkvBEibMYt9E_S0Y_0lX95CyQdZLl5I_eQZ5I8kX7MhM0sFs7NoKiRi8hqsAaWlPdTSqfXGsD_FRZESf4iBDW-A/s16000/Puisi%20Hari%20Tani.jpg" title="Puisi tentang Petani atau Pertanian" /></a></div><br /><b><br /></b></div><div><b><br /></b></div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/09/kumpulan-puisi-tentang-petani.html">Puisi Tentang Petani</a></b> adalah puisi-puisi yang bertemakan tentang kehidupan petani dan hal-hal yang berhubunngan dengan pertanian. <div><br /></div><div>Dalam memperingati Hari Tani Nasional yang jatuh pada tanggal 24 September setiap tahunnya, dengan ini saya mencoba untuk menyajikan puisi-puisi dengan tema petani.</div><div><br /></div><div>Petani adalah salah satu profesi pekerjaan yang masih banyak digiati oleh masyarakah Indonesia pada umumnya. </div><div><br /></div><div>Petani merupakan orang yang berjasa bagi kehidupan manusia. Sebab tanpa petani kita tidak bisa memakan hasil tani dengan mudahnya saat ini. </div><div><br /></div><div>Di beberapa negara di dunia, petani sangat dihargai karena jerih payahnya dalam menanam dan merawat tetumbuhan agar buahnya dapat dikonsumsi atau dikirim ke pasar. </div><div><br /></div><div>Berikut ini adalah beberapa <b><a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi" target="_blank">puisi </a></b>yang sengaja saya tulis, sebagai tanda terima kasih saya kepada sekian banyak petani yang masih konsisten melakukan penanaman makanan pokok di Indonesia, khususnya beras.</div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Pandanwangi </h2><div>Karya: Ihsan Subhan</div><div><br /></div><div>Bagaimana aku bisa memakan nasi sewangi ini</div><div>yang berasnya berasal dari kegigihan hati</div><div>dan dipenuhi keikhlasan diri </div><div>yang tanahnya gembur meski disembur terik matahari</div><div>dan dihujani dengan keberkahan air Tuhan yang Maha Suci</div><div><br /></div><div>Bagaimana aku bisa menyantap nasi segurih ini</div><div>tanpa harus menaburi bubuk garam dan micin</div><div>cukup dimasak dengan didih air dan panas uap sesuai porsi</div><div>dan jangan lupa, setelah nasi matang</div><div>bayangkan diri tengah berada di tepi pesawahan</div><div>sambil menangkap angin dingin yang berhamburan</div><div><br /></div><div>Bagaimana aku bisa mengunyah nasi selembut ini</div><div>yang berasnya berasal dari jerih payah para petani </div><div>bercocok tanam di pagi hari</div><div>dan pulang sering membawa mimpi</div><div><br /></div><div>Cianjur, 1 September 2023</div><div><br /></div><div><br /></div><div><h2>Menanam Cinta</h2><div>Karya: Ihsan Subhan</div></div><div><br /></div><div>Mari menanam tetumbuhan </div><div>apapun itu, termasuk buah-buahan</div><div>di halaman rumah </div><div>atau di kebun belakang rumah</div><div><br /></div><div>jika ternyata tak ada lagi lahan yang tersisa</div><div>tanamlah cinta di hati kita</div><div>dan siramlah dengan ketulusan </div><div>yang kita punya</div><div><br /></div><div>mari menanam huruf huruf</div><div><br /></div><div> </div><div><br /></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-20140578535360986542023-08-14T10:25:00.002+07:002023-08-14T13:36:27.355+07:00Lomba Menulis Puisi 2023 untuk Guru <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfw8OV1mYRDyXuL_TzxZySKlHqAsfS6i3kBdkfRMSI60D8rf5xSKnKAenfnTcBSt57AbfNs0vxF17iMY8bFvQBRy7Pq4-oOUnxBhJKYG0skGrkr1ZBHssHmNXJxi6XMLCXGUUrPqFNMnGlePQla9Zq-egzhMGSCepBOy4qwzBwZv_ckvKZ0w9-64SGWOw/s1080/Poster%20Lomba%20Menulis%20Puisi%202023%20untuk%20Guru.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Lomba menulis puisi 2023 untuk guru" border="0" data-original-height="615" data-original-width="1080" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfw8OV1mYRDyXuL_TzxZySKlHqAsfS6i3kBdkfRMSI60D8rf5xSKnKAenfnTcBSt57AbfNs0vxF17iMY8bFvQBRy7Pq4-oOUnxBhJKYG0skGrkr1ZBHssHmNXJxi6XMLCXGUUrPqFNMnGlePQla9Zq-egzhMGSCepBOy4qwzBwZv_ckvKZ0w9-64SGWOw/s16000/Poster%20Lomba%20Menulis%20Puisi%202023%20untuk%20Guru.jpg" title="Lomba menulis puisi 2023 untuk guru" /></a></div><br /><div><br /></div><div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/08/lomba-menulis-puisi-2023-untuk-guru.html">Lomba Menulis Puisi 2023 untuk Guru</a></b> adalah lomba cipta puisi yang diselenggarakan oleh <a href="https://ruangbacakomunitas.com/lomba-cipta-puisi-kebangsaan-untuk-guru-se-kota-banjar/" target="_blank">Ruang Baca Komunitas</a> kerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek RI. </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Prolog</h2><div>Mencipta puisi adalah seni mengungkapkan perasaan dan gagasan melalui media kata dan kepekaan bahasa. Lomba Menulis Puisi 2023 untuk guru bertujuan untuk mewadahi gagasan, ide, imajinasi, serta kreativitas para guru terkait semangat kebangsaan melalui penulisan puisi. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong peningkatan dan pengembangan apresiasi sastra, memupuk kepekaan berbahasa serta memacu semangat dan merangsang kreativitas para guru untuk berkarya.</div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Syarat dan Ketentuan:</h2><div><ol style="text-align: left;"><li>Terbuka untuk semua guru yang bertugas di Kota Banjar dalam berbagai tingkatan (TK/PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA).</li><li>Tema utama puisi tentang “Kebangsaan” dengan sub-tema meliputi: cinta tanah air, persatuan, bhineka tunggal ika, kebanggaan pada bendera merah putih, kebanggaan pada bangsa, budaya dan bahasa Indonesia, toleransi, solidaritas sosial, pendidikan, merdeka belajar, patriotisme, kepahlawanan, dan sub tema lainnya yang relevan dengan semangat kebangsaan. </li><li>Karya puisi yang dilombakan belum pernah dipublikasikan atau diterbitkan dalam bentuk buku atau sejenisnya, serta tidak sedang diikutsertakan dalam lomba atau dalam kegiatan serupa lainnya. </li><li>Karya puisi yang diikutsertakan bukan saduran, terjemahan, plagiasi ataupun murni menjiplak atau memodifikasi dari naskah puisi yang telah ada sebelumnya. </li><li>Dewan Juri akan memilih dan menetapkan 3 (tiga) Juara Utama, yakni Juara I, Juara II, dan Juara III serta 7 (tujuh) Juara Favorit. </li><li>Dewan Juri berasal dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) Kemendikbudristek/Balai Bahasa Jawa Barat, Penerbit Lingkaran Yogyakarta/Fakultas Sastra UGM dan YRBK. Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat. </li><li>Kriteria penilaian untuk cipta puisi meliputi tiga hal, yaitu: kesesuaian tema (30 persen); diksi, gaya bahasa, dan penyajian (30 persen), serta keutuhan dan keaslian/orisinalitas (40 persen).</li><li>Teknis pengiriman karya:</li></ol></div><div><ul style="text-align: left;"><li>Peserta mengisi pendaftaran pada link: <a href="https://s.id/lombaciptapuisi">https://s.id/lombaciptapuisi</a></li><li>Isian meliputi data: nama peserta, asal sekolah, nomor kontak, unggahan 1 (satu) karya puisi, bionarasi singkat penulis, serta surat pernyataan keaslian karya puisi yang dibubuhi tanda tangan peserta. </li><li>Naskah puisi dan bionarasi dimaksud dibuat dalam file dengan format word. Sementara surat pernyataan keaslian karya yang dibubuhi tanda tangan peserta dibuat dalam file dengan format pdf.</li><li>Pendaftaran dan pengiriman karya dimulai 7 Agustus 2023 dan berakhir pada 17 Agustus 2023 pukul 21.00 WIB.</li></ul></div><h2 style="text-align: left;"> Apresiasi dan hadiah:</h2><div>Panita akan memberikan apresiasi, penghargaan dan hadiah berupa Piagam Penghargaan, Piala/Plakat, Uang dengan jumlah nominal sebagai berikut:</div><div><ul style="text-align: left;"><li>Juara I: 1.500.000,- (Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)</li><li>Juara II: 1.250.000,- (Satu Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)</li><li>Juara III: 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah)</li><li>Juara Favorit untuk 7 orang @500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah) </li></ul></div><div>Sebagai bentuk apresiasi, puisi para Juara dan puisi terpilih lainnya akan didokumentasikan dalam buku Antologi Puisi Kebangsaan. </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Penilaian </h2><div>Penilaian oleh Dewan Juri dilakukan pada akhir Agustus – September 2023, pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah akan disinergikan dengan kegiatan Pagelaran Sastra Kota Banjar dalam rangka mengkhidmati “Bulan Bahasa” pada akhir Oktober 2023. </div><div><br /></div><div>Keterangan lebih lanjut dapat disimak dalam file berikut:</div><div><a href="https://drive.google.com/file/d/1fkg6wl5QLvKEqm63xp9RULfbFnEtzkXO/view?usp=sharing" target="_blank">Ketentuan Lomba Cipta Puisi.pdf</a> </div><div><br /></div><div>Itu tadi <a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/Info%20Sastra">info sastra</a> <b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/08/lomba-menulis-puisi-2023.html" target="_blank">lomba menulis puisi 2023</a> </b>untuk guru di semua jenjang pendidikan, yang diselenggarakan oleh Ruang Baca Komunitas atas bantuan pemerintah bidang kebahasaan dan kesastraan Pusat Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek RI. </div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-27146784973911665182023-08-14T09:50:00.001+07:002023-08-14T09:54:06.804+07:00Lomba Menulis Puisi 2023, Tema Kota Lama dan Teluk Kendari<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj9x6yMh3C28oRDeaVwAQ_dIzqoUtiEZ0v9PlTpjl5HCrCPdEygUFByNs5y2QBhtOE8pvF6GLUcbLXBJOCrDhXRj8PLafJonp9mnTxFLp0xPC2CX45SngZXWv0fG6TSvRejcmAvP0dgxkRKum3USJiyPckULFQ1yAAaYAzbGBrH5vJFwYM_9xR5UtEu94/s1600/Poster%20Festival%20Sastra%20Kota%20Lulo%20Lomba%20Cipta%20Puisi.jpeg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Lomba Menulis Puisi 20233" border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1131" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj9x6yMh3C28oRDeaVwAQ_dIzqoUtiEZ0v9PlTpjl5HCrCPdEygUFByNs5y2QBhtOE8pvF6GLUcbLXBJOCrDhXRj8PLafJonp9mnTxFLp0xPC2CX45SngZXWv0fG6TSvRejcmAvP0dgxkRKum3USJiyPckULFQ1yAAaYAzbGBrH5vJFwYM_9xR5UtEu94/s16000/Poster%20Festival%20Sastra%20Kota%20Lulo%20Lomba%20Cipta%20Puisi.jpeg" title="Lomba Menulis Puisi 20233" /></a></div><br /><b><br /></b></div><div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/08/lomba-menulis-puisi-2023.html">Lomba Menulis Puisi 2023</a></b> dengan Tema Kota Lama dan Teluk Kendari, merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Festival Sastra Kota Lulo yang diselenggarakan oleh Pustaka Kabanti Kendari. Acara tersebut adalah bagian dari kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;"><b>Prolog</b></h2><div>Puisi adalah suara seorang penulisnya yang digali dari penghayatan atas dunia di sekelilingnya. Puisi, walaupun ia hasil kerja personal, tetapi proses penciptaannya tidak dapat dipisahkan dengan realitas yang mengitarinya. Hal ini menunjukkan bahwa penyair selalu terhubung bahkan terikat dengan bagian tertentu sebuah kota dan hiruk-pikuk dunia keseharian, tempat ia hidup.</div><div><br /></div><div>Puisi dapat dilahirkan dari sebuah objek atau tempat tertentu sebagai tanda bahwa penyairnya memberikan penghikmatan atas objek dimaksud. Tempat atau objek itu bisa saja adalah sebuah kota itu sendiri atau bahkan sesuatu yang sudah menjadi ikon kota. Puisi dengan demikian, memiliki peran untuk memperkenalkan sebuah penanda penting kota dari perspektifnya sebagai seorang penyair.</div><div><br /></div><div>Pustaka Kabanti Kendari ingin menjadi bagian atas penghikmatan bagi sebuah penanda kota untuk dijadikan sumber penulisan puisi. Untuk itu, Pustaka Kabanti Kendari mengadakan Sayembara Cipta Puisi Se-Sulawesi Tenggara dengan tema “Kota Lama dan Teluk Kendari” untuk menjadi dasar penulisan puisi bagi peserta sayembara.</div><div><br /></div><div>Kota Lama dan Teluk Kendari adalah dua penanda yang tidak dapat dipisahkan dengan tumbuh kembangnya kota ini. Kota Lama adalah titik awal kota Kendari yang kini sudah sayup-sayup suaranya karena terpinggirkan oleh perubahan. Kendari dikenal sebagai kota teluk yang juga telah mengalami perubahan seiring perkembangan kota.</div><div><br /></div><div>Menulis puisi bertema Kota Lama dan Teluk Kendari tentu menjadi sebuah tantangan kreatif melalui kacamata yang kritis dan reflektif. Untuk itu, kami mengundang masyarakat Sulawesi Tenggara untuk mengikuti sayembara ini.</div><div><br /></div><div>Lomba Menulis Puisi 2023 atau sayembara ini bagian dari Festival Sastra Kota Lulo, yang ditaja oleh <a href="https://pustakakabanti.wordpress.com/2023/08/13/sayembara-cipta-puisi-se-sulawesi-tenggara-2023-pustaka-kabanti-kendari/">Pustaka Kabanti Kendari</a>, terselenggara berkat Bantuan Komunitas dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.</div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Ketentuan Umum</h2><div>1. Terbuka untuk masyarakat Sulawesi Tenggara tanpa batasan usia, ditandai dengan kartu identitas yang berlaku.</div><div>2. Setiap peserta hanya dapat mengirim 1 (satu) puisi terbaik.</div><div>3. Puisi belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apa pun seperti buku cetak, e-book, platform digital apa pun.</div><div>4. Puisi karya sendiri, bukan hasil plagiat, saduran, atau dibuatkan orang lain.</div><div>5. Peserta akan didiskualifikasi apabila terbukti puisinya hasil plagiat, saduran, atau dibuatkan orang lain.</div><div>6. Puisi tidak sedang diikutkan dalam sayembara serupa.</div><div>7. Panitia akan melakukan pengecekan digital untuk memastikan keaslian karya.</div><div>8. Mengirim surat pernyataan keaslian karya yang ditandatangani.</div><div>9. Peserta memeriksa lagi puisinya agar tidak ada salah ketik (typo).</div><div>10. Setiap peserta diharuskan mengikuti (follow) Instagram: @pustaka.kabanti_sg</div><div>dan Halaman Facebook: Pustaka Kabanti Kendari</div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Ketentuan Khusus</h2><div>1. Puisi dapat memilih salah satu tema, yakni Kota Lama, Teluk Kendari, atau keduanya yang digabung dalam satu puisi.</div><div>2. Puisi menggunakan ukuran halaman A4, spasi 1, huruf Times New Roman, ukuran 12.</div><div>3. Puisi maksimal dua halaman.</div><div>4. Peserta adalah warga Sulawesi Tenggara, dibuktikan dengan mengirimkan fotokopi kartu identitas yang berlaku.</div><div>5. Pada bagian bawah puisi, ditulis biodata singkat, disertai nomor telepon yang dapat dihubungi.</div><div>6. Puisi yang dikirim, disertai surat pengantar peserta. Puisi dikirim dalam bentuk lampiran (attachment).</div><div>7. Puisi dikirim melalui pos-el (email): pustaka.kabanti.kendari@gmail.com</div><div>8. Format pengiriman: Nama Lengkap_Judul Karya</div><div>(contoh: Putri Melati_Jalan Berliku)</div><div>9. Batas akhir pengiriman puisi: 20 September 2023, pukul 23.59 Wita.</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Lain-lain</h3><div>1. Hak cipta puisi sepenuhnya milik penulis.</div><div>2. Puisi pemenang diterbitkan menjadi buku digital (e-book) oleh Pustaka Kabanti Kendari.</div><div>3. Buku digital (e-book) akan diluncurkan pada puncak Festival Sastra Kota Lulo</div><div>4. Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu-gugat dan tidak diadakan surat-menyurat.</div><div>5. Pajak ditanggung pemenang.</div><div>6. Sayembara ini tertutup bagi anggota Pustaka Kabanti dan keluarga inti dewan juri.</div><div>7. Pengumuman ini bisa diakses di https://pustakakabanti.wordpress.com/</div><div>8. Dewan juri terdiri atas penyair dan akademisi/kritikus sastra Indonesia</div><div>9. Para pemenang akan diumumkan pada puncak Festival Sastra Kota Lulo, Oktober 2023 di Pustaka Kabanti, Kompleks BTN Puri Tawang Alun 2, Padaleu, Kambu, Kendari.</div><div>10. Kepastiaan tanggal pengumuman, akan disampakan kemudian.</div><div>11. Narahubung: Syaifuddin Gani (085247877676) dan Iwan Konawe (085230397400)</div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Hadiah</h2><div>• Juara I: Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) + piala</div><div>• Juara II: Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) + piala</div><div>• Juara III: Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) + piala</div><div>• Harapan I: Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) + piala</div><div>• Harapan II: Rp 400.000,00 (Empat ratus ribu rupiah) + piala</div><div>• Harapan III: Rp 350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) + piala</div><div>• Favorit I: Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) + buku</div><div>• Favorit II: Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) + buku</div><div>• Favorit III: Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) + buku</div><div>• Favorit III: Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) + buku</div><div>Seluruh peserta mendapatkan piagam penghargaan</div><div><br /></div><div>Selamat Mengikuti Lomba!</div><div><br /></div><div>Demikian <a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/Info%20Sastra">info sastra </a><b>Lomba Menulis Puisi 2023</b> pada kegiatan Festival Sastra Kota Lulo. Semoga bermanfaat. </div><div><br /></div><div>Sumber Info: WAG Koordinasi Banpem 2023 dan <a href="https://pustakakabanti.wordpress.com/2023/08/13/sayembara-cipta-puisi-se-sulawesi-tenggara-2023-pustaka-kabanti-kendari/">Pustaka Kabanti Kendiri</a> </div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-71249084096001324482023-08-08T00:20:00.002+07:002023-08-08T00:20:33.370+07:00Pengalaman Mendapat Penghargaan Bidang Kebahasaan dan Kesastraan Kemendikbudristek RI<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8B5SrZdyGls0T21ux3lVLEbuZ7eKacwwij4KcG6dY7eJpdgx0f9kqS6TGfT0glGWB__RMh7mDDnS8bgjgj7LJCgT1mVuUzIULByhLBi7oxr7Di3OMVgbBe7H4lEwJlfxCtQiWTyNOG84A2Vj6fRX6xJRWjVmKJCZtPmZINofkG7RDQ3oQztG3OmVw2sg/s800/Poster%20Banpem%20Bidang%20Kebahasaan%20dan%20Kesastraan%20Kemendikbudristek%20RI.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Poster Banpem Bidang Kebahasaan dan Kesastraan Kemendikbudristek RI" border="0" data-original-height="481" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8B5SrZdyGls0T21ux3lVLEbuZ7eKacwwij4KcG6dY7eJpdgx0f9kqS6TGfT0glGWB__RMh7mDDnS8bgjgj7LJCgT1mVuUzIULByhLBi7oxr7Di3OMVgbBe7H4lEwJlfxCtQiWTyNOG84A2Vj6fRX6xJRWjVmKJCZtPmZINofkG7RDQ3oQztG3OmVw2sg/s16000/Poster%20Banpem%20Bidang%20Kebahasaan%20dan%20Kesastraan%20Kemendikbudristek%20RI.png" title="Poster Banpem Bidang Kebahasaan dan Kesastraan Kemendikbudristek RI" /></a></div><br /><b><br /></b></div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/08/pengalaman-mendapat-penghargaan-bidang-kebahasaan-dan-kesastraan-kemendikbudristek-ri.html">Penghargaan Bidang Kebahasaan dan Kesastraan</a></b> - Awalnya, di beberapa Whatsapp Group (WAG) Sastra yang saya ikuti di Ruang Sastra, Jazirah Sastra, Dari Negeri Poci, Hari Puisi Indonesia, dan lainnya. Tiba tiba ada dari salah satu anggota group mengirim link pengumuman dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknlogi (Kemendikburistek) Republik Indonesia, untuk para pegiat sastra. Program tersebut diberi nama Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan Penguatan Komunitas Sastra tahun 2023. <div><br /></div><div>Setelah saya pelajari, ternyata memang pemerintah telah menganggarkan dana miliaran rupiah untuk para pegiat sastra. Ada tiga kategori penerima bantuan tersebut; yang pertama bantuan kegiatan untuk komunitas sastra, pengharagaan komunitas sastra, dan penghargaan perseorangan pegiat sastra.</div><div><br /></div><div>Dari ketiga kategori tersebut, maka saya memutuskan untuk mengikuti seleksi penerima Banpem tersebut dengan kategori penghargaan perseorangan. Alasannya adalah, karena untuk penghargaan perseorangan tidak wajib mengirimkan laporan kegiatan, karena memang penghargaan perseorangan ini bentuknya semacam apresisasi dari pemerintah terhadap pelaku sastra di Indonesia. </div><div><br /></div><div>Terlebih, jika saya mengikuti menggunakan komunitas sastra yang saya giati, itu dipastikan tidak akan lolos, karena ada syarat wajib bagi komunitas sastra, harus sudah memiliki legitimasi yang sah dari kemenkumham dan berakta notaris. Selain itu untuk komunitas sastra, meski anggaran yang akan diterima bisa hingga ratusan juta. Namun dipastikan ke depannya akan ada laporan kegiatan yang harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan.</div><div><br /></div><div>Maka Penghargaan Perseorangan lah yang saya yakini lebih menarik dan menantang. Pegiat sastra se-Indonesia sudah dipastikan akan sangat banyak, dan betul saja, yang mendaftarkan diri sampai dengan 500 lebih komunitas dan perseorangan.</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Meraih Penghargaan Bidang Kesastraan dan Kebahasaan</h3><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgprWCPqNNZhmdrOQNkRk4Xzsx1Wvo1HFS5qbjs39vYoI4aymcuIy3bIs8Lr2Vb4GkhuvIOedOtN3pwFZYlyACesbfHLes1bbpWtQdSt6F1o_u-OHCJWdGf1TTuQ12e99Lk8VcrKB8NGlm2lDdcnI8AcXPsflG59yrtLdMqdB8z98vwr3UWU9KnwazWh2g/s800/Ihsan%20Subhan%20bersama%20Ibu%20Kepala%20Badan%20Bahasa%20Jawa%20Barat.png" imageanchor="1" style="clear: left; display: inline !important; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img alt="Penghargaan Bidang Kebahasaan dan Kesastraan" border="0" data-original-height="481" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgprWCPqNNZhmdrOQNkRk4Xzsx1Wvo1HFS5qbjs39vYoI4aymcuIy3bIs8Lr2Vb4GkhuvIOedOtN3pwFZYlyACesbfHLes1bbpWtQdSt6F1o_u-OHCJWdGf1TTuQ12e99Lk8VcrKB8NGlm2lDdcnI8AcXPsflG59yrtLdMqdB8z98vwr3UWU9KnwazWh2g/s16000/Ihsan%20Subhan%20bersama%20Ibu%20Kepala%20Badan%20Bahasa%20Jawa%20Barat.png" title="Penghargaan Bidang Kebahasaan dan Kesastraan" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ihsan Subhan bersama Kepala Badan Bahasa Jawa Barat, saat pemberkasan di Badan Bahasa Jawa Barat.</td></tr></tbody></table><div><br /></div><div>Pada tanggal 6 Juli 2023, seorang kawan dari Pekanbaru yang juga sesama penyair dan pegiat sastra, menghubungi saya melalui pesan WA. Ia bernama Asqalani eNeSTe. Ia mengucapkan selamat kepada saya atas terpilihnya menjadi salah satu penerima penghargaan dari Badan Bahasa. Sontak saya langsung buka website <a href="https://spiritpusbanglin.kemdikbud.go.id/banpem.php?param=-420" target="_blank">Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa</a>.</div><div><br /></div><div>Pengumuman dikemas dalam bentuk SK dalam format PDF. Setelah diunduh dan dibuka, ternyata benar, nama saya <b>IHSAN SUBHAN</b> tertera dalam SK penerima bantuan pemerintah di kategori penghargaan perseorangan, dan disampingnya terdapat kolom besaran dan bantuan Rp. 25.000.000,-. </div><div><br /></div><div>Rasa gembira terpancar, dan langsung berteriak sambil menghampiri istri dan anak saya, untuk memperlihatkan keberhasilan saya. Padahal pada waktu itu saya sedang terburu buru ada janji dengan kawan, dan sudah menyalakan mobil, seraya siap <i>ngegas</i> ke luar rumah. </div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Penilaian Kurator/Dewan Juri</h3><div>Dalam sebuah acara <i>meeting zoom </i>yang diselenggarakan oleh Badan Bahasa, Kepala Badan Bahasa memang tidak menyebutkan siapa saja yang menjadi jurinya. Namun beliau menegaskan, penilaian sangat selektif dan objektif, dan dilakukan oleh juri yang mumpuni di bidangnya. </div><div><br /></div><div>Meski kami tidak diberitahu siapa namanya, saya yakin para juri adalah orang yang saya kenal; mereka adalah sastrawan Indonesia, dan akademisi sastra, yang sudah teruji secara kekaryaan dan rekam jejaknya di bidang sastra sudah jauh lebih melangit ketimbang saya.</div><div><br /></div><div>Selain itu, saya meyakini keberhasilan ini adalah, karena dalam portofolio yang saya tulis, dibuat detail dan estetis. Terlebih salah satu yang saya muat di PF adalah puluhan buku antologi puisi karya-karya saya bersama penyair Asia Tenggara, dan juga saya melampirkan kegiatan sastra yang paling menonjol yang saya ikuti adalah menjadi peserta pada kegiatan Festival Puisi Nelayan di Johor Malaysia.</div><div><br /></div><div>Tidak hanya itu, portofolio saya dilengkapi dengan sematan kutipan judul tulisan tulisan esai sastra saya yang sudah dimuat di berbagai media nasional, dan rekam jejak lainnya sepertti puisi-puisi saya yang sering dimuat di media cetak dan online.</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Harapan dan Doa</h3><div>Setidaknya, meski puluhan tahun saya bergiat dengan dunia kesastraan, akhirnya saya bisa mendaparkan penghargaan, yang sebelumnya belum pernah mendapatkan penghargaan semewah ini. </div><div><br /></div><div>Semoga penghargaan ini, bisa menjadikan saya sebagai manusia yang lebih pandai lagi dalam bertindak syukur. Bisa membawa saya pada jalan lebih bercahaya lagi dalam berpuisi, dan hal lainnya yang puitis.<br /><br /></div><div>Terima kasih kepada Allah SWT, Kedua orang tua, istri, anak, mertua, saudara, kerabat, dan para sahabat, yang selalu mendukung saya dalam berkarya. Terima kasih untuk semua. (*)</div><div><br /></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com22tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-56750200282710109202023-06-21T00:52:00.001+07:002023-06-21T00:52:33.626+07:00Lirik Lagu Let Me In EXO, Lirik Lagu yang Puitis <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoOBk-reAkDDw9HpdWVdGei81WQWv_5ZOFc0cw6mqlNRDrCZ3WiidRE6sPDlk80sG_E-iTYf9Bgugg0IJ1YbwgUcEAC9NZB07sbf3ZqWjHzhhcTnH8Y-NCWe5M5N3dfdnjH7bLx3whBG3daWrQDOroQnCMW3kr96eR9jqtKoC2sb0VXq0fvfA6yarcIYE/s800/Lirik%20Lagu%20Let%20Me%20In%20EXO.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Lirik Lagu Let Me In EXO" border="0" data-original-height="450" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoOBk-reAkDDw9HpdWVdGei81WQWv_5ZOFc0cw6mqlNRDrCZ3WiidRE6sPDlk80sG_E-iTYf9Bgugg0IJ1YbwgUcEAC9NZB07sbf3ZqWjHzhhcTnH8Y-NCWe5M5N3dfdnjH7bLx3whBG3daWrQDOroQnCMW3kr96eR9jqtKoC2sb0VXq0fvfA6yarcIYE/s16000/Lirik%20Lagu%20Let%20Me%20In%20EXO.jpg" title="Lirik Lagu Let Me In EXO" /></a></div><br /><div><br /></div><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/06/lirik-lagu-let-me-in-exo .html"><b>Lirik Lagu Let Me In</b> </a><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/06/lirik-lagu-let-me-in-exo .html">EXO</a> </b>yang dibawakan Boyband asal Korea Selatan, EXO, sungguh mengganggu pikiran saya. Sebab setelah saya baca terjemahannya, ternyata di dalam lirik tersebut memiliki banyak diksi puitis.<div><br /></div><div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/Lirik%20Lagu" target="_blank">Lirik lagu</a></b> yang baru saja rilis pada tanggal 12 Juni 2023 pekan lalu itu, membuat saya ingin menuliskannya sebagai ulasan atau esay menarik.</div><div><br /></div><div>Sebelum kepada lirik lagu Let Me In EXO dengan terjemahan bahasa Indonesianya, saya akan memulainya dengan menyoroti dari judul. Ya, judulnya sederhana, yakni Let Me In, yang berarti Biarkan Aku Masuk. </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Judul Memiliki Diksi yang Puitis dan Romantis </h2><div><br /></div><div>Jika diperhatikan susunan klausanya memang sederhana. Namun diksinya sangat puitis dan romantis. Kenapa disebut puitis, karena ada unsur puisi di dalamnya, yaitu ada bunyi aliterasi di dalamnya. Aliterasi sendiri adalah banyaknya huruf konsonan dalam satu baris dalam puisi. misal; 'biarkan aku masuk' memiliki 3 huruf konsonan yang dominan, yaitu huruf 'k', dan jika dibaca itu akan sangat terasa nyaman diucapkannya. </div><div><br /></div><div>Selain itu, klausa 'biarkan aku masuk' adalah klausa yang jika diimajinasikan dapat menyentuh hati, ada rasa dan kesan romantis. Karena kita akan membayangkannya kata 'masuk' adalah bukan makna untuk benda mati, tetapi benda hidup,. yaitu hati. Dari imajinasi seperti itulah maka kita akan mengalami romansa lain, atau romantisme dalam judul tersebut. </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Cerita Cinta dan Lirik Lagu yang Puitis </h2><div><br /></div><div>Let Me In menceritakan tentang seorang laki-laki yang mengagumi dan mencintai seorang perempuan hingga ingin selalu bersama (bisa sebaliknya) karena dalam lirik Let Me In, subjeknya dibuat netral. artinya bisa untuk laki-laki, bisa juga untuk perempuan.</div><div><br /></div><div>Di bait pertama, sebuah lirik ditulis 'kau yang hilang dalam kegelapan/tunggulah aku jangan bersembunyi lagi'. Ini adalah awal yang mudah kita tebak, bahwa seseorang yang dikaguminya pernah menghilang, saking sulitnya bertemu dan tak tau di mana keberadaannya, maka diibaratkan dengan diksi 'kegelapan'.</div><div><br /></div><div>dari kehilangannya itu, dia mempunyai keinginan yang sangat ia dambakan, ingin memeluk, ingin mencium, ingin terus bersama, ingin dibawa ke mana pun orang yang dikaguminya pergi.</div><div><br /></div><div>Uniknya, dan sangat menarik perhatian saya, lagi-lagi ada kata-kata puitis di dalamnya. Ada pribahasa yang dibuat dalam kirik Let Me In, yakni 'datanglah padaku, seperti halnya gelombang'.</div><div><br /></div><div>Majas yang digunakan adalah majas Simile, yaitu majas yang menggunakan kata bagaikan, seperti, laksana, umpama, dan kata lain sejenisnya. 'Datanglah padaku, <span style="background-color: #fcff01;">seperti</span> halnya gelombang' merupakan majas simile. </div><div><br /></div><div>Kemudian, di bait selanjutnya kita akan menemukan kalimat 'Dengan hati yang hampa, terbaring dalam gelombang' adalah hiperbola, sebuah perbandingan yang dilebih-lebihkan keadaannya, seperti dalam kalimat dalam lirik tersebut. </div><div><br /></div><div>Hatinya tak menentu dan pasrah, karena orang yang dikaguminya tidak ada di sisinya, Bahkan ia sering merindukan oarang yang dicintainya.</div><div><br /></div><div>Di dalam kerinduannya itu, banyak keinginan-keinginan yang ingin dilakukan olehnya. Seperti mencium, memeluk, dan berpergian kemanapun dibawa. Asal bersamanya.</div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Lirik Lagu Let Me In - EXO dengan Terjemahan Bahasa Indonesia </h2><div><br /></div><div>Eodum sogeuro sarajineun neo</div><div>(Kau yang menghilang dalam kegelapan)</div><div>Gidaryeo tto sumji malgo</div><div>(Tunggulah aku, jangan bersembunyi lagi)</div><div>Heoujeokdaejana</div><div>(Kau berjuang dengan sekuat tenaga)</div><div>Jamgyeodo dwae daman</div><div>(Tak apa-apa meski kau tenggelam, namun)</div><div>Mulgyeolchideut naege wajwo</div><div>(Datanglah padaku seperti halnya gelombang)</div><div><br /></div><div>Neo eopsineun byeol bol il eopseojyeo</div><div>(Tanpamu, tak ada yang menarik untuk dilihat)</div><div>Natdo bamdo dalgapjiga anko</div><div>(Siang dan malam tak lagi terasa nyaman)</div><div>Gongheohan mameul padoe nupin chae</div><div>(Dengan hati yang hampa, terbaring dalam gelombang)</div><div>Wonhago isseo itorok</div><div>(Aku sungguh menginginkanmu)</div><div><br /></div><div>Nareunhan ne pumsok tteodanigo sipeo</div><div>(Aku ingin mengapung dalam dekapanmu yang lembut itu)</div><div>Geureol suman itdamyeon</div><div>(Andai aku bisa melakukannya)</div><div>Nal ana let me in</div><div>(Peluklah diriku ini, biarkan aku masuk)</div><div><br /></div><div>Cuz its blue</div><div>(Karena itu begitu biru)</div><div>Neoui du nun</div><div>(Matamu itu)</div><div>Gotta let me in</div><div>(Kau harus membiarkanku memasukinya)</div><div>You’re the ocean</div><div>(Kau adalah samudera)</div><div>Maeil gachi gidaryeo</div><div>(Aku menunggumu setiap hari)</div><div><br /></div><div>Hey Ne mameul bol suman itdamyeon</div><div>(Andai aku bisa melihat isi hatimu itu)</div><div>Jom deo gipi</div><div>(Sedikit lebih dalam lagi)</div><div>Nopi tteun pado morasewo</div><div>(Menggulung ombak yang begitu tinggi itu)</div><div>Deocheul chideusi gamssa anji</div><div>(Seperti sebuah jebakan, kau menyelimuti diriku ini)</div><div>Hwipsseullineun geon gyesok nae jjok</div><div>(Aku terus terbawa arus ke arahmu)</div><div>Aesseo maebeon oemyeonhago oechyeodaedo</div><div>(Meskipun aku berusaha menghindar dan berteriak berulang kali)</div><div>Daechaek eopsi deopchineun neo</div><div>(Kau terus menyerangku tanpa ada penyelesaian)</div><div><br /></div><div>Imi yeogin jeo</div><div>(Di sini, di tempat ini)</div><div>Taeyang bitdo dachi ana</div><div>(Matahari bahkan tak pernah menyentuhku)</div><div>Ganeumi an doel mankeum</div><div>(Tak terukur seberapa dalamnya itu)</div><div>Gipgo oeropjiman</div><div>(Itu begitu dalam dan juga sepi)</div><div>Neoraneun bada nal ikkeunikka</div><div>(Namun karena kau adalah lautan yang menuntun diriku ini)</div><div>Budi nal samkyeo</div><div>(Aku mohon telanlah aku)</div><div>Wonhamyeon eodideun neomeogalge</div><div>(Jika kau menginginkannya, aku akan pergi kemanapun itu)</div><div>Charari ijen momeul deonjyeo hwipsseullige</div><div>(Lebih baik sekarang aku melemparkan diriku supaya terbawa arusmu)</div><div><br /></div><div>I gamjeongdeure daehan geokjeong ttawin heullyeobonae</div><div>(Aku meninggalkan kekhawatiran tentang perasaan-perasaan ini)</div><div>Soljikan mal from deep inside</div><div>(Kata-kata yang tulus dari dalam lubuk hatiku ini)</div><div>Ajikdo neon mwol saenggakae</div><div>(Apa yang masih kau pikirkan itu?)</div><div>Damgien neomchineunde</div><div>(Itu terlalu meluap untuk menampungnya)</div><div><br /></div><div>Nareunhan ne pumsok tteodanigo sipeo</div><div>(Aku ingin mengapung dalam dekapanmu yang lembut itu)</div><div>Geureol suman itdamyeon</div><div>(Andai aku bisa melakukannya)</div><div>Nal ana let me in</div><div>(Peluklah diriku ini, biarkan aku masuk)</div><div><br /></div><div>Cuz its blue</div><div>(Karena itu begitu biru)</div><div>Neoui du nun</div><div>(Matamu itu)</div><div>Gotta let me in</div><div>(Kau harus membiarkanku memasukinya)</div><div>You’re the ocean</div><div>(Kau adalah samudera)</div><div>Maeil gachi gidaryeo</div><div>(Aku menunggumu setiap hari)</div><div><br /></div><div>Modeun geosi meomchugo</div><div>Semuanya telah terhenti</div><div>Nungwa gwireul garyeoseo</div><div>Aku menutup mata dan telingaku ini</div><div>Sum swil suga eopdaedo</div><div>Meskipun aku tak bisa bernafas</div><div>Negero negero</div><div>Aku tetap tertuju ke arahmu</div><div>Modeun geosi meomchwodo</div><div>Meski semuanya berhenti</div><div>Naege ibeul matchwojwo</div><div>Biarkanlah aku menciummu</div><div>Yeongwonhal su eopdaedo</div><div>Meskipun itu takkan abadi untuk selamanya</div><div>Idaero idaero</div><div>Seperti ini, seperti ini</div><div><br /></div><div>Nareunhan ne pumsok meomulgoman sipeo</div><div>Aku ingin berada dalam dekapanmu yang lembut itu</div><div>Gajang gipeun eodijjeum</div><div>Di suatu tempat yang paling dalam</div><div>Nal ana let me in</div><div>Peluklah aku, biarkan aku masuk</div><div><br /></div><div>Cuz its blue</div><div>Karena itu begitu biru</div><div>Neoui du nun</div><div>Matamu itu</div><div>Gotta let me in</div><div>Kau harus membiarkanku memasukinya</div><div>You’re the ocean</div><div>Kau adalah samudera</div><div>Maeil gachi gidaryeo</div><div>Aku menunggumu setiap hari</div><div><br /></div><div>Barammajeo geoseulleoga</div><div>Bahkan menerjang sang angin</div><div>(with you baby yeah)</div><div>(Bersamamu sayang, yeah)</div><div>Uriui sesang kkeuteuro</div><div>Menuju ujung dunia kita</div><div>(i want you i want)</div><div>(Aku menginginkanmu, aku menginginkanmu)</div><div>Oh negero negero</div><div>Oh, aku menuju ke arahmu, menuju ke arahmu</div><div><br /></div><div>Pureun badatsok neoege ppajyeo</div><div>Aku terpikat padamu, di dalam lautan nan biru</div><div>Yeah cuz you’re my ocean</div><div>Yeah, karena kaulah samuderaku</div><div><br /></div><div>Itulah tadi beberapa ulasan tentang <b style="background-color: #fcff01;">Lirik Lagu Let Me In EXO</b>. Selamat bernyanyi dan mengahayati liriknya. (Ihsan Subhan)</div><div><br /></div><div> </div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com31tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-77300868432769307972023-06-16T22:37:00.001+07:002023-06-16T23:55:50.611+07:00Puisi Tentang Hujan Terbaik Karya Penyair Indonesia <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuw2SJudPfLOnzX4GfTHLdJub_Qsi4q_Iqnnn4Umz8pYqUSgqzre5dMtbF4g-VAcTt9jzmPDNRbXqczLEJeNqxz-NZyq7rroyEglQ2t3tz3lobrlsw4PeJwFrkqWNcA_oIHTjcQLhXEnmJ3vz0u_BK5n0dGudDvptwesxCX_yoXhhc3V5WnY4lJLHW/s800/Puisi%20Tentang%20Hujan%20.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: left;"><img alt="Puisi Tentang Hujan" border="0" data-original-height="450" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuw2SJudPfLOnzX4GfTHLdJub_Qsi4q_Iqnnn4Umz8pYqUSgqzre5dMtbF4g-VAcTt9jzmPDNRbXqczLEJeNqxz-NZyq7rroyEglQ2t3tz3lobrlsw4PeJwFrkqWNcA_oIHTjcQLhXEnmJ3vz0u_BK5n0dGudDvptwesxCX_yoXhhc3V5WnY4lJLHW/s16000/Puisi%20Tentang%20Hujan%20.jpg" title="Puisi Hujan" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/06/puisi-tentang-hujan.html">Puisi Tentang Hujan</a></b> adalah <a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi">puisi</a> yang memiliki tema atau pembahasan tentang hujan di dalamnya. Banyak puisi yang menceritakan tentang diksi hujan. Namun, puisi-puisi yang akan ditampilkan di sini, adalah puisi-puisi yang dibuat oleh penyair nasional, seperti Sutardji Calzoum Bachri, <a href="https://www.sudutkerlip.com/2019/02/lima-puisi-sapardi-djoko-damono-paling.html" target="_blank">Sapardi Djoko Damono</a>, Joko Pinurbo, W.S. Rendra, Abdul Hadi WM, Nanang Suryadi, Ihsan Subhan, dan penyair lainnya. <div><br /></div><div><h2 style="text-align: left;">Berikut puisi-puisi tentang hujan terbaik karya penyair Indonesia;</h2><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Judul: Hujan</h3><div><b>Sutardji Calzoum Bachri </b></div><div><br /></div><div>coba</div><div> hujan</div><div> kau dengar</div><div> bercakapcakap</div><div> sama daunan</div><div> sama pohon</div><div> sama batu batu</div><div><br /></div><div>sama badan</div><div> sama jam</div><div> sama rindu rindu</div><div><br /></div><div>di kerongkong sungai</div><div> di ketiak laut</div><div> di peluk pantai</div><div> di teluk tunggu</div><div><br /></div><div>mengucap sungai</div><div> mengucap laut</div><div> mengucap pantai</div><div> dalam tungkai</div><div> dalam badai rusukku</div><div><br /></div><div>lalu</div><div> di dalamnya</div><div> kulayarkan kubur kubur</div><div> kayuh</div><div> demi</div><div> kayuhku</div><div><br /></div><div>Sumber: Majalah Horison, Januari 1978</div><div><br /></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Judul: <a href="https://www.sudutkerlip.com/2021/08/biografi-singkat-sapardi-djoko-damono.html">Hujan Bulan Juni</a></h3><div>Karya Sapardi Djoko Damono</div><div><br /></div><div>Tak ada yang lebih tabah</div><div>dari hujan bulan Juni</div><div>dirahasiakannya rintik rindunya</div><div>kepada pohon berbunga itu</div><div><br /></div><div>Tak ada yang lebih bijak</div><div>dari hujan bulan Juni</div><div>dihapuskannya jejak-jejak kakinya</div><div>yang ragu-ragu di jalan itu</div><div><br /></div><div>Tak ada yang lebih arif</div><div>dari hujan bulan Juni</div><div>dibiarkannya yang tak terucapkan</div><div>diserap akar pohon bunga itu</div><div><br /></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Judul: Bapak Hujan, Ibu Gerimis</h3><div><b>Ihsan Subhan </b></div><div><br /></div><div>Hujan seperti Bapak</div><div>dan Ibu adalah gerimis</div><div>mereka hidup di udara dingin</div><div>hingga saat bersama</div><div>terasa hujan begitu hangat</div><div>terasa hangat begitu hujan</div><div><br /></div><div>Hujan jatuh di dadaku</div><div>dan gerimis memeluk </div><div>dari belakang punggungku</div><div>hujan hampir kehilangan air</div><div>dan sudah tak ada petir</div><div>kami selamat dari bahaya banjir</div><div><br /></div><div>Bapak sama dengan hujan</div><div>dan Ibu mirip gerimis</div><div>Mereka datang ke doa-doaku</div><div>tumbuh subur di kedua belah pipiku</div><div>hingga menuai jadi pohon harapan</div><div>buah-buahnya lebat bagai kerinduan</div><div><br /></div><div>Cianjur, 2023 </div><div><br /></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Judul: Seusai Hujan Siang Ini</h3><div><b>Isbedi Setiawan ZS</b></div><div><br /></div><div>(I)</div><div>sisa hujan di ujung daun</div><div>menjadi batu cincin</div><div>sesaat lagi tergelincir</div><div>namun cahayanya mengekal</div><div><br /></div><div>(II)</div><div>tanah yang menerima hujan</div><div>setia untuk gigil</div><div>dan kuyup: seperti</div><div>kesetiaanku pada-Mu</div><div><br /></div><div>(III)</div><div>setelah sampai di tanah</div><div>apakah hujan akan</div><div>pulang ke langit</div><div>bersama tubuhku</div><div>yang melayang?</div><div><br /></div><div>(IV)</div><div>hujan tak pernah</div><div>mau bertukar jadi tanah</div><div>tapi bumi ingin sesekali</div><div>jadi air yang menghujankan</div><div>diriku dalam siang kerontang</div><div><br /></div><div>(V)</div><div>jika hujan tandang ke bumi</div><div>apakah aku, suatu saat,</div><div>bertamu ke langit</div><div>sebagai mendung?</div><div><br /></div><div>(VI)</div><div>tak setiap hujan</div><div>mengantar kematian</div><div>tapi selalu kematian</div><div>mendatangkan airmata</div><div><br /></div><div>(VII)</div><div>hanya percakapan kosong</div><div>mengantar hujan pergi</div><div>setelah itu pertikaian</div><div>dimulai lagi...</div><div><br /></div><div>(VIII)</div><div>ingatlah saat kita terkurung</div><div>dalam sebuah kamar</div><div>hanya ditemani minuman</div><div>dan makanan ringan</div><div>sementara dari jendela</div><div>tetesan hujan mencuri</div><div>percakapan kita...</div><div><br /></div><div>(IX)</div><div>tanpa petir mengantar</div><div>hujan ke peraduanku</div><div>kecuali erang</div><div>sebelum aku hilang</div><div><br /></div><div>(X)</div><div>adakah hujan ini</div><div>bagian dari langkahku</div><div>menuju laut-Mu?</div><div><br /></div><div>(XI)</div><div>jangan catat pertemuan</div><div>sebab ia sudah hanyut</div><div>bersama hujan</div><div><br /></div><div>(XII)</div><div>mari kita ulangi</div><div>(kisah cinta adam-hawa)</div><div>di dalam hujan</div><div>lalu ia melontarkan kita</div><div>ke dunia yang lain</div><div><br /></div><div>(XIII)</div><div>sebuah hari jatuh</div><div>dari halaman kalender</div><div>oleh hujan yang datang</div><div>lalu angka itu hanyut</div><div>meninggalkan tubuhku</div><div><br /></div><div>: kapan aku akan lahir?</div><div>tanya kalender ragu</div><div><br /></div><div>4 Juni 2011</div><div><br /></div><div><br /></div><div><h3>Judul: Ibu Hujan </h3><div><b>Joko Pinurbo </b></div><div><br /></div><div>Ibu hujan dan anak-anak hujan</div><div>berkeliaran mencari ayah hujan</div><div>di perkampungan puisi hujan.</div><div><br /></div><div>Anak-anak hujan berlarian</div><div>meninggalkan ibu hujan</div><div>menggigil sendirian di bawah pohon hujan.</div><div><br /></div><div>Anak-anak hujan bersorak girang</div><div>menemukan ayah hujan</div><div>di semak-semak hujan.</div><div>Ayah hujan mengaduh kesakitan</div><div>tertimpa tiga kilogram hujan.</div><div><br /></div><div>Ayah hujan dan anak-anak hujan</div><div>beramai-ramai menemui ibu hujan,</div><div>tapi ibu hujan sudah tak ada</div><div>di bawah pohon hujan.</div><div><br /></div><div>“Kita tak akan menemukan ibu hujan di sini.</div><div>Ibu hujan sudah berada di luar hujan.”</div><div><br /></div><div>2011/2012</div></div><div><br /></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Judul: Ia Bernyanyi dalam Hujan</h3><div><b>WS. Rendra</b></div><div><br /></div><div>Ia bernyanyi di dalam hujan</div><div>dan tak seorang tahu</div><div>darimana datangnya.</div><div>Tak seorang berani nengok</div><div>begitu gaib datangnya.</div><div>Dimuntahkan dari angin.</div><div>Menggembung dari air gelembung.</div><div>Ia bernyanyi di malam hujan</div><div>entah darimana datangnya.</div><div>Burung lepas ditangiskan.</div><div>Tangis domba di perut lembah.</div><div>Dan air jeruk menetesi</div><div>luka daging baru terbuka.</div><div>Empedu! Empedu yang pecah!</div><div>jarum terhanyut pada darah.</div><div>Dan di mulut terkulum</div><div>rasa buah-buah logam.</div><div>Ia bernyanyi di malam hujan</div><div>penyapnya perlahan</div><div>terapung bagai gabus</div><div>tergantung di sunyi yang bertanya.</div><div>Tak seorang tahu datangnya</div><div>mayat kere dijumpa pagi hari</div><div>perempuan tua dan buta.</div><div>Ia bernyanyi di malam hujan</div><div>entah dari mana datangnya.</div><div>Telah lebih dulu ia tahu</div><div>tentang kepergian dirinya.</div><div><br /></div><div>Sumber: Kisah (November, 1955)</div><div><br /></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Judul: Sehabis Hujan Kecil</h3><div><b>Abdul Hadi WM</b></div><div><br /></div><div>Retakan hujan yang tadi jatuh, berkilau</div><div>pada kelopak kembang yang memerah</div><div>Antara batu-batu hening merenungi air kolam</div><div>angin bercakap-cakap, sehelai daun terperanjat dan lepas.</div><div><br /></div><div>1972</div><div><br /></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Judul: Hujan Begitu Baik</h3><div><b>Abdul Wachid B.S.</b></div><div><br /></div><div>ya. hujan begitu baik mencucikan yogya</div><div>dari debu, yang ranggaskan daun jambu</div><div>depan rumah kekasihku</div><div>dari diriku, yang mandi setiap hari</div><div>tapi tak juga sampai wangi surgawi</div><div><br /></div><div>hujan mengendapkan debu</div><div>mengisi pori-pori tanah</div><div>lalu tertampung di dalam hati</div><div>menjadi harapan dan keyakinan</div><div>kekasih menari-nari di dalam pandangan</div><div><br /></div><div>hujan menjelma panorama ajaib</div><div>dalam mata yang saling mencari dan menunggu</div><div>dan mengajakku memutar arloji</div><div>ketika ibu mendekapku di jendela</div><div>dan aku bertanya</div><div>“ibu, di mana bidadari sang kekasih itu?”</div><div>jawab ibu, “di saat hujan, ucapkanlah doa</div><div>sebab bidadari bertaburan dari langit itu</div><div>ditemani malaikat, akan memunguti doa-</div><div>doamu, agar lebih cepat sampai</div><div>pada perkenan Tuhan”</div><div><br /></div><div>ya. hujan begitu baik menari-nari di daun jambu</div><div>di bawahnya sebuah halte yang</div><div>pasca gempa atapnya tinggal separoh</div><div>ternyata di halte itulah kekasihku</div><div>mencari dan menunggu dan mau membeku</div><div>hujan senantiasa tergoda padanya</div><div>hujan tak kuasa menahan rasa, bahkan</div><div>hujan telah basah mendekapnya</div><div>sampai membirukan bibirnya</div><div>ketika aku sampai padanya, hujan terkesima</div><div>dan kekasihku pun malu-malu</div><div>dan bertanya</div><div>“mengapa engkau begitu lama</div><div>sehingga aku melulu menjadi debu di halte ini?”</div><div><br /></div><div>November, 2007</div><div><br /></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Judul: Hujan yang Diam-Diam Membawa Pesan</h3><div><b>Nanang Suryadi</b></div><div><br /></div><div>hujan yang turun sore ini, hujan yang diam-diam membawa kata, yang kau titipkan penuh kerinduan</div><div><br /></div><div>ingin kuterjemah kata, dari derai hujan. agar kutahu kabar apa yang tersampai.</div><div><br /></div><div>telah diucapkan awan kepada hujan, rahasia yang sukar dikatakan. mungkin cinta. sebuah peniadaan</div><div><br /></div><div>aku tatapi hujan yang mengembun, di jendela. ada tanda apa di sana, sulit kueja. cinta yang merahasia.</div><div><br /></div><div>jika aku punya angan dan ingin, hujan punya angin, mendesau-desau, menampar kaca jendela</div><div><br /></div><div>apa yang ingin dikatakan hujan kepadaku. rahasia tentang waktu, atau tentangmu? selepas hujan. langit lengang melepas rahasia</div><div><br /></div><div>hujan yang turun sore ini, hujan yang diam-diam membawa pesan, yang kau titipkan penuh kerinduan</div><div><br /></div><div>Malang, 10 Maret 2011</div><div><br /></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Judul: Kampung Kledok dalam Kenangan Hujan</h3><div><b>I Nyoman Wirata</b></div><div><br /></div><div>Dan hujan mengajar cendikia</div><div>Sebab hujan menumbuhkan</div><div>Hujan juga meluruhkan</div><div>Hingga membanjir kenangan</div><div>Menghanyutkan teratak</div><div>Lalu bagaimana bersiasat agar </div><div>Hidup berbunga seluruh bunga menjadi buah</div><div>Menggantung di pohon sejarah</div><div><br /></div><div>Hujan menghanyutkan</div><div>Ke hilir mengalir </div><div>Ke ujung kanal </div><div>Disatukan tujuan menuju muara</div><div><br /></div><div>Rumah rumah sekedar wadag</div><div>Roh tetap tinggal</div><div>Sebelum Tuhan memanggil</div><div>Lalu Kakek Tastrip,katakanlah itu nama Pak Haji</div><div>Berceritera:</div><div>Betapa kekalahan dan kelelahan hilang</div><div>Sebab hujan juga mengirim silaturahmi</div><div><br /></div><div>Ketika kutulis kenangan ini</div><div>Di radio lokal mengumandang</div><div>Bridge Over Trouble Water </div><div>Jembatan gantung tali kawat</div><div>Di atas air keruh warna coklat</div><div>Jemuran seperti bendera </div><div>Menggantung basah</div><div><br /></div><div>Di ujung kanal pertemuan air </div><div>Bagai pertemuan dua hati</div><div>Di sisinya orang membangun tempat</div><div>Mengambil air suci</div><div>Dan kuda kuda kehilangan selera mandi</div><div>Sebelum melesat di jalanan kota cari muatan</div><div><br /></div><div>Jembatan gantung tali kawat</div><div>Membesi lengkung dilalui pengungsi</div><div>Bergoyang </div><div>Teriakan berbalas bunyi kulkul</div><div>Dari bale banjar sebelah</div><div><br /></div><div>O air mata justru berlabuh kini di ruang ibadah</div><div>Kesetiaan berkawan hilang</div><div>Di tengah banjir ideologi</div><div><br /></div><div>Oh penyelamat tubuh</div><div>Sesungguhnya hidup jadi rentan</div><div>Ketika teratak terapung hanyut</div><div>Hidup terguncang</div><div>Jembatan bergoyang</div><div>Namun kehilangan luka bisa alpa</div><div>Lalu keangkuhan bertakhta</div><div>Kehilangan cinta binatang menjelma</div><div>Bahkan </div><div>Kemungkinan menjadi laknat</div><div><br /></div><div>Seia sekata sehina semalu</div><div>Rumah tak menunggu titah</div><div>Dan juga hidup </div><div>Harus segera didirikan</div><div>Di atas kehidupan</div><div><br /></div><div>Dan aku memungut sumpah serapah</div><div>Tapi tak menghujat hujan</div><div>Sebab dia kekasih kemarau</div><div>Sepasang pengantin</div><div>Melahirkan kesuburan </div><div>Atau</div><div>Triwikrama</div><div><br /></div><div>Dan kita yang membanjiri hujan dengan harapan</div><div>Agar tumbuh dari tubuh</div><div>Semua tajuk</div><div>Semua rencana</div><div>Hingga berbunga dan berbuah</div><div><br /></div><div>Dan kita yang membanjiri hujan</div><div>Sebagai pemeluk tubuh</div><div>Meluapkan cinta dan pembunuhan</div><div>Kesetiaan dan kebencian </div><div>Tumbuh dan tumbang</div><div><br /></div><div>Aku memungut </div><div>kuntum bunga liar</div><div>Di semak belukarmu kenangan</div><div>Di tali jemuran plastik plastik rumah kerdus</div><div>Di wuwungan bocor dengan erangan nikmat</div><div>Sepasang kucing liar.</div><div><br /></div><div>12/12/2017</div><div><br /></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Judul: Hujan Turun Berabad-abad</h3><div><b>Wiratmadinata</b></div><div><br /></div><div>Hujan turun berabad-abad dalam sejarah kami</div><div>Airmata langit yang meruah ingin dipahami</div><div>Hujan air mata yang tak mampu menembus </div><div>Kemarau cinta dan kasih sayang bagi bumi</div><div><br /></div><div>Hujan turun berabad-abad dalam hati kami</div><div>Keringat Tuhan yang mengirim wahyu</div><div>Hujan keringat yang tak terbayarkan</div><div>Oleh cinta dan kasih sayang yang diberikan</div><div><br /></div><div>Hujan turun menderas berabad-abad dijantung kami</div><div>Darah dari nyawa jelata yang tertumbalkan</div><div>Hujan darah yang direnggut berhala ideologi</div><div>Merajam cinta kasih yang diajarkan kitab suci</div><div><br /></div><div>Hujan air mata. Hujan keringat. Hujan darah</div><div>Yang turun berabad-abad dalam sejarah</div><div>Dari tubuh mereka yang tak berdosa</div><div>Dengan apakah ia akan terbayarkan?</div><div><br /></div><div>Hujan yang turun berabad-abad itu, ya, Tuhanku</div><div>Turunkanlah ia seperti doa menghapus petaka</div><div>Turunkanlah bagai tangan para nabi yang suci</div><div>Yang membasuh kelam, dendam dan benci.</div><div><br /></div><div>Dataran Qalb, 24 November 2004</div><div><br /></div><div><br /></div><div>Itulah tadi <a href="https://www.sudutkerlip.com/2021/08/biografi-singkat-sapardi-djoko-damono.html" target="_blank"><b>Puisi Tentang Hujan </b>terbaik karya penyair Indonesia</a>, sebagai referensi pembelajaran karya puisi, khususnya bagi pelajar dan mahasiswa. </div><div> </div></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com34tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-10673687698900771452023-05-21T22:43:00.000+07:002023-05-21T22:43:42.523+07:00Puisi Tentang Rindu Terbaik dan Romantis <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEv7Gd3xaFaGGliM6TVfQ64AoD1KqwXWbLaVULpFLIYQUrJZ1rIK28TFWMtkml-e6XpimvYDO1gh3YFIkc_Z99ZzA-h2ux3oW5tg5eDyEHXZGG6RU5gTBYd7qYgGZjMg-zH_QLYk-iReRsQcdFxSD4SKsPva9HGUNzYmsKZwUzqGyDEty4CKjiPYPy/s800/Puisi%20tentang%20rindu.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Puisi tentang rindu" border="0" data-original-height="450" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEv7Gd3xaFaGGliM6TVfQ64AoD1KqwXWbLaVULpFLIYQUrJZ1rIK28TFWMtkml-e6XpimvYDO1gh3YFIkc_Z99ZzA-h2ux3oW5tg5eDyEHXZGG6RU5gTBYd7qYgGZjMg-zH_QLYk-iReRsQcdFxSD4SKsPva9HGUNzYmsKZwUzqGyDEty4CKjiPYPy/s16000/Puisi%20tentang%20rindu.jpg" title="Puisi tentang rindu" /></a></div><br /><div><br /></div><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/05/puisi-tentang-rindu.html"><b>Puisi tentang rindu </b>terbaik dan romantis</a>, biasanya sangat diperlukan untuk kebanyakan sepasang kekasih yang saling menyayangi. Sangat wajar juga kerinduan pun bisa terjadi kepada kita untuk keluarga, saudara, sahabat, kerabat, dan teman. <div><br /></div><div>Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), <b>Rindu adalah</b> sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu. <br /><div><br /></div><div>Rindu itu sangat unik, sering datang tiba-tiba, sering mampir tanpa diundang. Bahkan ia sering hadir meski baru kemarin kita melakukan aktifitas atau pertemuan dengan orang yang baru dikenal dan baru juga dijumpai. </div><div><br /></div><div>Terkadang pada saat kita merindukan sesuatu atau seseorang, dalam hati kita sering berkata puitis, namun ketika ingin dituliskan dalam bentuk puisi, kita sering lupa, dan tak sedikit juga dari aktifitas kerinduan tersebut, banyak orang yang nyaman menuliskannya dalam bentuk puisi.</div><div><br /></div><div>Nah, berikut referensi untuk Anda, yang ingin berbagi kerinduan dengan menggunakan puisi. Kumpulan <b><a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi" target="_blank">puisi</a> tentang rindu</b> di bawah ini, bisa menjadi bahan atau ide untuk Anda yang ingin menulis puisi dengan tema 'Kerinduan'. Atau memang hanya sekedar ingin membagikannya dengan orang-orang yang kamu rindukan. </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Puisi Tema Rindu </h2><div><h3 style="text-align: left;">Judul: Pada suatu hari nanti</h3><div>Karya: Sapardi Joko Damono</div><div><br /></div><div>Pada suatu hari nanti,</div><div>jasadku tak akan ada lagi,</div><div>tapi dalam bait-bait sajak ini,</div><div>kau tak akan kurelakan sendiri.</div><div>Pada suatu hari nanti,</div><div>suaraku tak terdengar lagi,</div><div>tapi di antara larik-larik sajak ini.</div><div>Kau akan tetap kusiasati,</div><div>pada suatu hari nanti,</div><div>impianku pun tak dikenal lagi,</div><div>namun di sela-sela huruf sajak ini,</div><div>kau tak akan letih-letihnya kucari</div></div><div><br /></div><div><h3 style="text-align: left;">Judul: Cinta Tanpa Tanda</h3><div>Karya: Sujiwo Tejo</div><div><br /></div><div>Telah ku tandakan semesta cintaku</div><div>kau tandaskan cinta tanpa tanda</div><div>Kuhasratkan isyarat sahaja</div><div>kau isyaratkan pintaku terlampau</div><div>terlampau berprasyarat cintaku</div><div>Kau isyaratkan cinta tanpa tanda</div><div><br /></div><div><br /></div><div>Berulang berbulan berwewinduan (kurindu)</div><div>Kupejam kutajamkan asah rasa (kubaca tanda)</div><div>Mata kubutakan terawangku hanya dengan rasa (kubaca tanda)</div><div>Kuping hidung lidah rabaanku pun telah kuenyahkan (kubaca tanda)</div><div>Tipu daya panca indrapun telah tuntas kusingkirkan (kubaca tanda)</div><div>Kutandai kurasai semesta yang tak kasat mata</div><div>Katamu kumasih jadi budak pancaindra yang membuatku terkecoh.</div></div><div><br /></div><div><h3 style="text-align: left;">Judul: Akan kemanakah Angin</h3><div>Karya: Cak Nun</div><div><br /></div><div>akan ke manakah angin melayang</div><div>tatkala turun senja yang muram</div><div>kepada siapa lagu kuangankan</div><div>kelam dalam kabut, rindu tertahan</div><div>datanglah engkau, berbaring di sisiku</div><div>turun dan berbisik dekat di batinku</div><div>belenggulah s'luruh tubuh dan sukmaku</div><div>kuingin menjerit dalam pelukanmu</div><div>sampai di manakah berarak awan</div><div>bagi siapa mata kupejamkan</div><div>pecah bulan dalam ombak lautan</div><div>dahan-dahan: di hati bergetaran</div></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;"><b>Judul: Bila Rindu Lagi</b></h3><div>Karya: Ihsan Subhan </div><div><br /></div><div>Bila mengingatku, </div><div>Harus kau asuh rindu lebih hangat lagi</div><div>jangan biarkan membeku jadi dingin </div><div>atau usang karena kehabisan perasaan</div><div>bila jarak meregang lagi</div><div>biarkan hati yang mendekatkan</div><div>tak perlu terburu-buru mengulang temu</div><div>cukup menulis puisi yang akan membawa diri</div><div>pada rumah kata - di kamar cerita </div><div><br /></div><div>2023</div><div><br /></div><div> </div><div>Itu tadi 4 <b>PUISI TENTANG RINDU </b>terbaik dan romantis yang bisa dijadikan referensi dan inspirasi untuk siapapun yang ingin mengungkapkan rasa rindu kepada seseorang yang teramat disayang. ***</div></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com27tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-83664834559566544472023-05-10T23:13:00.000+07:002023-05-10T23:13:08.177+07:00Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2023<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfJJHOzh7FKXZ6khHdqto2nR74vNk4ipDU3Pn4sLww5Ym75FAM8n488e_qqELEQBRnB6JG8Rk4j9UoYSyRwiXFXyvnYZf4VG9tdDoaz7PXKL7c9jPnCivgKKaoC_1U3wonJbI-ACxZdHyLF-r8cSy6hNVsH3d2JRk82XoVAHrPHkhbB60wCLn-wi9C/s720/Festival%20Sastra%20Internasional%20Gunung%20Bintan%20FSIGB.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Festival Sastra Internasional Gunung Bintan" border="0" data-original-height="540" data-original-width="720" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfJJHOzh7FKXZ6khHdqto2nR74vNk4ipDU3Pn4sLww5Ym75FAM8n488e_qqELEQBRnB6JG8Rk4j9UoYSyRwiXFXyvnYZf4VG9tdDoaz7PXKL7c9jPnCivgKKaoC_1U3wonJbI-ACxZdHyLF-r8cSy6hNVsH3d2JRk82XoVAHrPHkhbB60wCLn-wi9C/s16000/Festival%20Sastra%20Internasional%20Gunung%20Bintan%20FSIGB.jpg" title="FSIGB" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/05/festival-sastra-internasional-gunung-bintan-fsigb-2023.html">Festival Sastra Internasional Gunung Bintan</a></b> yang kerap populer disebut <b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2021/06/undangan-menulis-puisi-festival-sastra-internasional-gunung-bintan-fsigb-2021.html" target="_blank">FSIGB</a></b>, di tahun 2023 ini akan hadir kembali. Acara sastra bergengsi yang melibatkan para penyair dalam dan luar negeri ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2023.</div><div><br /></div><div>Diketahui sebelumnya, kegiatan <a href="https://www.sudutkerlip.com/2022/03/festival-sasterai-nternasional-gunung-bintan-fsigb-2022.html">FSIGB</a> pertama kali diselenggarakan pada tahun 2018, pencetusnya adalah Datok Rida K Liamsi, seorang sastrawan Indonesia yang telah melahirkan banyak karya sastra. Beruntungnya lagi, Datok Rida ini, selain pandai menulis karya sastra, beliau sangat ramah, santun, dan menyenangkan. </div><div><br /></div><div>Terbukti, selama kami menjadi peserta FSIGB setiap tahunnya, beliau masih saja santun kepada siapapun, bahkan jika kita mengirimkan pesan via Whastapp, beliau selalu saja merespons, dan kerennya lagi. Sejak pertama saya bertemu dengannya, sampai sekarang beliau masih tetap bisa mengingat saya dengan baik. Begitulah Datok.</div><div><br /></div><div>Festival <a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/sastra" target="_blank">Sastra</a> yang selalu dinantikan para penyair di Indonesia ini, masih konsisten diselenggarakan. Terbukti sudah lima tahun berturut-turut kegiatan pertemuan penyair terbesar ini masih secara apik terselenggara. Meski pada tahun 2020 dan 2021, penyelenggaraan kegiatan FSIGB hanya dilaksanakan secara daring atau virtual, namun tetap saja berkesan. </div><div><br /></div><div>Bagi kawan-kawan penyair, mari bertemu lagi melalui karya, melalui acara sastra, melalui puisi, melalui kata-kata. </div><div><br /></div><div>Berikut informasi terbaru terkait rencana penyelenggaraan FSIGB tahun 2023, yang saya kutip dari Datok Rida di WAG Jazirah Sastra. </div><div><br /></div><div><i>Dear all</i>, apa kabar?</div><div>Bersama ini disampaikan pengumuman pertama dari Panitia Pelaksana FSIGB 2023. Harap maklum. Penjelasan teknis akan disampai kemudian. </div><h3 style="text-align: left;">Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2023</h3><div><ol style="text-align: left;"><li>FSIGB 2023 akan diadakan di Tanjungpinang, pada 29 sampai 31 Oktober 2023.</li><li>Peserta diseleksi berdasarkan buku kumpulan puisi tunggal yang terbit pada 2023. </li><li>Calon peserta hanya boleh mengirim satu kumpulan puisi untuk diseleksi oleh tim kurasi yang ditetapkan panitia. </li><li>Buku puisi yang akan dikurasi dikirimkan ke alamat: </li><li>Panitia pelaksana FSIGB 2023 d/a Kantor Yayasan Jembia Emas, jalan DI Panjaitan, no 47. Bintan Center, KM IX, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, telp: 0817921717 atau 08117001943</li><li>Hasil kurasi akan diumumkan pada 30 Agustus 2023. </li><li>Panitia hanya akan memilih 100 peserta berdasarkan hasil kurasi buku puisi yang dikirimkannya dan yang dinyatakan lolos kurasi akan diundang mengikuti acara FSIGB 2023.</li><li>Lima buku puisi pilihan panitia akan dijadikan buku yang akan dibahas dalam sesi diskusi/seminar oleh beberapa pembicara yang ditunjuk panitia, pada event pertemuan sastera dengan para peserta yang diundang . </li><li>Dua buah puisi yang termuat dalam buku puisi yang lolos kurasi itu akan dipilih panitia untuk diterbitkan dalam antologi puisi bersama Jazirah Empat Belas. </li><li>100 buku yang lolos kurasi akan diluncurkan bersama pada event FSIGB 2023 yang teknisnya akan disampaikan kemudian. </li><li>Semua peserta akan mendapatkan sebuah buku antologi puisi bersama secara cuma-cuma, Jazirah Empat Belas, sebagai tanda bukti dan akan diberikan pada saat peserta hadir atau akan dikirim ke alamat peserta setelah acara FSIGB 2023 selesai, bagi yang tidak hadir. </li><li>Bagi peserta yang lolos kurasi dan diundang untuk mengikuti acara, panitia tidak menanggung ongkos transportasi datang ke Tanjungpinang dari tempat masuk masing masing peserta. Panitia hanya menyediakan kamar untuk menginap selama acara dengan satu kamar berdua atau bertiga. Dan konsumsi selama acara berlangsung, serta transpitasi lokal ke tempat acara dari hotel. </li><li>Selama event acara FSIGB 2023, akan ada acara peluncuran 100 buku bersama, seminar atau diskusi, ziarah budaya, baca puisi bersama, yang susunan acaranya akan diberitahu kemudian. </li><li>Hal hal lain yang belum jelas dapat ditanyakan pada panitia pelaksana pada Rida K Liamsi, HP +628179121717 atau Irwanto Daud, HP +6281364261676</li></ol></div><div><br /></div><div>Tanjungpinang, 10 Mei 2023</div><div><br /></div><div><i>Penjab acara FSIGB 2023</i></div><div>Kadisbud Kepri</div><div>Rida K Liamsi</div><div>Husniza</div><div><br /></div><div>Itulah tadi <a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/Info%20Sastra" target="_blank">Info Sastra</a> dari <a href="http://sudutkerlip.com">sudutkerlip.com</a> terkait Program Tahunan dari Pemerintah Provinsi Kepualaun Riau melalui Dinas Kebudayaan bekerja sama dengan Yayasan Jembia Emas dengan tajuk "<b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/05/festival-sastra-internasional-gunung-bintan-fsigb-2023.html">Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2023</a></b>".</div><div><br /></div><div>Selamat berkarya, selamat berjumpa. Salam Puisi tak henti-henti. (Ihsan Subhan)</div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-17630840756853779132023-05-01T09:57:00.002+07:002023-05-01T09:57:51.198+07:00Kumpulan Puisi Hari Buruh Terbaik dan Terpopuler <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOrGBzdIFIKZ_jwazR8VriUtbLPhLmTxR4ZTuE67cC_YxmdbxBnsFg6r2Oy1elVJvk8pC0WFTlAWuFlMlNRlqAJAA8uJRBg7FTNvMY0XtxGgYxpA0a7UWAykndfgTTZVCfhL5zRA176pbVGjdp4iBQCYbn8j18z3vWiBm7LEBCVUXzZssewCfXKYv5/s800/Puisi%20Hari%20Buruh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Puisi Hari Buruh" border="0" data-original-height="450" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOrGBzdIFIKZ_jwazR8VriUtbLPhLmTxR4ZTuE67cC_YxmdbxBnsFg6r2Oy1elVJvk8pC0WFTlAWuFlMlNRlqAJAA8uJRBg7FTNvMY0XtxGgYxpA0a7UWAykndfgTTZVCfhL5zRA176pbVGjdp4iBQCYbn8j18z3vWiBm7LEBCVUXzZssewCfXKYv5/s16000/Puisi%20Hari%20Buruh.jpg" title="Puisi Hari Buruh" /></a></div><br /><div><br /></div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi" target="_blank">Puisi hari Buruh</a></b> adalah puisi yang membicarakan perihal buruh, aktivitas pekerja, keluh kesah menjadi seorang buruh, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis-jenis pekerjaan buruh.<div><br /></div><div>Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (<a href="https://kbbi.web.id/buruh" target="_blank">KBBI</a>) buruh ialah orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat upah. buruh. Terdapat sejumlah jenis-jenis buruh yang akrab di telinga masyarakat. Seperti buruh harian, buruh kasar, buruh musiman, buruh pabrik, buruh tambang, buruh tani, buruh terampil, dan buruh terlatih.</div><div><br /></div><div>Karena begitu besarnya peran buruh, dan banyaknya buruh di seluruh dunia, maka setiap tanggal 1 Mei, diperingatilah <a href="https://www.sudutkerlip.com/2019/04/puisi-untuk-hari-baruh.html" target="_blank">hari buruh internasional</a>. </div><div><br /></div><div>Banyak cara untuk memperingati hari buruh, biasanya buruh sering mengadakan aksi demonstrasi ke pemerintah, terutama buruh yang berada di Indonesia.</div><div><br /></div><div>Tidak banyak yang sering para buruh inginkan pada saat melakukan aksi demontrasi. Biasanya buruh hanya ingin lebih dilindungi oleh undang-undang, termasuk kesejahteraanya yang ingin ditingkatkan. Karena beban kerja buruh dua kali lipat dari pegawai negeri.</div><div><br /></div><div>Tidak hanya mengandalkan otot, buruh pun harus menggunakan otak juga untuk berpikir tentang kualitas pekerjaannya. Ditambah lagi dengan ketelitian buruh dalam melakukan pekerjaannya, serta tanggung jawabnya yang besar, sehingga perlu bagi mereka untuk lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah. </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Puisi Tentang Hari Buruh </h2><div><i><br /></i></div><div><i>sudutkerlip.com</i> dengan sengaja menyajikan puisi hari buruh untuk disuguhkan kepada pembaca, agar kita dapat merenungi, bahwa profesi buruh merupakan profesi yang sangat berperan penting bagi keberlangsungan dan kesejahteraan orang yang menjadikannya buruh.</div><div><br /></div><div>berikut kumpulan<a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi"> </a><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi">puisi</a> hari buruh</b> yang terbaik dan terpopuler dari karya penyair-penyair nasional yang sudah teruji kualitas puisinya. </div><div><br /></div><div><br /></div><div><h3 style="text-align: left;">Judul: Suti</h3><div>Karya Wiji Thukul </div><div><br /></div><div>Suti tidak kerja lagi</div><div>pucat ia duduk dekat amben-nya</div><div>Suti di rumah saja</div><div>tidak ke pabrik tidak kemana-mana</div><div>Siti tidak ke rumah sakit</div><div>batuknya memburu</div><div>dahaknya berdarah</div><div>Suti kusut-masai</div><div>di benaknya menggelegar suara mesin</div><div>kuyu matanya membayangkan</div><div>buruh-buruh yang berangkat pagi</div><div>pulang petang</div><div>hidup pas-pasan</div><div>gaji kurang</div><div>dicekik kebutuhan</div><div><br /></div><div>Suti meraba wajahnya sendiri</div><div>tubuhnya makin susut saja</div><div>makin kurus menonjol tulang pipinya</div><div>loyo tenaganya</div><div>bertahun-tahun dihisap kerja</div><div><br /></div><div>Suti batuk-batuk lagi</div><div>ia ingat kawannya</div><div>Sri yang mati</div><div>karena rusak paru-parunya</div><div><br /></div><div>Suti meludah</div><div>dan lagi-lagi darah</div><div><br /></div><div>Suti memejamkan mata</div><div>suara mesin kembali menggemuruh</div><div>bayangan kawannya bermunculan</div><div>Suti menggelengkan kepala</div><div>tahu mereka dibayar murah</div><div><br /></div><div>Suti meludah</div><div>dan lagi-lagi darah</div><div><br /></div><div>Suti merenungi resep dokter</div><div>tak ada uang</div><div>tak ada obat</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Judul: Buruh-buruh</h3><div>Karya Wiji Thukul</div><div><br /></div><div>Di batas desa</div><div>pagi-pagi</div><div>dijemput truk</div><div>dihitung seperti pesakitan</div><div>diangkut ke pabrik</div><div>begitu seterusnya</div><div><br /></div><div>Mesin terus berputar</div><div>pabrik harus berproduksi</div><div>pulang malam</div><div>badan loyo</div><div>nasi dingin</div><div><br /></div><div>Bagaimana kalau anak sakit</div><div>bagaimana obat</div><div>bagaimana dokter</div><div>bagaimana rumah sakit</div><div>bagaimana uang</div><div>bagaimana gaji</div><div>bagaimana pabrik? mogok?</div><div>pecat! mesin tak boleh berhenti</div><div>maka mengalirlah tenaga murah</div><div>mbak ayu kakang dari desa</div></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Judul: Buruh Diri Sendiri</h3><div>Karya: Ihsan Subhan </div><div><br /></div><div>Buruhkah dirimu</div><div>sekali kau diperintah hawa nafsu</div><div>sejadi-jadinya gesit tanpa panjang berpikir</div><div>sedangkan kita ternyata selalu lemah</div><div>menangkis keinginan pun begitu susah</div><div><br /></div><div>atau kita adalah budak?</div><div>terkadang cinta menjadi penyebabnya</div><div>sampai tunduk, lalu buta dan gila</div><div><br /></div><div>Buruhkah dirimu</div><div>sering berperang melawan ragu</div><div>tapi kata-kata cuma dipegang </div><div>tanpa tembus jadi jalan baru</div><div>-- jalan yang lengang untuk meluluhkan rindu</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Judul: Buruh</h3><div>Karya : Mas Tomo</div><div><div><br /></div><div>Jiwamu ada di setiap jengkal kehidupan</div><div>Merana dalam tetes keringat yang tak mapan</div><div>Keluh kesah tanpa kepastian</div><div>Hanyut dalam kehidupan</div><div><br /></div><div>Buruh!</div><div>Selalu andil mengantarkan perputaran rupiah dan dolar</div><div>Mengembangkan usaha yang tak pernah kelar</div><div>Berpacu waktu tanpa henti</div><div>Dengan kulit terbakar</div><div><br /></div><div>Buruh!</div><div>Jiwamu hampa</div><div>Penuh keluh kesah</div><div>Yang tak pernah cukup sampai bumi ini terbelah.</div><div><br /></div><div>Buruh!</div><div>Tertekan dalam dinamika kehidupan</div><div>Tertekan dalam kerja yang tak mapan</div><div>Keringat belum kering tuntutan sudah di depan mata</div><div><br /></div><div>Buruh!</div><div>Datang lebih awal</div><div>Berkeringat tiada henti</div><div>Dan pulang paling akhir</div><div><br /></div><div>Buruh!</div><div>Statusmu menghujam sampai jantung tidak berdenyut</div><div>Mengharu biru tiada henti</div><div>Memberikan Hasil yang tak pasti</div><div><br /></div><div>Buruh!</div><div>Membuat hari semakin jauh</div><div>Jauh dari kemapanan jiwa dan rumah tangga</div><div>Jauh dari kehidupan semestinya</div><div><br /></div><div>Buruh!</div><div>Hidupmu tanpa kepastian</div><div>Meregang nyawa setiap harinya</div><div>Membabi buta untuk bertahan hidup sampai ajal menghampirinya.</div></div><div> </div><div> </div><div>Itulah kumpulan<b> puisi hari buruh</b> terbaik dan terpopuler, semoga bermanfaat, untuk dijadikan referansi atau hanya sekedar ingin dibagikan di media sosial. ***</div><div> </div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-85999217730426066192023-04-19T01:32:00.000+07:002023-04-19T01:32:26.416+07:0027+ Ucapan Lebaran Idul Fitri 2023, Lengkap dengan Bahasa Sunda<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2f84qbVDlSqQYsuCxHEpJA5NJmoiz9Yrv5VHqj8tzJJoZuYBLTd4cax9fYq0srwqgaMz5JBU6mZYByFeuWvp_VVwdpab3R6m-qsvkJz-dTR6v3qwWrq1NPR7ceK5cqXX_BeifohFW_mVs2VTl4LptoYC8nycKukKX_ichOdEaP-zDS5WtI0v_41w7/s800/ucapan%20idul%20fitri.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Ucapan Lebaran Idul Fitri" border="0" data-original-height="450" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2f84qbVDlSqQYsuCxHEpJA5NJmoiz9Yrv5VHqj8tzJJoZuYBLTd4cax9fYq0srwqgaMz5JBU6mZYByFeuWvp_VVwdpab3R6m-qsvkJz-dTR6v3qwWrq1NPR7ceK5cqXX_BeifohFW_mVs2VTl4LptoYC8nycKukKX_ichOdEaP-zDS5WtI0v_41w7/s16000/ucapan%20idul%20fitri.jpg" title="Ucapan Lebaran Idul Fitri 2023" /></a></div><br /><div><br /></div><div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/04/ucapan-lebaran-idul-fitri-2023.html">UCAPAN LEBARAN IDUL FITRI 2023</a></b> - Tidak terasa hari raya Idul Fitri 2023 tinggal menghitung beberapa hari lagi. Rupanya banyak tradisi dan budaya yang sering dilakukan pada saat hari lebaran. Mulai dari bersilaturahmi sampai pada hidangan khas ketupat dan opor ayam yang selalu muncul di setiap rumah, lengkap dengan kue lebaran. </div><div><br /></div><div>Tidak hanya itu, sangat penting juga bagi seorang muslim dalam menyampaikan ucapan selamat di hari raya Idul Fitri. Orang-orang biasanya sering mengucapkannya secara langsung pada saat bersilaturahmi, namun sebagian orang juga banyak yang mengucapkannya melalui telepon dan pesan teks. </div><div><br /></div><div>Dalam mengucapkan selamat idul fitri ini, biasanya dibarengi juga dengan mengucapkan permohonan maaf. Ini sangat penting, sebab menurut ajaran islam, meminta maaf kepada seseorang itu wajib hukumnya, meski pun kita tidak merasa telah melakukan kesalahan, namun bisa juga kesalahan itu terjadi secara tidak disengaja.</div><div><br /></div><div>sudutkerlip.com, mencoba untuk membuat contoh ucapan selamat dan permohonan maaf untuk dipergunakan di hari besar islam. </div><div><br /></div><div>Ucapan idul fitri ini akan sangat membantu bagi siapapun yang sedikit kesulitan untuk merangkaikan kata-kata, hingga bagaimana caranya kata-kata untuk ucapan Idul Fitri ini bisa dibuat secara baik, indah, dan penuh makna.</div><div><br /></div><div>Berikut ucapan idul Fitri yang dibuat spesial untuk hari raya lebaran Idul Fitri 2023, terbaru dan menyegarkan. Tidak hanya dalam bahasa Indonesia saja, ucapan ini pun ditulis dalam bahas Sunda juga, agar lebih bervarian dan memiliki opsi, terlebih mungkin ada juga sebagian orang yang ingin mengucapkannya dalam bentuk bahasa Sunda. </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Ucapan Lebaran Idul Fitri 2023 Bahasa Indonesia </h2><div><ol style="text-align: left;"><li>Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H, selamat berbahagia di hari yang fitri ini, semoga kita semua menjadi insan yang senantiasa diberkahi Allah SWT, dalam menjalankan kehidupan ini.</li><li>Taqobalallahu minna waminkum, siyamana wa siyamakum. Selamat Idul Fitri 1444 H. Semoga Allah menjadi </li><li>"Jiwa-jiwa kembali putih seakan terlahir kembali. Jutaan syukur menggema di langit Ilahi. Semoga kemenangan ini menjadi kemenangan yang hakiki. Selamat Idul Fitri 1443 H. Mohon maaf lahir dan batin.</li><li>Mawar indah harum mewangi, aromanya menyentuh nurani, pesan Ini sebagai pengganti diri, selamat Hari Raya Idul Fitri.</li><li>Meski wajah tak mampu berjumpa, tangan tak bisa saling menjabat, semoga coretan kata ini mampu menjadi jembatan di hari penuh kemenangan. Taqabbalallahu minna wa minkum. Minal aidin walfaizin.</li><li>Sebening embun di pagi hari, seputih kapas tanpa biji, seperti itu suasana hati. Berharap selamanya seperti ini dengan pribadi positif sepanjang hari. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir batin.</li><li>Inilah hari yang penuh kesucian dan kesukacitaan. Hari kemenangan dan hari untuk saling memaafkan. Mohon maaf lahir dan batin dan selamat hari raya Idul Fitri"</li><li>Waktu mengalir deras bagaikan air. Ramadhan yang suci akan segera berakhir. Untuk salah yang pernah kubuat, khilaf yang pernah terucap, pintu maaf selalu kuharap. Selamat Hari Raya Idul Fitri.</li><li>Mata sering salah menatap, mulut sering salah berucap, hati sering salah prasangka, dengan niat yang tulus dan suci saya mengucapkan mohon maaf lahir dan batin.</li><li>Untuk hati yang pernah terluka oleh tajamnya lidah. Untuk jiwa yang tersakiti oleh buruknya sikap dan perilaku. Selamat Idul Fitri dan mohon maaf lahir dan batin.</li><li>Seiring surya berseri indah dipagi penuh hikmat ini, kami mohon dibukakan pintu maaf apabila ada kata dan tindak yang tidak berkenan di hati.</li><li>Ya Rabbi, berkahi umur kami hingga Ramadhan di tahun depan. Sucikan hati kami untuk bisa memaafkan saudara kami. Taqabalallahu minna wa minkum.</li><li>Tiada kesucian menjadi sempurna tatkala ada salah satu kebencian tertanam dalam jiwa membasuh jiwa dengan permintaan maaf. Terkirim dari lubuk hati atas kesalahan selama ini. Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir batin.</li><li>Aku memang bukan matahari yang bisa membuatmu membedakan siang dan malam. Tapi setidaknya cahaya kecilku ini bisa berarti di hari raya ini. Minal aidzin walfaidzin.</li><li>Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi. Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa. Maafkan aku yang pernah melukaimu. Karena hanya maafmu yang dapat menghapus laraku. Minal aidzin waal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin.</li></ol><div><h2>Ucapan Lebaran Idul Fitri 2023 Bahasa Sunda</h2></div></div><div><ol style="text-align: left;"><li>Tayya basa nu bisa direka, taya saur nu bisa jadi panjajap catur, lintang ti kedalna ucapan 'Wilujeng boboran Siam' neda dihapunten lahir tumekanin batin.</li><li>Sugrining runtah kalepatan dina manah, nyeri peurihna ati sanubari, mugia lubar ku silahturahi. Wilujeng boboran Siam 1442 H. Taqobalallahu minaa waminkum.</li><li>Sadaya jalmi tiasa ngiring Lebaran, tapi teu sedaya jamli tiasa ngiring Idul Fitri, mugi urang kalebet jalmi nu tiasa ngiring Idul Fitri, wilujeng boboran siam 1442 H. Hapunten samudaya kelapatan.</li><li>Kedaling rasa nu pinuhku bangbaluh hate, urang lubarkeun, ngawengku pinuh ku nyuuh, meungpeung wanci can mustari.</li><li>Wening galih nu diparih, jembar mana nu dipilampah. Wilujeng bobotan Siam 1442 H, kalayan neda panapunten tina samdayaning kalepatan.</li><li>Mugi cukup lumur jembar pangampura bilih aya bobo sapanon carang sapakan neda dihapunten samudaya kalepatan hapunten nu kasuhun.</li><li>Bilih kantos kasisit kana ati, kapancah kalengkap ucap, kajenggut kababuk catur, tawakufna nu kasuhuhn. Hapunten sadaya kalepatan. Wilujeng boboran.</li><li>Sugrining runtah kelepatan dina manah, nyeri peurihna ati sanubari, mugia lubar ku silahturahmi. Wilujeng boboran Siam 1442 H. Taqqobalallahu minna waminkum.</li><li>Bilih aya tutur saur kaukur, reka basa nu pasalia, laku lampah nu teu merenah, wilujeng boboran Siam neda sih hapunten tina samudaya kalepatan lahir sinareng batin.</li><li>Niti wanci nu mustari ninggang mangsa nu utama, nyucikeun panyakit ati, balik diri kanu suci hapunten samudaya kalepatan lahir sinareng batin. Wilujeng boboran Siam.</li><li>Niti wanci nu mustari ninggang mangsa nu utama, nyucikeun panyakit ati, balik diri kanu suci hapunten samudaya kalepatan lahir sinareng batin. Wilujeng boboran Siam.</li><li>Ngeunteung na raga katineung, nyaliksik diri ngarampa dada bari reureuh milang dosa, breh bula pangharepan geus lekasa poe fitri nembongan. Neda dihapunten.</li><li>Wilujeng boboran Siam 1442 H. Minal aidn wal faizin. Mugi barokah Ramadhan nuyun lakuning lampah urang dina enggoning nyorang sawelas sasih anu bakal karandapan.</li><li>Kedaling rasa nu pinuhku bangbaluh hate, urang lubarkeun, ngawengku pinuh ku nyuuh, meunpeung wanci can mustari.</li><li>Bersih galih nu dipamrih jembar mana nu diseja mugi agung cukup lumur neda kana samudaya kalepatan lahir tumakaning batin, wilujeng boboran Siam.</li></ol></div><div>Itulah Ucapan Lebaran Idul Fitri 2023, lengkap dengan bahasa Sunda. Diketahui, lebaran Idul Fitri 1444 H, diperkirakan akan jatuh pada hari Sabtu, tanggal 21 April 2022. </div><div><br /></div><div>Selain ucapan Lebaran Idul Fitri, ada juga puisi yang cocok dibacakan di hari raya idul fitri, Baca Juga: <a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/04/kumpulan-puisi-tentang-idul-fitri-terbaik-sepanjang-masa.html" target="_blank">Kumpulan Puisi Tentang Idul Fitri Terbaik Sepanjang Masa </a></div><div><br /></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-27899689138243086682023-04-11T21:09:00.008+07:002023-04-14T23:18:25.356+07:005+ Puisi Tentang Malam Lailatul Qadar yang Menggugah Jiwa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhWJmBcr5hCqAg_GTUse0RMTK0kIVRdKFLZ8hmxIhpJc9jrqfW7FG0DsaCJ9CfQIGCGBPOWvLsZzZCprFn1deos6YDGGMO071Ljh7IhtaFf16pXDKUWdCwrF1nVIxU79piZzlXR29SlMIxm1rank6SX6IK2x2Czgk_EVdgHjko1WALIBMXvPMpEOw3/s800/Puisi%20tentang%20malam%20lailaltul%20qadar.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Puisi tentang malam lailaltul qadar" border="0" data-original-height="450" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhWJmBcr5hCqAg_GTUse0RMTK0kIVRdKFLZ8hmxIhpJc9jrqfW7FG0DsaCJ9CfQIGCGBPOWvLsZzZCprFn1deos6YDGGMO071Ljh7IhtaFf16pXDKUWdCwrF1nVIxU79piZzlXR29SlMIxm1rank6SX6IK2x2Czgk_EVdgHjko1WALIBMXvPMpEOw3/s16000/Puisi%20tentang%20malam%20lailaltul%20qadar.jpg" title="Puisi tentang malam lailaltul qadar" /></a></div><br /><div><br /></div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/04/puisi-tentang-malam-lailatul-qadar.html">Puisi tentang malam Lailatul Qadar</a></b> adalah <a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi">puisi</a> yang berisi kata-kata indah penuh makna tentang malam lailatul qadar. Malam Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa dalam agama Islam. <div><br /></div><div>Malam ini terjadi pada bulan Ramadan, tetapi tanggal pastinya tidak diketahui secara pasti, namun tradisinya pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. </div><div><br /></div><div>Lailatul Qadar diyakini sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan, di mana pada malam ini turunnya Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia.
<div class="toc-pro"></div>
Oleh karena itu, malam Lailatul Qadar sangatlah penting dan banyak umat muslim beribadah di malam ini dengan puasa, sholat, dan dzikir.</div><div><br /></div><div><div>Malam Lailatul Qadar memiliki banyak keutamaan dan fadhilah dalam agama Islam, di antaranya:</div><div><br /></div><div>1. Malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik daripada seribu bulan.</div><div><br /></div><div>Allah SWT berfirman dalam surat Al-Qadr ayat 1-3:</div><div><i>"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan."</i></div><div><b><br /></b></div><div>2. Pahala ibadah pada malam Lailatul Qadar dilipatgandakan.</div><div><br /></div><div>Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad SAW bersabda:</div><div><i>"Barangsiapa yang berdiri (sholat) di malam Lailatul Qadar dengan iman dan harapan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)</i></div><div><br /></div><div>3. Doa pada malam Lailatul Qadar akan dikabulkan.</div><div><br /></div><div>Dalam sebuah hadis dari Aisyah ra, Rasulullah SAW bersabda:</div><div><i>"Carilah malam Lailatul Qadar di (10 malam terakhir) bulan Ramadan. Barangsiapa yang mendapatkan malam Lailatul Qadar, maka dia telah mendapatkan kebaikan yang banyak. Dan sesungguhnya Allah SWT memberikan pahala yang besar kepada orang yang beribadah pada malam itu. Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)</i></div><div><br /></div><div>4. Malam Lailatul Qadar adalah malam di mana keputusan tentang takdir manusia ditetapkan oleh Allah SWT.</div><div><br /></div><div>Dalam sebuah hadis dari Abdullah bin Umar ra, Rasulullah SAW bersabda:</div><div><i>"Allah menetapkan takdir hamba-hamba-Nya pada malam Lailatul Qadar, maka carilah malam tersebut di 10 malam terakhir dari bulan Ramadan." (HR. Ahmad)</i></div><div><br /></div><div>Dengan demikian, malam Lailatul Qadar sangatlah penting dan sangat dianjurkan bagi umat muslim untuk meningkatkan ibadah dan memohon ampunan serta keberkahan dari Allah SWT.</div></div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Puisi Tentang Malam Lailatul Qadar </h2><div><br /></div><div>Puisi malam lailatul qadar akan lebih terasa sejuk jika dibacanya dengan keadaan sunyi, sambil menikmati suasana malam di malam 10 hari mendekati hari raya Idul Fitri.</div><div><br /></div><div>Dalam puisi yang akan disajikan di sini, merupakan puisi yang dinilai baik, relevan, dan puitis sesuai dengan tema yang diangkat yaitu tentang 'Malam Lailatul Qadar'. </div><div><br /></div><div>Selain itu, puisi-puisinya pun adalah puisi yang ditulis oleh penyair-penyair Indonesia yang sudah terujinya secara kekaryaannya. Penulis puisi ialah seorang sastrawan yang ahli dalam menulis puisi islami, diantaranya adalah Sastrawan <i>Taufiq Ismail.</i></div><div><br /></div><div>Berikut puisi-puisi tentang malam Lailatul Qadar yang menyentuh hati dan menggugah jiwa dengan judul; Lailatul Qadar, Malam Sungai Cahaya, Lailatul Qadar, Surah Al-Qadr, Ramadhan Malam, dan Di Malam Lailatul Qadar. </div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">1. Judul: Lailatul Qadar</h3><div>Karya Taufiq Ismail </div><div><div><br /></div><div>Margasatwa tak berbunyi</div><div>Gunung menahan nafasnya</div><div>Angin pun berhenti</div><div>Pohon-pohon tunduk</div><div>Dalam gelap malam</div><div>Pada bulan suci</div><div>Qur'an turun ke bumi</div><div>Qur'an turun ke bumi</div><div>Inilah malam seribu bulan</div><div>Ketika cahaya sorga menerangi bumi</div><div>Ketika cahaya sorga menyinari bumi</div><div>Inilah malam seribu bulan</div><div>Ketika Tuhan menyeka airmata kita</div><div>Ketika Tuhan menyeka dosa-dosa kita</div></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">2. Judul: Malam Sungai Cahaya </h3><div>Karya Ihsan Subhan</div><div><br /></div><div>Ada sungai bercahaya di sekeliling malam</div><div>mengalir lembut meski turun dari ketinggian </div><div>tujuh lapis langit</div><div>lalu sinarnya jatuh di kepalaku</div><div>meresap masuk ke lubuk tubuh</div><div>yang terdalam</div><div><br /></div><div>Ada malam makin benderang</div><div>ribuan rembulan hampir tak muat </div><div>menempa semesta </div><div>dan matahari semakin ngumpet</div><div>ia tenggelam lautan entah</div><div><br /></div><div>Ada hamba tengah menghamba</div><div>padaMu yang maha belapis-lapis cahaya</div><div>bahkan tak terhingga silaunya</div><div>kami biarkan diri ini berserah pasrah</div><div>menghadapMu tak lelah-lelah</div><div><br /></div><div><br /></div><div><h3 style="text-align: left;">3. Judul: Amalan Seribu Bulan</h3><div>Karya R. Kyrani</div><div><br /></div><div>Masih asyik dalam sujud seorang hamba</div><div>Di timpa luahan air mata</div><div>Sadar betapa menggunungnya dosa</div><div>Malam seribu bulan, akankah dapat mengimbanginya?</div><div><br /></div><div>Seorang hamba, mengerti bahwa amal akan ditimbang</div><div>Keburukan bisa jadi penghalang</div><div>Kala menuju taman surga yang rindang</div><div><br /></div><div>Bisakah sebab lailatul qadar</div><div>Beratnya dosa sedikit pudar</div><div>Sebab amalan seribu bulan telah ditebar</div><div><br /></div><div>Hanya Ilahi yang mampu menilai</div><div>Seorang hamba cukuplah merangkai</div><div>Amalan tak putus dan tak cerai</div><div>Sesedikit mungkin dosa disemai</div></div><div><br /></div><div><h3 style="text-align: left;">4. Judul: Lailatul Qadar</h3><div>Karya Zara Shahzadi</div><div><br /></div><div>Malam dimana Tuhanmu mendengar setiap doamu</div><div>Malam ketika dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya</div><div>Malam yang dilimpahkan keberkahan serta Rahmat-Nya</div><div>Malam saat kamu bersujud di bumi bersimpuh ke langit</div><div>Semoga kamu menjadi salah satu orang-orang pilihan-Nya</div><div>Yang kelak dapat merasakan surga bersama orang-orang beriman</div><div>Selamat berlomba dalam embusan kebaikan yang abadi</div></div><div><br /></div><div><h3 style="text-align: left;">5. Judul: Surah Al-Qadr</h3><div>Karya Dazzling Diamond</div><div><br /></div><div>Nama babnya adalah Surat Al-Qadr.</div><div>Lail artinya malam, pemuja sebagai seorang kesatria</div><div>Dalam baju zirah Taqwanya yang bersinar</div><div><br /></div><div>Berdiri di garis depan Tuhan</div><div>Berdoa dengan sungguh-sungguh di malam yang berharga ini</div><div>Menangis dan memohon nikmat Tuhan</div><div>Mengisi catatan kebaikan untuk akhiratnya</div><div>Malam ini seperti sebuah Grand Sale di Supermarket Surga</div><div>Catatamu dapat terisi dengan cepat dibandingka dengan malam lainnya</div><div>Perlombaan malam ini berat dan menantang</div><div>Seperti akan memenangkan emas dan perak</div><div>Qadr artinya berharga, buahnya enak</div><div>Al-Qur'an diturunkan pada malam ini</div><div><br /></div><div>Lebih baik dari ribuan malam, kesenangan peenghambaan yang setia</div><div>Malaikat Jibril berjabat tangan dengan para kontestan</div><div>Semoga mereka beruntung untuk berada di air mancur surgawi</div><div>Malam agung ini terjadi pada sepuluh malam ganjil terakhir</div><div>Untuk memenangkan kontes ini terjaga saat malam dengan berdoa</div><div>Dan pertaubatan untuk dosa di masa lalu</div><div>Yang memungkinkan membawamu pada level tertinggi di surga</div><div>Semoga kamu salah satu pemenang dan kontestan terpilihnya</div></div><div><br /></div><div><h3 style="text-align: left;">6. Judul: Ramadhan Malam</h3><div>Karya Damiri Mahmud</div><div><br /></div><div>Malam</div><div>dalam</div><div>rakaat</div><div>patah-patah</div><div>Malam</div><div>tengah malam</div><div>huruf yang tertatih</div><div>lelah</div><div>Meniti hening</div><div>Allah</div></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">7. Judul: Di Malam Lailatul Qadar</h3><div>Karya Gito Harun </div><div><br /></div><div><div>Di malam Lailatul Qadar</div><div>Dalam keadaan sadar</div><div>Aku mencari-cari radar</div><div>Menelusuri jaringan menujuMu Sang Maha Besar</div><div>Di mana aku berpijak, di situ cahayaMu berpijar</div><div>Samar-samar aku melihatnya memancar</div><div>Di sudut-sudut kamar</div><div><br /></div><div>Hatiku mulai gusar</div><div>Jantungku kencang berdebar</div><div>Dengan tubuh yang bergetar</div><div>Kaki yang gemetar</div><div>Dan suara yang menggelegar</div><div>Aku terus berujar</div><div>Allahu Akbar, Allahu Akbar</div><div>Hingga datang waktu fajar</div><div>Di malam Lailatul Qadar</div></div><div><br /></div><div><br /></div><div><div>Untuk menyambut malam lailatul Qadar, berdasarkan hadis Rasulallah SAW, bahwa ia melaksanakan shalat malam, dan salah satu amalan pada malam seribu bulan adalah sholat sunah Shalat Lailatul Qadar.</div><div><br /></div><div>Dalil untuk melaksanakan shalat Lailatul Qadar terdapat dalam hadis Rasulullah saw. dari Aisyah ra. sebagai berikut:</div><div><br /></div><div>كان النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إذا دخل العشرُ شدَّ مِئْزَرَهُ، وأحيا ليلهُ، وأيقظَ أهلهُ</div><div><br /></div><div>"Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam apabila memasuki sepuluh malam terakhir, beliau mengikat sarungnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan istri-istrinya (untuk shalat malam)." [51. HR Al Bukhari (2024), Muslim (1174) dan lain-lain].</div><div><br /></div><div>Kitab Durratun Nasihin fil Wa'zhi wal Irsyad karya Syekh Utsman Al-Khaubawi juga menerangkan bahwa solat sunah Lailatul Qadar memiliki banyak keutamaan, salah satunya diampuni dosa-dosanya dan dosa kedua orang tuanya.</div></div><div><br /></div><div>Demikianlah kumpulan <b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/04/puisi-tentang-malam-lailatul-qadar.html">Puisi Tentang Malam Lailatul Qadar</a></b> sebagai bahan referensi dalam menyambut peringatan malam lailatul qadar, yang biasanya terhitung 10 hari sebelum hari raya Idul Fitri.</div><div><br /></div><div><i><span style="font-size: x-small;">Sumber: Dari berbagai sumber</span></i></div><div><br /></div><div><br /></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-1728515315578518802023-04-11T01:29:00.007+07:002023-04-14T04:36:36.642+07:00Kumpulan Puisi Tentang Idul Fitri Terbaik Sepanjang Masa <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6CoIM4h90zE_WesL49FMwPds0FweDrldhJstJ93aGVzc1QBqt803cRJQ3f9b42OIPr0I1AMqikrI53JaTmeUN6oIyEBh8iNIy_ZFrH6ajd3Xib7O9H0xhSfIjkKknl4bFfg3ceciCmEu0x19R0Mhcju8way9NAAZ_uNTWDrWePp8KPLxa9aE8tHtL/s800/Kumpulan%20Puisi%20tentang%20Idul%20Fitri.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Puisi Idul Fitri" border="0" data-original-height="450" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6CoIM4h90zE_WesL49FMwPds0FweDrldhJstJ93aGVzc1QBqt803cRJQ3f9b42OIPr0I1AMqikrI53JaTmeUN6oIyEBh8iNIy_ZFrH6ajd3Xib7O9H0xhSfIjkKknl4bFfg3ceciCmEu0x19R0Mhcju8way9NAAZ_uNTWDrWePp8KPLxa9aE8tHtL/s16000/Kumpulan%20Puisi%20tentang%20Idul%20Fitri.jpg" title="Kumpulan Puisi tentang idul fitri" /></a></div><br /><div><br /></div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/04/kumpulan-puisi-tentang-idul-fitri-terbaik-sepanjang-masa.html">Puisi Tentang Idul Fitri</a></b> - Hari Raya Idul Fitri adalah perayaan suci bagi umat Islam di seluruh dunia setelah satu bulan melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan. <div><br /></div><div>Idul Fitri jatuh pada 1 Syawal dalam kalender islam. Namun untuk penanggalan dalam kalender masehi, setiap tahunnya selalu berubah-ubah atau berbeda-beda. Penentuan tanggal atau harinya pun harus melalui kajian yang akrab disebut 'Sidang Isbat' dengan metode <i>hisab </i>dan <i>rukyat </i>yang dilakukan oleh para ulama dan ahli perbintangan. </div><div><br /></div><div>Tentu saja dalam menyambut hari besar islam ini, kita sering mengucapkan ucapan selamat yang diringi dengan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan, baik yang terasa maupun yang tidak terasa.</div><div><br /></div><div>Uniknya, dalam mengucapkan selamat hari yang akrab disebut lebaran itu, sangat beragam, bisa ditulis melalui pesan singkat, surat, pantun, bahkan <a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi">puisi</a>. Namun ucapan tersebut bisa juga dilakukan dengan mengucapkannya langsung secara verbal. </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Puisi Tema Hari Raya Idul Fitri </h2><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwULYnAjhFSQxHzF6wbl_YIB4brcItG3qonLsdWPl2f9Ti2ly2bj0TjoU2uH2Me1_MADL20_HvXCM8CFaQ70i7BgG5uqHcMNBJ0dfXcKNLVrmNzB--Ll0a4ZSvZonBojWnn74J7SKSchs-50usTKPi6gutH64bbWEROaved36uKQQHpzc_tGRA9f_5/s1000/Ilustrasi%20Suasana%20Hari%20Raya%20Idul%20Fitri.jpg" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Ilustrasi suasana hari raya Idul Fitri dengan Puisi" border="0" data-original-height="667" data-original-width="1000" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwULYnAjhFSQxHzF6wbl_YIB4brcItG3qonLsdWPl2f9Ti2ly2bj0TjoU2uH2Me1_MADL20_HvXCM8CFaQ70i7BgG5uqHcMNBJ0dfXcKNLVrmNzB--Ll0a4ZSvZonBojWnn74J7SKSchs-50usTKPi6gutH64bbWEROaved36uKQQHpzc_tGRA9f_5/s16000/Ilustrasi%20Suasana%20Hari%20Raya%20Idul%20Fitri.jpg" title="Ilustrasi suasana hari raya Idul Fitri dengan Puisi" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi suasana hari raya Idul fitri dengan puisi (istimewa)</td></tr></tbody></table><br /><div><br /></div><div>Di momen hari raya Idul Fitri, semua orang selalu bergembira saat merayakannya. Bagaimana tidak, selain kita dapat saling bermaaf-maafan dengan setiap orang, kita pun bisa menyantap makanan khas lebaran, seperti ketupat dan opor ayam. </div><div><br /></div><div>Selain itu, tidak kalah penting dan menariknya adalah, kita dapat berbagi rejeki dengan siapapun dengan materi uang ataupun dengan bingkisan/paket atau parcel lebaran.</div><div><br /></div><div><div>Kali ini <i>sudutkerlip.com</i> telah merangkum kumpulan Puisi Idul Fitri dari berbagai sumber terpercaya yang ditulis oleh penyair-penyair Indonesia ternama dan populer.</div><div><br /></div><div><span style="background-color: #c7fdff;">Berikut kumpulan Puisi tentang Idul Fitri atau puisi lebaran, berjudul Malam Lebaran, Idul Fitri, Selamat Idul Fitri, Hari Raya Kesucian, Sampai ke Idul fitri,</span> untuk dijadikan referensi atau contoh ucapan Idul Fitri dengan puisi.</div></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Judul: Malam Lebaran</h3><div>Karya Sitor Situmorang </div><div><br /></div><div>Bulan di atas kuburan </div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Judul: Idul Fitri </h3><div>Karya Sutardji Calzoum Bachri </div><div><br /></div><div><div>Lihat</div><div>Pedang tobat ini menebas-nebas hati</div><div>dari masa lampau yang lalai dan sia</div><div>Telah kulaksanakan puasa ramadhanku,</div><div>telah kutegakkan shalat malam</div><div>telah kuuntaikan wirid tiap malam dan siang</div><div>Telah kuhamparkan sajadah</div><div>Yang tak hanya nuju Ka’bah</div><div>tapi ikhlas mencapai hati dan darah</div><div>Dan di malam-malam Lailatul Qadar akupun menunggu</div><div>Namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya</div><div>Maka aku girang-girangkan hatiku</div><div><br /></div><div>Aku bilang:</div><div>Tardji rindu yang kau wudhukkan setiap malam</div><div>Belumlah cukup untuk menggerakkan Dia datang</div><div>Namun si bandel Tardji ini sekali merindu</div><div>Takkan pernah melupa</div><div>Takkan kulupa janji-Nya</div><div>Bagi yang merindu insya Allah ka nada mustajab Cinta</div><div>Maka walau tak jumpa dengan-Nya</div><div>Shalat dan zikir yang telah membasuh jiwaku ini</div><div>Semakin mendekatkan aku pada-Nya</div><div>Dan semakin dekat</div><div>semakin terasa kesia-siaan pada usia lama yang lalai berlupa</div><div><br /></div><div>O lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk ini</div><div>ngebut</div><div>di jalan lurus</div><div>Jangan Kau depakkan lagi aku ke trotoir</div><div>tempat usia lalaiku menenggak arak di warung dunia</div><div>Kini biarkan aku menegak marak Cahaya-Mu</div><div>di ujung sisa usia</div><div>O usia lalai yang berkepanjangan</div><div>Yang menyebabkan aku kini ngebut di jalan lurus</div><div>Tuhan jangan Kau depakkan aku lagi ke trotoir</div><div>tempat aku dulu menenggak arak di warung dunia</div><div><br /></div><div>Maka pagi ini</div><div>Kukenakan zirah la ilaha illallah</div><div>aku pakai sepatu sirathal mustaqim</div><div>aku pun lurus menuju lapangan tempat shalat Id</div><div>Aku bawa masjid dalam diriku</div><div>Kuhamparkan di lapangan</div><div>Kutegakkan shalat</div><div>Dan kurayakan kelahiran kembali</div><div>di sana.</div></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Judul: Selamat Idul Fitri </h3><div>Karya Mustofa Bisri (Gus Mus)</div><div><br /></div><div><div>Selamat idul fitri, bumi</div><div>maafkan kami</div><div>selama ini</div><div>tidak semena-mena</div><div>kami memerkosamu.</div><div> </div><div>Selamat idul fitri, langit</div><div>maafkan kami</div><div>selama ini</div><div>tidak henti-hentinya</div><div>kami mengelabukanmu.</div><div><br /></div><div>Selamat idul fitri, mentari</div><div>maafkan kami</div><div>selama ini</div><div>tidak bosan-bosan</div><div>kami mengaburkanmu.</div><div><br /></div><div>Selamat idul fitri, laut</div><div>maafkan kami</div><div>selama ini</div><div>tidak segan-segan </div><div>kami mengeruhkanmu.</div><div><br /></div><div>Selamat idul fitri, burung-burung</div><div>maafkan kami</div><div>selama ini</div><div>tidak putus-putus</div><div>kami membrangusmu.</div><div><br /></div><div>Selamat idul fitri, tetumbuhan</div><div>maafkan kami</div><div>selama ini</div><div>tidak puas-puas </div><div>kami menebasmu.</div><div><br /></div><div>Selamat idul fitri, para pemimpin</div><div>maafkan kami</div><div>selama ini</div><div>tidak habis-habis</div><div>kami membiarkanmu.</div><div><br /></div><div>Selamat idul fitri, rakyat</div><div>maafkan kami</div><div>selama ini</div><div>tidak sudah-sudah </div><div>kami mempergunakanmu.</div><div><br /></div><div><h3>Judul: Hari Raya Kesucian </h3><div>Karya Ihsan Subhan</div></div><div><br /></div><div>Fit, bersyukurlah, tahun ini kita masih bersama</div><div>dalam menahan nafsu yang tak berkesudahan</div><div>aku ingin kita terus menikmati makna ramadan</div><div>meski kemarin sudah kita lewati</div><div>Fit, agar kita tak menjadi sia sia</div><div>dan tidak menjadi abu dari tebalnya kayu</div><div>maka kita harus jadi melati, </div><div>lengkap dengan wanginya yang putih</div><div><br /></div><div>Fit, lebaran sudah menjelma </div><div>banyak ketupat dan opor di depan mata</div><div>namun apakah lidah kita akan tetap sama</div><div>dengan lidah kita yang hampir kering saat berpuasa</div><div>lalu kita cicipi manisnya kolak saat berbuka</div><div>lengkap dengan nasi ayam sambal kesukaan</div><div>Ah, nikmat makan adalah anugrah</div><div>Semoga saja masih tetap berkah</div><div><br /></div><div>Fit, baju yang kita kenakan di hari raya </div><div>bukan baju biasa, ini baju paling istimewa</div><div>sebab kita mengenakannya dalam hari penuh sukacita</div><div>begitupun juga sandal, sarung, mukena, dan kopiah</div><div>yang dipakai saat kita bersama</div><div>adalah pakaian suci, pengantar kita menemuiNya. </div><div><br /></div><div>Fit, maafkan aku</div><div>sebenarnya, aku tak ingin meninggalkan ramadan</div><div>maka, jadikanlah hari hariku yang lainnya </div><div>seperti rembulan yang bercahaya </div><div>yang mampu menerangi semesta dan hati kita</div><div>biar selamat di segala tempat, termasuk kelak di akhirat</div><div><br /></div><div>Fitri, selamat hari raya kesucian</div><div>inilah hari kita yang bersih bersinar</div><div>tanpa noda yang menjalar</div><div><br /></div><div>Cianjur, April 2023</div><div><br /></div><div><h3>Judul: Sampai ke Idul Fitri </h3><div>Karya L.K. Ara </div></div><div><br /></div><div><div>Ya Allah</div><div>Inilah sujudku di bulan ramadhan</div><div>Kening menyentuh sajadah</div><div>Shalat malam yang nyaman</div><div>Oleh angin yang Kau turunkan</div><div><br /></div><div>Ya Allah</div><div>Inilah air mata rindu di bulan ramadhan</div><div>Mengalir untuk-Mu</div><div>Saat masjid diserbu kelam</div><div>Saat alam mulai diam</div><div><br /></div><div>Ya Allah</div><div>Inilah sujudku di bulan ramadhan</div><div>Sujud seorang hamba</div><div>Yang ngembara di bumi-Mu</div><div>Membawa beban beribu keluh</div><div>Ingin merlindung pada-Mu</div><div>Mohon ampun pada-Mu</div><div>Di bulan penuh ampunan</div><div><br /></div><div>Ya Allah</div><div>Bagai besi dibakar</div><div>Lalu ditempa</div><div>Begitulah aku terbakar</div><div>Menempa diri</div><div>Untuk sampai ke idulfitri</div><div><br /></div><div><br /></div><div>Itulah tadi contoh <b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/04/kumpulan-puisi-tentang-idul-fitri-terbaik-sepanjang-masa.html">Puisi tentang Idul Fitri</a></b> terbaru tahun 2023 yang bisa menggambarkan situasi hari raya Idul Fitri yang sering ditemui setiap tahunnya. Tentunya perayaan lebaran ini harus kita syukuri, karena di hari yang berbahagia itu, kita dapat merasakan kegembiraan yang berbeda, terlebih lagi merayakan lebarannya bersama orang-orang yang kita sayangi. </div></div><div><br /></div><div>Di tahun 2023 ini, tanggal perkiraan hari raya idul fitri adalah tanggal 21 April 2023. Semoga saja kita semua dapat diberikan kesehatan dan usia yang panjang, agar kita dapat merasakan kembali kegemberiaan dan kenikmatan perayaan suci Idul Fitri 1444 Hijriah. Aamiin.</div><div><br /></div><div>Selain puisi-puisi di atas, sudutkerlip.com pun pernah menerbitkan puisi yang bertemakan Idul Fitri karya Ihsan Subhan pada tahun 2012 dengan judul "<a href="https://www.sudutkerlip.com/2019/02/puisi-lebaran-dan-sepucuk-melati-di.html" target="_blank">Puisi: Lebaran dan Sepucuk Melati di Tubuh Syawal</a>" </div><div><br /></div></div><div><br /></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-64914634580471553332023-03-21T21:11:00.009+07:002023-04-14T04:31:49.077+07:00Puisi Tentang Bencana Banjir Cianjur <div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6OXSPvYMdvG4ppPLykePaSMWw2Y_Pfn6cWsgNF6KOnnD8rESPDrUNA1cDHHfJREXPnilFF-83wXTGTv8vyjcSYle-_HF9CG5MFlqaHetuKRi5EfrFCp3l1WLX4bLHUX9oRsRpHu3UM0JrURHzN0AmHNH28aN44bicMpHsHNn5_me2NbAvNvhKNERS/s800/puisi%20tentang%20banjir.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Puisi tentang banjir" border="0" data-original-height="450" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6OXSPvYMdvG4ppPLykePaSMWw2Y_Pfn6cWsgNF6KOnnD8rESPDrUNA1cDHHfJREXPnilFF-83wXTGTv8vyjcSYle-_HF9CG5MFlqaHetuKRi5EfrFCp3l1WLX4bLHUX9oRsRpHu3UM0JrURHzN0AmHNH28aN44bicMpHsHNn5_me2NbAvNvhKNERS/s16000/puisi%20tentang%20banjir.jpg" title="puisi tentang bencana banjir" /></a></div></div></div><b><div><b><br /></b></div><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/03/puisi-banjir-cianjur.html">Puisi Tentang Bencana Banjir </a></b> -- Banyak <a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi" target="_blank">puisi</a> yang menceritakan tentang bencana alam, dan salah satunya adalah puisi tentang banjir. Puisi Banjir tentunya akan sangat menarik dan memukau jika puisi tersebut ditulis dengan hati, ditulis dengan perasaan, dan ditulis berdasarkan pengalaman.<div><br /></div><div>Banjir merupakan suatu kondisi di mana air meluap dari sungai, danau, atau laut dan menyebar ke daerah yang biasanya tidak terendam air. </div><div><br /></div><div>Banjir dapat terjadi karena hujan yang sangat deras, longsor, atau perubahan alam yang menyebabkan naiknya permukaan air seperti pasang laut. </div><div><br /></div><div>Banjir dapat menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur dan properti, serta mengancam keselamatan manusia dan hewan. </div><div><br /></div><div>Oleh karena itu, penanganan banjir harus dilakukan dengan cepat dan tepat agar dapat meminimalkan dampak buruk yang ditimbulkan.</div><div><br /></div><div><h2 style="text-align: left;">Puisi Tema Bencana Banjir </h2><div><br /></div><div>Secara visual, puisi dapat dibayangkan sesuai dengan imajinasi si pembacanya masing-masing. Namun puisi akan lebih terasa visualisasinya, jika si pembaca pun pernah mengalami kejadian yang tertulis di dalam puisi tersebut. </div><div><br /></div><div>Di bawah ini adalah puisi yang diambil dari kejadian bencana alam banjir yang ada di Cianjur. Sila simak Puisi Banjir Cianjur dengan judul; Malam-malam Hujan dan Kepada Air yang Banjir. </div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;"><b>Judul: Malam-malam Hujan</b></h3><div>Karya: Ihsan Subhan</div><div><br /></div><div>Malam yang hitam tadi</div><div>adalah malam yang menggetarkan hati</div><div>dalam gelap kami menyelami diri</div><div>menatap jalan jadi sungai terpanjang</div><div>melihat air mengalir kencang</div><div>ia melahap dinding-dinding rumah</div><div>menelan perabotan yang teramat lemah</div><div>dari dalam kamar, </div><div>kami naik ke atas ranjang</div><div>kami simpan lendir nestapa</div><div>di atas meja yang mengambang</div><div>kami satukan air mata kami</div><div>dengan lidi-lidi hujan</div><div>kami biarkan kepala dan tubuh kami </div><div>basah hingga kering dan pasrah</div><div><br /></div><div>Malam yang hitam tadi</div><div>adalah hujan yang dingin dan </div><div>menusuk, hingga terasa membeku</div><div>sampai ke denyut nadi</div><div><br /></div><div>Cianjur, 20 Maret 2023</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;"><b>Judul: Kepada Air yang Banjir</b></h3><div>Karya: Ihsan Subhan </div><div><br /></div><div>Air, </div><div>tenangkan dirimu</div><div>berjalanlah di tempatmu paling nyaman</div><div>bukan di tempat yang bukan dirimu</div><div><br /></div><div>Air, </div><div>jangan kaurenggut senyum kami</div><div>mengalirlah pada tempatnya</div><div>mengalirlah dengan damai</div><div>dengan keteduhan serupa embun</div><div>dengan kesucian seperti mata air</div><div>dengan kebeningan cinta di dalamnya</div><div><br /></div><div>Air, </div><div>Jangan kau banjiri kota kami</div><div>usai gempa kemarin, kami masih tersakiti</div><div><br /></div><div>2023</div><div><br /></div><div>Itulah tadi <b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/03/puisi-banjir-cianjur.html">Puisi Bentang Bencana Banjir Cianjur</a></b>, yang ditulis dari kejadian bencana alam banjir yang terjadi di kabupaten Cianjur Jawa Barat. </div><div><br /></div><div><br /></div><div> </div></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com24tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-85484708010155002202023-03-16T15:17:00.000+07:002023-03-16T15:17:01.974+07:00Puisi Ajip Rosidi untuk Nani Wijaya<div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjclTNVzSB0a3Ev0DhlSMz_KRd6CluzlgQl28uwWKtcMVNBOud8u9TymPc9Y4qEveCDE4dJP-2UYjuGrUOyaEMscipQOi8T2K5dTcwIFDiZ2knccLVKJ0d_XnF_uhNpQNtj2xfjtz37XHJwptWXFjDOziIzR6qvCjgSm1XHo7dUk2UhQzjyw7o5NsAP/s749/Puisi%20Ajip%20Rosidi%20untuk%20Nani%20Wijaya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Puisi Ajip Rosidi untuk Nani Wijaya" border="0" data-original-height="481" data-original-width="749" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjclTNVzSB0a3Ev0DhlSMz_KRd6CluzlgQl28uwWKtcMVNBOud8u9TymPc9Y4qEveCDE4dJP-2UYjuGrUOyaEMscipQOi8T2K5dTcwIFDiZ2knccLVKJ0d_XnF_uhNpQNtj2xfjtz37XHJwptWXFjDOziIzR6qvCjgSm1XHo7dUk2UhQzjyw7o5NsAP/s16000/Puisi%20Ajip%20Rosidi%20untuk%20Nani%20Wijaya.jpg" title="Puisi Ajip Rosidi untuk Nani Wijaya" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr></tbody></table><b>PUISI AJIP ROSIDI UNTUK NANI WIJAYA</b> - Kepergian aktris Nani Wijaya ke keabadian SurgaNya, menyisakan duka yang mendalam di dunia hiburan Indonesia, Nani wafat hari ini Kamis (16/3/2023).</div><div><br /></div><div>Banyak cerita tentang karya-karya Nani Wijaya selama ia berada di dunia ini, karya-karyanya akan senatiasa abadi.</div><div><br /></div><div>Selain itu, Ajip Rosidi, sang suami dari Nani Wijaya, Dia adalah seorang penyair dan sastrawan terkemuka di negeri ini, yang sebelumnya telah wafat pada tanggal 29 Juli 2020. </div><div><br /></div><div>Dalam kesempatan ini, sudutkerlip.com dengan sengaja mengadirkan puisi-puisi Ajip Rosidi untuk Nani Wijaya, yang secara tidak sadar, <a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi" target="_blank">puisi Ajip Rosidi</a> sangat erat kaitannya dengan Nani Wijaya. </div><div><br /></div><div><span style="background-color: #fcff01;">Berikut ini <b>Puisi-puisi Ajip Rosidi</b> untuk <b>Nani Wijaya </b>yang berjudul Dukaku yang Risau dan Lagu Kerinduan. </span></div><h3 style="text-align: left;">Dukaku yang Risau</h3><div>Karya: Ajip Rosidi </div><div><br /></div><div>Berjalan, berjalan selagi di diri duka</div><div>Bernapas lega menemu perempuan</div><div>Kami berpandangan: lantas tahu</div><div>Segalanya tinggal masa kenangan</div><div>Kami berjalan memutar danau</div><div>Namun kutahu: dukaku yang risau</div><div>Takkan mendapatkan pelabuhan aman</div><div>Kecuali dalam pelukan penghabisan</div><div>Kupandang matanya:</div><div>Tak kukenal siapa pun juga</div><div>Didindingi kabut samar</div><div><br /></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Lagu Kerinduan</h3><div>Karya: Ajip Rosidi</div><div><br /></div><div>Wajahmu antara batang kelapa langsing</div><div>Menebar senyum dan matamu menjadikan daku burung piaraan</div><div>Semua hanya bayangan kerinduan: kau yang nun entah di mana</div><div>Mengikuti setiap langkahku, biarpun ke mana</div><div>Kujalani kelengangan hari</div><div>Sepanjang pagar bayangan: wajahmu menanti</div><div>Langkah kuhentikan dan kulihat</div><div>Hanya senyummu memenuhi jagat</div><div><br /></div><div>Itulah <b>Puisi-puisi Ajip Rosidi untuk Nani Wijaya</b> yang sangat romantis dan mengharukan.</div><div><br /></div><div>Di dalam puisi yang berjudul Dukaku yang Risau dan Lagu Kerinduan di atas, sangat terasa ada cerita yang haru sekaligus romantis dari pasangan Sastrawan Ajip Rosidi dengan Aktris Nani Wijaya. </div><div><br /></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-39062115475214125642023-03-14T18:27:00.004+07:002023-03-14T18:46:58.618+07:00Lomba Kritik Sastra Dunia Puisi Taufiq Ismail 2023<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEho7zxrT-gQsaeQke1xfVfksXz5It9ks9x2MBBEYPBk33a_pf-f1SRnvDg4HJvfQ8x-nVDChvCSsEnCxKPrey7uOBe-TR_mxfvAfO0w57rCbvfx06qM2Jvc3mKj638xrjDVnjztHfMzETa6Wlp_YpRY8bTxHZ3_bfZ-E5726jtR5squ63FP5bwF4h8a/s750/Lomba%20Kritik%20Sastra%20Dunia%20Puisi%20Taufiq%20Ismail%202023.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Lomba Kritik Sastra Dunia Puisi Taufiq Ismail" border="0" data-original-height="457" data-original-width="750" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEho7zxrT-gQsaeQke1xfVfksXz5It9ks9x2MBBEYPBk33a_pf-f1SRnvDg4HJvfQ8x-nVDChvCSsEnCxKPrey7uOBe-TR_mxfvAfO0w57rCbvfx06qM2Jvc3mKj638xrjDVnjztHfMzETa6Wlp_YpRY8bTxHZ3_bfZ-E5726jtR5squ63FP5bwF4h8a/s16000/Lomba%20Kritik%20Sastra%20Dunia%20Puisi%20Taufiq%20Ismail%202023.jpg" title="Lomba Kritik Sastra Dunia Puisi Taufiq Ismail" /></a></div><br /><p style="text-align: left;"><br /></p><h2 style="text-align: left;">Lomba Kritik Sastra Dunia Puisi Taufiq Ismail </h2><div><span style="background-color: #fcff01;"><b>Lomba Kritik Sastra Dunia Puisi Taufiq Ismail </b>ini adalah lomba yang diselenggarakan oleh Majalah Sastra Horison, Rumah Puisi Taufiq Ismail, dan Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI)</span>. </div><div><br /></div><div><a href="https://www.sudutkerlip.com/seach/label/Lomba/" target="_blank">Lomba</a> ini memiliki latar belakang dan latar depan yang sangat menarik, sebelumnya Anda bisa membaca latar belakang acara lomba kritis sastra ini <b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/03/latar-belakang-lomba-menulis-kritik-sastra-dunia-puisi-taufiq-ismail.html" target="_blank">di sini</a>. </b></div><div><b><br /></b></div><div>Adapan beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi sebagai peserta lomba adalah sebagai berikut ini: </div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Kriteria Penilaian </h3><div>Sebagai dasar dan<span style="white-space: pre;"> </span>pegangan<span style="white-space: pre;"> </span>objektivitas, penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:</div><div><ol style="text-align: left;"><li>Kedalaman dan ketajaman analisis. Kriteria penilaian ini memusatkan perhatiannya pada pengungkapan makna puisi berdasarkan penafsiran dan pemaknaan atas teks puisi secara komprehensif dan holistik.</li><li>Kebaruan perspektif. Mengingat kekuatan puisi jatuh pada permainan bahasa, maka kebaruan perspektif sebagai salah satu kriteria penilaian memusatkan perhatiannya pada analisis terhadap gaya bahasa (Sigurative language), seperti metasora, paradoks, parodi, simbolisme, dan majas lainnya serta kaitannya dengan musikalitas bunyi.</li><li>Keterbacaan penyajian. Kajian atau analisis puisi yang disajikan dengan memamerkan konsep, istilah atau teori-teori yang canggih pada hakikatnya akan menjauhkan pembaca dengan teks puisinya sendiri. Oleh karena itu, segala macam teori dan konsep itu mesti dapat dilesapkan dalam analisis secara koheren dan disampaikan dengan bahasa yang runtut, cair, dan jernih. Dengan begitu, analisis itu, tidak hanya akan membuka pemahaman pembaca pada teks puisi, tetapi juga memantik pembaca untuk masuk lebih jauh pada teks puisi secara paripurna.</li></ol><div><br /></div></div><h3 style="text-align: left;">Ketentuan Umum </h3><div><div><ul style="text-align: left;"><li>Lomba Kritik Sastra: Dunia Puisi <a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/02/biografi-taufiq-ismail.html" target="_blank">Taufiq Ismail</a> 2023 dimulai 11 Maret 2023 dan ditutup 21 Mei 2023, Pukul 24.00.</li><li>Naskah dikirim dalam bentuk Pdf ke Panitia Lomba Kritik Sastra: Dunia Puisi Taufiq Ismail melalui e- mail lombakritiksastrati2023&gmail.com.</li><li>Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu naskah.</li><li>Naskah belum pernah dipublikasikan secara utuh atau sebagian dalam bentuk apa pun.</li><li>Naskah tidak sedang diikutsertakan dalam lomba atau untuk kepentingan publikasi di jurnal atau buku.</li><li>Naskah merupakan karya asli, bukan terjemahan, saduran, atau jiplakan.</li><li>Kutipan atau rujukan dari sumber lain, wajib menyertakan data publikasi sumbernya.</li><li>Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan kreatif.</li></ul><div><br /></div></div></div><h3 style="text-align: left;">Ketentuan Khusus </h3><div><div><ul style="text-align: left;"><li>Peserta wajib memilih satu atau sebanyaknya tiga puisi karya Taufiq Ismail untuk dijadikan objek kajian kritik dan menyertakan data publikasi puisi yang bersangkutan.</li><li>Puisi yang dijadikan objek kajian wajib diambil dari buku karya Taufiq Ismail dan bukan dari buku sumber lain, seperti buku antologi puisi bersama atau sejenisnya.</li><li>Naskah minimal 4.000 kata dan maksimal 8.000 kata di luar dastar pustaka dan catatan kaki, ukuran kertas A4 dengan spasi 1,5 dan huruf Times New Roman ukuran 12.</li><li>Peserta tidak dibatasi warga negara mana pun. Jadi, lomba ini terbuka untuk warga negara Indonesia dan warga negara asing.</li><li>Untuk kepentingan administrasi, peserta wajib melampirkan tanda bukti identitas berupa fotokopi KTP, SIM atau Paspor, alamat e-mail dan nomor WhatsApp atau HP.</li><li>Peserta wajib melampirkan biodata ringkas maksimal 250 kata pada lembar tersendiri,</li></ul><div><br /></div></div></div><h3 style="text-align: left;">Format Naskah </h3><div><div>Subject Email: nama lomba, nama lengkap, judul kritik</div><div>(Contoh: Lomba Kritik Sastra: Dunia <a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/02/puisi-puisi-taufiq-ismail.html" target="_blank">Puisi Taufiq Ismail</a> 2023—Umar Wibowo Rustam—Potret Sosial dalam Tiga Puisi Taufiq Ismail)</div><div><br /></div><div>Naskah format PDF dengan judul file:</div><div>Nama Lomba dan Judul Naskah</div><div>(Contoh: Lomba Kritik Sastra: Dunia Puisi Taufiq Ismail 2023—Umar Wibowo Rustam—Potret Sosial dalam Tiga Puisi Taufiq Ismail)</div><div><br /></div><div>Biodata format PDF dengan judul file: Nama, Biodata, Judul karya</div><div>(Contoh: Umar Wibowo Rustam, Biodata, Potret Sosial dalam Tiga Puisi Taufiq Ismail)</div></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Hal Lain-lain </h3><div><ul style="text-align: left;"><li>Keputusan Dewan Juri bersifat mutlak, tidak dapat diganggu gugat, dan tidak diadakan surat-menyurat.</li><li>Lomba ini bersifat umum, tidak dibatasi usia dan warga negara,</li><li>Dewan Juri terdiri dari penyair, kritikus, dan akademisi.</li><li>Para pemenang akan diumumkan pada tanggal 25 Juni 2023, Pukul 12.00 (lokasi tentatif). Setelah pengumuman, Panitia akan menyebarkan pengumuman itu di media sosial (facebook, Instagram, Youtube, dan grup WhatsApp),</li></ul><div><br /></div></div><h3 style="text-align: left;">Hadiah </h3><div><div><ul style="text-align: left;"><li>Juara I : Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) + Buku-buku + DVD</li><li>Juara II<span style="white-space: pre;"> </span>Rp 7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) + Buku-buku + DVD</li><li>Juara III<span style="white-space: pre;"> </span>Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) + Buku-buku + DVD</li><li>Dua puluh Hadiah Harapan masing-masing Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) + Buku-Buku + DVD</li></ul></div><div>Naskah pemenang dan dua puluh nomine akan dibukukan dalam format Pdf dan akan dikirim melalui e-mail kepada para penulisnya.</div></div><div><br /></div><div>Koordinator Pelaksana:</div><div><div>Nissa Rengganis</div><div><br /></div><div>Acara didukung oleh:</div><div>Majalah Sastra Horison Rumah Puisi Taufiq Ismail</div><div>Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI)</div></div><div><br /></div><div>Itulah informasi terkait <b>Lomba Kritik Sastra Dunia Puisi Taufiq Ismail</b> tahun 2023, semoga info satra ini bermanfaat bagi sesiapa, terutama bagi calon peserta lomba. Terima kasih.</div><div><br /></div><div><i><span style="font-size: x-small;">Sumber: WA Group Ruang Sastra</span></i></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-36097539317228646592023-03-14T18:00:00.007+07:002023-04-17T15:13:26.617+07:00Latar Belakang Lomba Menulis Kritik Sastra Dunia Puisi Taufiq Ismail <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglGcPgCAeAbbLpPKcLp9n7djHMOCFbIVHlXxhQFpXmjijv5xSI_lv5ql7UrmtcprJlf1n1RCTMtJyj-lwTNMT7DrmyLm4hGy3o-wg23zCchV7im67AwXDb_iGD2xcfV_tdYTp87VGTrfyrJVqXlgLFJHP5yb9KxRzYrZGvtwRZFAjx0sJ4iiO27GbT/s750/Latar%20belakang%20lomba%20kritik%20sastra%20dunia%20puisi%20Taufiq%20Ismail.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Latar Belakang Lomba Kritik Sastra Dunia Puisi Taufiq Ismail" border="0" data-original-height="457" data-original-width="750" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglGcPgCAeAbbLpPKcLp9n7djHMOCFbIVHlXxhQFpXmjijv5xSI_lv5ql7UrmtcprJlf1n1RCTMtJyj-lwTNMT7DrmyLm4hGy3o-wg23zCchV7im67AwXDb_iGD2xcfV_tdYTp87VGTrfyrJVqXlgLFJHP5yb9KxRzYrZGvtwRZFAjx0sJ4iiO27GbT/s16000/Latar%20belakang%20lomba%20kritik%20sastra%20dunia%20puisi%20Taufiq%20Ismail.jpg" title="Lomba Kritik Sastra Dunia Puisi Taufiq Ismail" /></a></div><br /><p style="text-align: left;"><br /></p><h2>Latar Belakang Lomba Kritik Sastra Dunia Puisi </h2><p style="text-align: left;"><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/penyair/" target="_blank">Taufiq Ismail</a></b> (lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935) adalah satu dari sedikit penyair Indonesia yang lebih dari separoh hidupnya diabdikan—didedikasikan untuk puisi, sastra, budaya, dan kehidupan bangsa Indonesia. Sejak awal tahun 1950-an, karya-karyanya sudah menyebar dan menghiasi majalah sastra terkemuka. Pilihan hidupnya untuk memuliakan puisi dan menjaga muruah kebudayaan, bukanlah tanpa risiko. la berhadapan dengan tekanan dan teror kekuasaan yang represif. Tetapi, idealisme dan kecintaannya pada bangsa memberi kekuatan lain, dan puisi menjadi salah satu alat perjuangannya.</p><div>Tampilnya nama <a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/02/biografi-taufiq-ismail.html" target="_blank">Taufiq Ismail</a> sebagai penyair penting Angkatan 66 menegaskan kiprah kepenyairannya dalam ikut ambil bagian dalam perjuangan bangsa. Puisi-puisinya dalam Tirani dan Benteng (1993) merupakan kesaksian sejarah seorang penyair dalam menghadapi berbagai peristiwa sosial-politik- budaya. Puisi-puisinya menjadi rekaman peristiwa dan saksi bicara zamannya.</div><div><br /></div><div>Semangat dan idealisme yang sama pada zaman yang berbeda terjadi ketika kekuasaan Orde Baru telah menyimpang dari nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan. Ia pun merekam dan mencatat berbagai ketimpangan sosial. Ketika gerakan reformasi berjuang menggulingkan kekuasaan Orde Baru, Taufiq Ismail tetap konsisten dan ikut ambil bagian dalam mengejawantahkan idealismenya lewat puisi. Antologi puisinya, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1999), kembali menjadi rekaman peristiwa dan saksi bicara tentang situasi dan kondisi bangsa pada zamannya.</div><div><br /></div><div><div>Di luar dua antologi puisi tadi, banyak pula puisinya yang digunakan untuk lirik lagu-lagu Bimbo, Ahmad Albar, Chrisye, dan entah siapa lagi. Belum terhitung puisi-p uisinya yang dibacakan dalam berbagai forum nasional dan internasional. Reputasinya sebagai penyair garda depan terbukti dengan banyaknya puisi-puisi Taufiq Ismail yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dunia dan mendapat penghargaan dari pemerintah, universitas, dan lembaga atau institusi dalam dan luar negeri.</div><div><br /></div><div>Entah sudah berapa banyak hasil penelitian —makalah, artikel ilmiah, skripsi, tesis, disertasi—yang membahas <a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/02/puisi-puisi-taufiq-ismail.html" target="_blank">puisi-puisi Taufiq Ismail</a>. Tentu saja kenyataan itu merupakan sumbangan lain dari pengaruh puisi- puisi Taufiq Ismail yang begitu luas memasuki dunia akademik dan wilayah intelektual. Meskipun demikian, hasil berbagai kajian itu seperti gema yang tidak bergaung. Publik sastra yang lebih luas cenderung mengapresiasi puisi-p uisi TauSiq Ismail sebagai puisi an sich atau sebagai karya kreatis yang menyampaikan pesan dan hiburan belaka, dan bukan sebagai karya intelektual. Lalu, di manakah nilai-nilai intelektualismenya, kedalamannya, estetikanya, edukasinya, elan kebangsaannya, dan aspek lain yang masih tersembunyi? Di situlah tugas kritik (sastra) untuk mengungkap berbagai kekayaan terpendam dalam puisi-p uisi Taufiq Ismail, penting artinya. Tujuan lain adalah untuk menggairahkan kehidupan kritik sastra Indonesia tumbuh semarak dalam kehidupan masyarakat.</div><div><br /></div><div>Itulah dasar pemikiran diselenggarakannya lomba kritik sastra dengan objek kajiannya khusus pada puisi-puisi TauSiq Ismail.</div></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Latar Depan Lomba Kritik Sastra Dunia Puisi Taufiq Ismail </h3><div><div>Dengan mengambil momen 88 Tahun Taufiq Ismail, latar depan yang diharapkan dapat tercapai dalam penyelenggaraan Lomba Kritik Sastra: Dunia Puisi Taufiq Ismail ini adalah:</div><div><ol style="text-align: left;"><li>memberi penyadaran atas posisi puisi sebagai karya intelektual dan produk kebudayaan.</li><li>menggairahkan kehidupan kritik sastra, khususnya kritik puisi yang sehat, konstruktif dan argumentatif.</li><li>menumbuhkan apresiasi terhadap puisi sebagai pintu masuk mengungkap kekayaan makna yang tersembunyi di balik teks puisi.</li><li>membuka kemungkinan baru berbagai kajian puisi melalui pendekatan dan perspektif yang lebih beragam atas berbagai aspek yang melekat pada tubuh puisi.</li><li>menyebarkan model kritik puisi yang lebih beragam yang dapat digunakan untuk kajian terhadap puisi lain karya penyair lain.</li><li>membuka jalan bagi guru mengapresiasi, mendiskusikan, dan menganalisis puisi secara objektif sebagai bahan ajar di sekolah.</li></ol><div>Adapun Syarat dan Ketentuan Lomba Kritik Sastra Dunia Puisi Taufiq Ismail tahun 2023, dapat dibaca <b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/03/lomba-kritik-sastra-dunia-puisi-taufiq.html">di sini</a></b></div></div></div><div><br /></div><div><span style="font-size: x-small;"><i>Sumber:</i> <i>WA Group Ruang Sastra </i> </span></div><div><br /></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-66133082219514615342023-03-12T21:10:00.003+07:002023-04-14T04:29:46.869+07:00Biografi Acep Zamzam Noor, Penyair asal Jawa Barat <div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheiuJ-liQeePpT1vUi6TAhkunym5mOTu-WTr5DOOkMMIhmWwrugw2hCqLXrdpzNOSkJerQ9veju7TiVc_wQXepQQ77-tIq1Q7N4G5wYWla6sqrugq20sFpqNR9x0_QkQLs9meki0wYaZ5lHPcNxfCLvcw5WsH5BZbKsTCx3cXz5la-054bCbM13ArM/s749/Biografi%20Acep%20Zamzam%20Noor.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Biografi Acep Zamzam Noor" border="0" data-original-height="500" data-original-width="749" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheiuJ-liQeePpT1vUi6TAhkunym5mOTu-WTr5DOOkMMIhmWwrugw2hCqLXrdpzNOSkJerQ9veju7TiVc_wQXepQQ77-tIq1Q7N4G5wYWla6sqrugq20sFpqNR9x0_QkQLs9meki0wYaZ5lHPcNxfCLvcw5WsH5BZbKsTCx3cXz5la-054bCbM13ArM/s16000/Biografi%20Acep%20Zamzam%20Noor.jpg" title="Biografi Acep Zamzam Noor" /></a></div><br /><b><br /></b></div><div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/03/biografi-acep-zamzam-noor.html">BIOGRAFI ACEP ZAMZAM NOOR</a> - </b><a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/penyair/" target="_blank">Penyair</a> Acep Zamzam Noor memiliki nama lengkap, yakni Muhammad Zamzam Noor Ilyas. Acep adalah penyair kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 28 Februari 1960. Dia merupakan anak sulung dari seorang tokoh ulama bernama K.H. Ilyas.</div><div><br /></div><div>Penyair yang berasal dari etnis Sunda dan dibesarkan dalam lingkungan kehidupan pesantren itu memiliki latar belakang pendidikan yang cukup beragam. </div><div><br /></div><div>Pendidikan yang pernah dilaluinya, antara lain, adalah Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, SMA di Jakarta (tamat 1980), menjadi santri di Pondok Pesantren As-Syafi'iyah, Jakarta, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB (tamat 1987), serta Universita' Italiana per Stranieri, Perugia, Italia (1991—1993). </div><div><br /></div><div>Sebelum berkuliah di ITB, ia pernah tercatat sebagai mahasiswa STSRI "ASRI" Yogyakarta, jurusan seni lukis, tetapi mengundurkan diri. </div><div><br /></div><div>Dia pernah bekerja di berbagai media massa cetak, antara lain harian Pikiran Rakyat. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di berbagai media massa cetak, antara lain Pikiran Rakyat, Horison, Kalam, Dewan Sastra, Republika, Kompas, dan Media Indonesia. </div><div><br /></div><div>Selain menulis sajak, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda, ia juga menulis esai sastra. Dia mulai menulis sajak tahun 1976. Dia mengembangkan dunia kepenyairannya sejak tinggal di Bandung. </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Buku Kumpulan <a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi" target="_blank">Puisi</a> Acep Zamzam Noor</h2><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnR_CAAZj2VzIGCiUWR5p4F_m83p8ulZS5RnwA3AqvCNcucbk2z35lVaAdq4c87uFUaA2CQBf21hrhSzHJfvYkCa9LAtN-PDcqSZYp-QS2LF0bPxaS22pLXF38WK3nTA41HlO33JQNJTdTmvIzvrT7QRrMM8Py-LwOpHmr88t4RrwPtKe9IgQ4dz0S/s749/buku%20kumpulan%20puisi%20karya%20Acep%20Zamzam%20Noor.jpg" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Buku Puisi Acep Zamzam Noor" border="0" data-original-height="500" data-original-width="749" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnR_CAAZj2VzIGCiUWR5p4F_m83p8ulZS5RnwA3AqvCNcucbk2z35lVaAdq4c87uFUaA2CQBf21hrhSzHJfvYkCa9LAtN-PDcqSZYp-QS2LF0bPxaS22pLXF38WK3nTA41HlO33JQNJTdTmvIzvrT7QRrMM8Py-LwOpHmr88t4RrwPtKe9IgQ4dz0S/s16000/buku%20kumpulan%20puisi%20karya%20Acep%20Zamzam%20Noor.jpg" title="Buku Puisi Acep Zamzam Noor" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Koleksi buku kumpulan puisi karya Acep Zamzam Noor</td></tr></tbody></table><br /><div><br /></div><div>Sejumlah sajaknya telah diterbitkan dalam bentuk kumpulan sajak, yaitu Tamparlah Mukaku! (1982), Aku Kini Doa (1986), Kasidah Sunyi (1989), Dari Kota Hujan (1996), Di Luar Kata (1996), Di Atas Umbira (1999), serta Dayeuh Matapoe (1993, kumpulan sajak dalam bahasa Sunda). </div><div><br /></div><div>Selain itu, beberapa sajaknya hadir dalam antologi bersama penyair lain, seperti Tonggak 4 (1987), Dari Negeri Poci (1994), dan Ketika Kata Ketika Warna (1995). Beberapa esai telah ditulisnya, antara lain "Pesantren, Santri, dan Puisi" yang dimuat dalam Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia. </div><div><br /></div><div>Sajak-sajak berbahasa Sundanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Ajip Rosidi dan Wendy Mukherjee untuk masuk dalam antologi puisi Sunda berbahasa Inggris Modern Sundanese Poetry: Voices from West Java (Pustaka Jaya, 2001) dan ke dalam bahasa Perancis oleh Ajip Rosidi dan Henri Chambert-Loir untuk Poems Soundanais: Anthologie Bilingue (Pustaka Jaya,2001). </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Puisi Acep Zamzam Noor dinilai kaya dan sarat perenungan</h2><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyD3QW7EBmqcEpGUxmFsDWAIyJIE2UKElnbS0-hdAVkpFj9sbn4IEdwRPsPE8o5qsbnEAacuv67E_MqKo6Y3n-I8AB1rXmHlEHObTK1yRTDt4IF777aptBlRTkfkzbvHJGXse8w75Fc9YckTPE9bve1F4AzPWxdPCL47oAdNFjxfypvlY4EiFS0EE-/s751/Acep%20Zamzam%20Noor%20saat%20membaca%20puisi.jpg" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Acep Zamzam Noor membaca puisi" border="0" data-original-height="751" data-original-width="720" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyD3QW7EBmqcEpGUxmFsDWAIyJIE2UKElnbS0-hdAVkpFj9sbn4IEdwRPsPE8o5qsbnEAacuv67E_MqKo6Y3n-I8AB1rXmHlEHObTK1yRTDt4IF777aptBlRTkfkzbvHJGXse8w75Fc9YckTPE9bve1F4AzPWxdPCL47oAdNFjxfypvlY4EiFS0EE-/s16000/Acep%20Zamzam%20Noor%20saat%20membaca%20puisi.jpg" title="Acep Zamzam Noor membaca puisi" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Acep Zamzam Noor membaca puisi (facebook/acep zamzam noor)</td></tr></tbody></table><br /><div><br /></div><div>Kemunculan sosok Acep Zamzam Noor sebagai seorang penyair mengundang beragam pendapat dari para pengamat. Pada awal kemunculannya sebagai penyair muda, Hidayat S. menyatakan bahwa Acep Zamzam Noor dinilai lebih berhasil jika dibandingkan dengan penyair muda lainnya yang sezaman. Puisinya dinilai kaya dan sarat dengan renungan, imaji alam yang diungkapkannya dinilai cukup berhasil sehingga suasana sajaknya menjadi religius. </div><div><br /></div><div>Selanjutnya, Nanang R. Supriatin menyatakan bahwa gambaran yang disampaikan Acep adalah sebagian dari segudang persoalan hidup dan kehidupan yang belum terjawabkan. Selain itu, Slamet Sukirnanto menyatakan bahwa Acep Zamzam Noor yang sejak awal mendapatkan pendidikan di lingkungan pesantren pada dirinya tertanam rasa keagamaan dengan segala norma dan nilai Islam.</div><div><br /></div><div>Akidah dan syariat telah tertanam dalam hatinya sehingga ia terkejut, terperangah menghadapi sistem nilai, sistem sosial, dan sistem budaya baru yang hampir tidak dikenalnya dan tidak terbayangkan sebelumnya, khususnya ketika ia bersentuhan dengan hidup dan kehidupan modern. </div><div><br /></div><div>Ook Nugroho menyatakan bahwa Acep Zamzam Noor adalah seorang penyair alam tulen, dalam arti kata ia memang menyerap dan belajar begitu banyak dari alam. Alam bukan hanya sekadar dipinjamnya untuk digunakan sebagai "alat" pengungkapan cita rasa puitiknya, tetapi lebih jauh dari itu. Baginya alam adalah semacam kitab rahasia yang masih harus disingkapkan halaman-halamannya supaya terbaca segala makna yang tersirat di baliknya. </div><div><br /></div><div>Sapardi Djoko Damono menyebut Acep Zamzam Noor sebagai penyair yang akrab dengan alam pedesaaan sebagaimana yang terungkap dalam "Cipasung" yang disebutnya sebagai sajak yang berhasil. Di samping menulis puisi, Acep juga aktif melukis dan berpameran. Pada tahun 1986, ia mengikuti Fourth ASEAN Youth Painting Workshop and Exhibition di Manila, Filipina. Dia mengikuti juga Second ASEAN Writes Conference di tempat yang sama pada tahun 1995.</div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Penghargaan Acep Zamzam Noor</h2><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixp2hU2hhV8nP8IIpWOqbQ4g_asS2xZOhVat6vIjVPqf_qxJYA-LU5OVW91x1uvBU45ZM0D1r9tTYbNLnm8lns9knRpRRsxW7_yGUuI_hc-bNvNVVTny1ZtbORcY93uMYcDM1qWU_cgL8o7N7HeKaRqnzhTTraG1yA2hQivxSJs3nxAsNoKpp84NAk/s749/buku%20esai%20dan%20sajak%20sunda%20karya%20Acep%20Zamzam%20Noor.jpg" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Buku Sajak Sunda dan Esai karya Acep Zamzam Noor" border="0" data-original-height="500" data-original-width="749" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixp2hU2hhV8nP8IIpWOqbQ4g_asS2xZOhVat6vIjVPqf_qxJYA-LU5OVW91x1uvBU45ZM0D1r9tTYbNLnm8lns9knRpRRsxW7_yGUuI_hc-bNvNVVTny1ZtbORcY93uMYcDM1qWU_cgL8o7N7HeKaRqnzhTTraG1yA2hQivxSJs3nxAsNoKpp84NAk/s16000/buku%20esai%20dan%20sajak%20sunda%20karya%20Acep%20Zamzam%20Noor.jpg" title="Buku Sajak Sunda dan Esai karya Acep Zamzam Noor" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Buku Sajak Sunda dan Esai karya Acep Zamzam Noor </td></tr></tbody></table><br /><div><br /></div><div>Pada tahun itu pula Acep mengikuti 10th Asian International Art Exhibition di Singapura. Ketika di Jakarta berlangsung Festival Puisi Indonesia-Belanda dan Istiqlal International Poetry Reading, Acep tercatat sebagai peserta aktif. Pada tahun 1996 ia mengikuti workshop dan pameran seni grafis di Grafisch Atelier Utrecht, Belanda. Tahun 1997 ia ikut memamerkan lukisan dan membacakan puisinya di Festival Seni Ipoh II, Malaysia. </div><div><br /></div><div>Pada tahun itu pula ia menjadi pendamping delegasi penyair muda dari Indonesia dalam Bengkel Puisi Majelis Sastra Asia Tenggara di Jakarta. Dia juga mengikuti Festival Puisi Internasional Winternachten Overzee di Teater Utan Kayu, Jakarta tahun 2001 dan pada tahun 2004 dalam acara yang sama di Den Haag. Dalam kariernya sebagai penyair, Acep Zamzam Noor telah memperoleh beberapa penghargaan dari berbagai pihak. </div><div><br /></div><div>Dari Lembaga Basa jeung Sastra Sunda, sebuah lembaga kesastraan di Bandung, ia memperoleh hadiah sastra dua kali, yakni tahun 1991 dan tahun 1993 untuk jenis puisi Sunda yang dikarangnya. Pada tahun 2001 dengan kumpulan puisinya Di Luar Kata, ia memperoleh Penghargaan Penulisan Karya Sastra dari Pusat Bahasa, Departeman Pendidikan Nasional. </div><div><br /></div><div>Selanjutnya pada tahun 2005 ia memperoleh The SEA Write Awards dari Kerajaan Thailand sebagai wakil pengarang Indonesia dengan kumpulan sajaknya Jalan Menuju Rumahmu. Selain itu, Acep juga menerima penghargaan dari Khatulistiwa Literary Award 2006—2007 untuk kumpulan puisi terbarunya berjudul Menjadi Penyair Lagi.</div><div><br /></div><div>Demikian <b>Biografi Acep Zamzam</b>, penyair Indonesia yang produktif menulis puisi sampai saat ini. beruntung saya mengenal baik beliau juga meski hanya beberapa kali bertemu pada saat acara-acara sastra. Bahkan saya bersyukur juga puisi-puisi saya pernah satu buku dengan beliau di buku antologi bersama Festival Sastra Gunung Bintan (FSIGB). </div><div><br /></div><div>Beberapa puisinya, pernah dipublish di <i>sudutkerlip.com</i> dengan judul postingan "<a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/02/puisi-acep-zamzam-noor.html" target="_blank">Puisi Acep Zamzam Noor</a>" </div><div><br /></div><div>*** </div><div><br /></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-43772374004893738992023-03-11T23:14:00.004+07:002023-04-14T04:26:05.093+07:00Puisi Gunung Merapi (Erupsi II dan Letusan Rindu) <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5CZ2gV-NHxur3PkmRyRbPjgS-_XOYhctfeC1buhnz-sWrjWeaeb0t2DE2Bthl0DLy_JM4GZSkfRtc8M2emVxe42EVZblhDYrrnhpJGBhSipuBE-VCz46J7wpnNNcCx2I8AwnjhVX-X2cC8sjCtTxrUlp80d2LiJx1JY9jVJykyJpEhuylqd0sqD8_/s749/Puisi%20Gunung%20Merapi%20-%20Ihsan%20Subhan.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Puisi Gunung Merapi" border="0" data-original-height="500" data-original-width="749" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5CZ2gV-NHxur3PkmRyRbPjgS-_XOYhctfeC1buhnz-sWrjWeaeb0t2DE2Bthl0DLy_JM4GZSkfRtc8M2emVxe42EVZblhDYrrnhpJGBhSipuBE-VCz46J7wpnNNcCx2I8AwnjhVX-X2cC8sjCtTxrUlp80d2LiJx1JY9jVJykyJpEhuylqd0sqD8_/s16000/Puisi%20Gunung%20Merapi%20-%20Ihsan%20Subhan.jpg" title="Puisi Gunung Merapi" /></a></div><div><br /></div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/03/httpswww.sudutkerlip.com202303puisi-gunung-merapi-erupsi-ii-dan-letusan-rindu.html">PUISI GUNUNG MERAPI</a></b> - Kejadian meletusnya gunung Merapi dengan mengeluarkan erupsi dan asap panas sudah pernah terjadi di tahun 2019. Namun tiga tahun lebih berlalu, kini gunung merapi tiba-tiba mengeluarkan lava, dan asap tebal panas yang sangat berbahaya bagi warga di sekitarnya.<div><br /></div><div>Di kesempatan kali ini, saya akan mempersembahkan puisi gunung merapi. Puisi yang akan menjadi bagian dari sejarah meletusnya gunung merapi hari Sabtu, tanggal 11 Maret 2023. </div><div><br /></div><div><a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi" target="_blank">Puisi</a> Gunung merapi ini, akan mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan bagaimana letusan merapi begitu sangat mengerikan, dan dapat mengancam nyawa bagi orang-orang yang tinggal di daerah sekitar gunung merapi. </div><div><br /></div><div>Diksi-diksi dalam puisi gunung merapi ini, sangat sederhana, dan mudah dipahami oleh semua kalangan. Sehingga siapapun yang membacanya akan secara langsung turut meresapi dan memaknainya dengan penuh kenyamanan. </div><div><b><br /></b></div><div><b style="background-color: #fcff01;">Berikut Puisi Gunung Merapi ini, merupakan puisi karya penyair Ihsan Subhan, dengan judul puisi, Erupsi II dan Letusan Rindu</b> </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;"><a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi">Puisi</a> Tema Gunung Merapi </h2><h3 style="text-align: left;"><b>Judul: Erupsi II</b></h3><div><i>Karya: Ihsan Subhan </i></div><div><br /></div><div>Gunung yang kutatap dari kejauhan</div><div>kini semakin membias dan menutup kebahagiaan </div><div>tebal asap seperti gumpalan hitam awan </div><div>tanpa batas meruapkan keangkuhan</div><div>dan sanggupkah kita dapat bertahan</div><div>dari serangan kebun asap yang mematikan </div><div><br /></div><div>Gunung yang kutatap sedang meradang </div><div>Ia menghantam tetumbuhan dan rumah rumah </div><div>di perkampungan </div><div>Ia ingin bebas menghirup aroma khatulistiwa</div><div>dan sesekali ingin merebus udara</div><div>katanya. </div><div><br /></div><div>Gunung yang kutatap mirip kepulan asap kretek</div><div>yang terbuat dari ribuan pohon tembakau</div><div>dan dibungkus dengan lempeng tanah yang galau</div><div>Jika bumi adalah daratan terbaikmu </div><div>maka kembalilah asap panasmu </div><div>ke rahim pertiwi yang dibungkusi dinding doa</div><div>dan dilapisi keteduhan dzikir bumi paling sempurna</div><div><br /></div><div>Cianjur, 11 Maret 2023</div><div><br /></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;"><b>Judul: Letusan Rindu</b></h3><div>Karya Ihsan Subhan</div><div><br /></div><div>Yang meletus-letus di perut Merapi, </div><div>adalah letusan rindu yang hakiki</div><div>tak bisa dibohongi atau dipungkiri</div><div>Ia tidak ingin lagi bersembunyi</div><div>dari kekacauan bumi - dari ketidakadilan negeri </div><div><br /></div><div>Adalah letusan rindu yang memuncak</div><div>meski lava dan asap panas tidak menyembur ke lain kota</div><div>tapi sakitnya sampai ke hati seluruh bangsa Indonesia</div><div><br /></div><div>Lekas pulih Merapiku</div><div>dari nyerinya rindu yang membuatmu meluap-luap</div><div>hingga tiba-tiba meletus tanpa memberi pesan darurat</div><div><br /></div><div>Cianjur, 11 Maret 2023</div><div><br /></div><div><br /></div><div>Itulah <b>PUISI GUNUNG MERAPI </b>yang berjudul Erupsi II dan Letusan Kata karya Ihsan Subhan. Sebelumnya, saya juga pernah menulis <a href="https://www.sudutkerlip.com/2022/12/puisi-gunung-semeru.html" target="_blank">puisi tentang gunung Semeru</a>. Jika berkenan sila untuk membacanya juga. Semoga terhibur, dan merasa lebih baik. </div><div><br /></div><div>Jika ingin membaca artikel lainnya yang lebih menarik dari SudutKerlip, bisa klik <a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMIattQswk8jMAw?ceid=ID:id&oc=3" target="_blank">GOOGLE NEWS</a> </div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com21tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-10185766819312014482023-02-14T15:17:00.003+07:002023-03-12T21:15:51.390+07:00Puisi Acep Zamzam Noor <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoDJuBmmg92rZHDlI4y56_4vISTNsrPzyqzcY40P71M3tM5YFpZp2dj6b6KfvKrfMWuHPOkHVa8SVaF1WsEVzbWN-xXg35gzg6_SSWp3uvMocCbjAkxgA7ZUyyqeK7o9_oubgiAjinycmpXIJLO3zffSMTgUwkzugUZ1E4N2IxNIls0ibM8L-kmXEs/s800/Acep%20Zamzam%20Noor.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Puisi Acep Zamzam Noor" border="0" data-original-height="612" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoDJuBmmg92rZHDlI4y56_4vISTNsrPzyqzcY40P71M3tM5YFpZp2dj6b6KfvKrfMWuHPOkHVa8SVaF1WsEVzbWN-xXg35gzg6_SSWp3uvMocCbjAkxgA7ZUyyqeK7o9_oubgiAjinycmpXIJLO3zffSMTgUwkzugUZ1E4N2IxNIls0ibM8L-kmXEs/s16000/Acep%20Zamzam%20Noor.jpg" title="Acep Zamzam Noor" /></a></div><br /><div><br /></div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi" target="_blank">Puisi</a> Acep Zamzam Noor</b> selalu menjadi primadona para penyair, khususnya para penikmat sastra di Jawa Barat. Puisi-puisinya sering ditemukan di berbagai media cetak dan daring. Puisi-puisi Acep Zamzam Noor pada umumnya berisi tentang cinta, sosial, dan ketuhanan. <div><br /></div><div>Dulu saya mengenal kang Acep hanya dalam buku saja. Buku pertama yang sampai saat ini melekat di kepala saya adalah buku kumpulan puisi "Menjadi Penyair Lagi", tidak hanya itu, puisi-puisi kang Acep ini, sering saya baca di koran kompas, media Indonesia, koran Tempo, dan Pikiran Rakyat. </div><div><br /></div><div>Pada akhirnya saya beberapa kali bertemu beliau di Acara-acara sastra dan pertemuan penyair. Dan saya menemukan sisi lain dari kang Acep ketika duduk lesehan bersama di pinggir lapangan sabuga Bandung. Waktu itu kami telah selesai mengikuti acara pertemuan seniman dan budayawan di Gedung Sate Bandung. (maaf, jadi curhat)</div><div><br /></div><div><span style="background-color: #fcff01;">Selanjutnya, mari kita simak beberapa puisi <b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/03/biografi-acep-zamzam-noor.html" target="_blank">Acep Zamzam Noor</a></b> yang begitu indah dengan judul; Cahaya Pagi, Sepotong Senja, Aku Ingin Menemuimu, Sepanjang Jalan, Jalan Pulang, Pesan dan Gambaran, Tak Pernah Kutarik Bulan, Lukisan Cat Air, dan Sebuah Peta.</span> </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;"><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/02/puisi-acep-zamzam-noor.html">Puisi Acep Zamzam Noor</a></h2><h3 style="text-align: left;">Cahaya Pagi</h3><div><br /></div><div>1</div><div>Di daun talas</div><div>Pagi seperti embun</div><div>Bergulir pelan</div><div><br /></div><div>2</div><div>Cahaya pagi</div><div>Menetes dari mata</div><div>Seorang bayi</div><div><br /></div><div>2019 </div><div><br /></div><div><h3 style="text-align: left;">Sepotong Senja</h3><div>Sepotong senja kemerahan yang kauberikan padaku</div><div>Segulung mega serta segenggam kabut yang memabukan itu</div><div>Masih belum bisa kuterjemahkan sebagai puisi</div><div>Senyummu terlalu jenaka untuk seorang Rabi’ah</div><div>Dan punggungmu belum cukup bungkuk untuk tertatih</div><div>Menyusuri lorong-lorong Basrah dengan tongkat tua</div><div>Bagiku, kesepian belum cukup untuk lahirnya sebuah puisi</div><div>Sebab kita belum cukup terbakar dalam api</div><div><br /></div><div>Berkali-kali kausebut aku Hamlet yang gila</div><div>Hanya karena keraguanku menafsirkan sorot matamu</div><div>Karena begitu lama kubutuhkan waktu untuk terus berlari</div><div>Sebelum kulumuri kanvas-kanvasku dengan airmata</div><div>Mungkin aku lebih mirip Sisifus yang terkutuk</div><div>Atau Narsisus yang mabuk? Sepotong senja yang kauberikan</div><div>Segulung mega serta segenggam kabut yang memabukan itu</div><div>Masih belum bisa kuungkapkan sebagai lukisan</div><div><br /></div><div>Di terowongan-terowongan kota Mekkah</div><div>Aku tidak menulis apa-apa, juga tidak melukis siapa-siapa</div><div>Di gurun-gurun pasir yang garang, di bukit-bukit batu</div><div>Aku tidak meratap atau menyanyi, hanya sekedar membaca sunyi</div><div>Aku bukanlah Bilal yang nyaring mengumandangkan azan</div><div>Juga bukan Hamzah yang lantang di garis paling depan</div><div>Bukan siapa-siapa. Kepenyairan hanya berlangsung dalam hatiku</div><div>Dan aku terus berlari dengan sepotong senja yang kauberikan</div><div><br /></div><div>Di kanal-kanal Venezia, di relung-relung jembatan yang renta</div><div>Di antara para pelancong dan penziarah, juga para pelacur dan pastor</div><div>Aku tidak pernah lupa memanggil namamu, juga tidak pernah lupa</div><div>Menyumpahimu. Kubuka sebuah peta kuno di meja restoran</div><div>Sambil membayangkan pasukan kuda berderap dari arah selatan</div><div>Lalu kanvas-kanvas kosong kugelar sepanjang trotoar, kertas-kertas</div><div>Kutempel sepanjang terowongan. Ternyata aku tidak pernah lupa</div><div>Pada rambut ikalmu, pada hijau pupus kerudungmu</div><div><br /></div><div><br /></div><div>Sekali waktu kau mengejekku pengecut yang saleh</div><div>Ketika aku tersentak mendengar keinginanmu pergi ke Aceh</div><div>Mengikuti jejak Tjut Njak Dien dengan sebuah lentera kecil</div><div>Apakah kau mencari sesuatu yang paling ujung, paling tepi</div><div>Paling sunyi? Tapi alis matamu terlalu indah untuk rimba-rimba</div><div>Untuk perburuan makna di tengah dahsyatnya belantara</div><div>Ah, mungkin Lhok Nga akan menyambutmu dengan rebana</div><div>Atau malah menimbunmu dengan karangan bunga</div><div><br /></div><div>Tiba-tiba aku tersungkur di lembah Mina</div><div>Jasadku yang telanjang hanya dibalut selembar kain putih</div><div>Seperti matahari, seperti udara, seperti tenda-tenda semuanya</div><div>Memutih. Apakah domba-domba mendengar jerit suaraku yang perih</div><div>Dan memberikan darahnya untuk mengentalkan lukaku? Apakah</div><div>Unta-unta mencium bau anyir kesakitanku? Apakah bukit-bukit batu</div><div>Membaca kerinduanku dan menggelindingkan satu bongkahannya</div><div>Untuk menindihku? Apakah gurun-gurun pasir memahami serapahku?</div><div><br /></div><div>Sepotong senja kemerahan yang kauberikan padaku</div><div>Segulung mega serta segenggam kabut yang memabukan itu</div><div>Masih belum bisa kuterjemahkan sebagai puisi</div><div>Payudaramu terlalu lunak untuk seorang Madonna</div><div>Dan bibirmu belum cukup tebal untuk selalu tersenyum</div><div>Sambil melambai-lambaikan tangan dengan sebatang cerutu</div><div><br /></div><div>Bagiku, keindahan belum cukup untuk lahirnya sebuah puisi</div><div>Sebab kita belum cukup tenggelam dalam sepi</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Aku Ingin Menemanimu</h3><div>Aku ingin menemanimu pulang malam ini</div><div>Menaiki bis kota dan berhimpitan di dalamnya</div><div>Aku ingin menemanimu sampai halte berikutnya</div><div>Sampai kilometer selanjutnya, turun depan kantor polisi</div><div>Menunggu metro mini. Aku ingin menemanimu bersidekap</div><div>Dalam angkutan yang pengap, melewati sejumlah lampu merah</div><div>Melewati sekian perlintasan kereta api, melewati jalan-jalan layang</div><div>Melewati terowongan-terowongan hingga terjebak kemacetan</div><div>Dekat terminal. Aku ingin menemanimu menarik napas panjang</div><div>Mengeluarkan tisu dan mengelap keringat di kening serta lehermu</div><div>Aku ingin menemanimu turun dari kendaraan rombeng itu</div><div>Berjalan menuju pangkalan ojek. Aku ingin menemanimu</div><div>Melintasi tanah-tanah berlubang, menerobos liku-liku gang</div><div>Hingga pekarangan rumah kontrakanmu yang penuh jemuran</div><div>Aku ingin menemanimu membuka pintu, memasuki kamarmu</div><div>Mencopot sepatu, melepas semua pakaian dan melemparkannya</div><div>Ke bawah dipan. Aku ingin menemanimu menghidupkan kipas angin</div><div>Lalu meneguk air mineral yang dingin. Aku ingin menemanimu</div><div>Menyalakan televisi, menonton film biru dan mengisap candu</div><div>Aku ingin menemanimu bermain-main dengan sepi di kamarmu</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Sepanjang Jalan</h3><div>Sepanjang jalan kupungut patahan ranting</div><div>Kukumpulkan luruhan daun dan kutandai jejak kaki</div><div>Sepanjang musim yang basah kuaduk tong sampah</div><div>Kubongkar cuaca. Hanya hujan, hanya banjir</div><div>Dan aku kehilangan seluruh matahari</div><div>Kususuri selokan dan gang, kureguk minuman paling keras</div><div>Kulepaskan pakaian dan kuburu sunyi yang berloncatan</div><div>Seperti bunyi senapan. Kukejar hingga ke tengah pasar:</div><div>Aku pun menjelma pedagang kaki lima, menjajakan cinta</div><div>Pada setiap orang. Mengobral janji dan harapan</div><div>Sepanjang jalan kutulis sajak-sajak penuh kutukan</div><div>Kucari ungkapan-ungkapan paling gelap serta kurekam raung</div><div>Ambulan dan pemadam kebakaran. Sepanjang jalan raya</div><div>Sepanjang siang dan malam. Kumasuki penjara</div><div>Kujelajahi semua masjid, gereja dan vihara</div><div>Selalu saja aku tak tahu mesti menuju ke mana</div><div>Sepanjang keterdamparan, sepanjang keterasingan</div><div>Tak ada yang bisa kumengerti, tak ada yang perlu kupahami</div><div>Ingin berlayar, ingin terus mengembara</div><div>Mengayuh perahu usia, menggali kubur di lautan kata-kata</div></div><div><br /></div><div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Jalan Pulang</h3><div>Di jalan pulang</div><div>Bulan terlunta-lunta</div><div>Lupa alamat</div><div><br /></div><div>2018</div><div><br /></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Pesan dan Gambaran</h3><div>Bagi seorang penyair</div><div>Pucuk daun adalah pesan</div><div>Yang disampaikan ujung akar</div><div>Dari kedalaman tanah</div><div><br /></div><div>Bagi seorang pelukis</div><div>Paras bunga adalah gambaran</div><div>Yang diungkapkan musim</div><div>Saat kuning menjadi kesumba</div><div><br /></div><div>Pagi adalah hamparan kertas</div><div>Yang ditaburi bulir-bulir embun</div><div>Di tengah kabut yang mengurung</div><div><br /></div><div>Petang adalah bentangan kanvas</div><div>Yang dipadati gumpalan mega</div><div>Dan suara burung-burung</div><div><br /></div><div>2016</div><div> </div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Tak Pernah Kutarik Bulan</h3><div>Tak pernah kutarik bulan</div><div>Ke arah subuh. Tak pernah kuulur</div><div>Layang-layang malam</div><div>Meninggalkan langit tak utuh </div><div><br /></div><div>Kenangan kadang melintas</div><div>Ingatan kadang terhenti</div><div>Kadang aku mengerti batas</div><div>Tapi rindu tak mau tahu </div><div><br /></div><div>Bulan adalah layang-layang malam</div><div>Ditarik dan diulur benang gaib</div><div>Mengitari ruang dan waktu </div><div><br /></div><div>Subuh adalah gema yang mengendap</div><div>Ketika suara azan bersahutan</div><div>Dari masjid-masjid yang kini jauh </div><div><br /></div><div>2016</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Lukisan Car Air</h3><div>buat Tomoko Tominaga</div><div><br /></div><div>1</div><div>Percikan warna</div><div>Kuntum-kuntum peoni</div><div>Semburat fajar</div><div> </div><div>2</div><div>Suara poksai</div><div>Bulir embun di daun</div><div>Semilir angin</div><div><br /></div><div>3</div><div>Bangkai momiji</div><div>Mendarat tanpa sayap</div><div>Di kanvas pagi</div><div><br /></div><div>2017</div><div><br /></div><div> </div><h3 style="text-align: left;">Sebuah Peta</h3><div>buat Sitor Situmorang</div><div> </div><div>1</div><div>Udara demam</div><div>Jalanan batuk-batuk</div><div>Gagak berkoak</div><div> </div><div>2</div><div>Lengkung jembatan</div><div>Seine mengalir tenang</div><div>Mentari lewat </div><div><br /></div><div>3</div><div>Paris menggigil</div><div>Di sepertiga malam</div><div>Sebelum salju</div><div><br /></div><div>4</div><div>Panthoen tegak</div><div>Di antara reruntuk</div><div>Bangunan waktu</div><div> </div><div>5</div><div>Angin mengental</div><div>Montparnasse terkubur</div><div>Guguran poplar</div><div> </div><div>6</div><div>Monmartre petang</div><div>Bagai titik cahaya</div><div>Di kejauhan</div><div><br /></div><div>7</div><div>Roma terpaku</div><div>Pada tiang katedral</div><div>Disalib sunyi</div><div><br /></div><div>8</div><div><br /></div><div>Bagai teratai</div><div>Venezia mengambang</div><div>Di mangkuk air</div><div><br /></div><div>9</div><div>Genova diam</div><div>Kapal-kapal bertolak</div><div>Ke masa silam</div><div><br /></div><div>2018</div></div><div><br /></div><div>Demikianlah <b style="background-color: #fcff01;">Puisi Acep Zamzam Noor</b>, dipersembahkan untuk para pembaca semuanya di sudutkerlip.com, semoga bisa menginspirasi, juga bisa dijadikan rujukan untuk referensi bacaan puisi yang berkualitas. </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Profil Singkat Acep Zamzam Noor</h2><div><div>Acep Zamzam Noor adalah penyair dan pelukis kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat.</div><div>Kumpulan puisinya yang terbaru, Menjadi Penyair Lagi, Menulis Puisi Lagi, meraih Khatulistiwa Literary Award 2006-2007. Sedang kumpulan puisinya yang lain, Jalan Menuju Rumahmu, mendapat SEA Write Award 2005 dari Kerajaan Thailand. </div></div><div><br /></div><div><div>Acep Zamzam Noor pernah bekerja di berbagai media massa cetak, antara lain harian Pikiran Rakyat. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di berbagai media massa cetak, antara lain Pikiran Rakyat, Horison, Kalam, Dewan Sastra, Republika, Kompas, dan Media Indonesia.</div><div><br /></div><div>Sejumlah sajaknya telah diterbitkan dalam bentuk kumpulan sajak, yaitu Tamparlah Mukaku! (1982), Aku Kini Doa (1986), Kasidah Sunyi (1989), Dari Kota Hujan (1996), Di Luar Kata (1996), Di Atas Umbira (1999), serta Dayeuh Matapoe (1993, kumpulan sajak dalam bahasa Sunda). Selain itu, beberapa sajaknya hadir dalam antologi bersama penyair lain, seperti Tonggak 4 (1987), Dari Negeri Poci (1994), dan Ketika Kata Ketika Warna (1995). Beberapa esai telah ditulisnya, antara lain "Pesantren, Santri, dan Puisi" yang dimuat dalam Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia. Sajak-sajak berbahasa Sundanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Ajip Rosidi dan Wendy Mukherjee untuk masuk dalam antologi puisi Sunda berbahasa Inggris Modern Sundanese Poetry: Voices from West Java (Pustaka Jaya, 2001) dan ke dalam bahasa Perancis oleh Ajip Rosidi dan Henri Chambert-Loir untuk Poems Soundanais: Anthologie Bilingue (Pustaka Jaya,2001).</div></div><div><br /></div><div>Untuk profil lengkapnya bisa dibuka di sudutkerlip dengan Judul "<b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/03/biografi-acep-zamzam-noor.html" target="_blank">Biografi Acep Zamzam Noor</a></b>" </div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-60496776542622703252023-02-13T22:18:00.001+07:002023-04-14T04:49:01.692+07:00Kumpulan Puisi Cinta Romantis<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjWoFyDviK3mMOLJu4L5csxnIASXDP9jEePr57gQi1-ovf8m9ts3knreC8zVFPfaMmMQz2pYu4hEC0pGsqgdSj3CKue8m-B33uYHIJXRQPPGr8moWbR5cSEMGG6Ri0buopUeY4G72uYoLmfiFhPhw0FDBisyEMxQyrjOZ5GVUXdvSM1qhC_oxj0QRk/s800/Puisi%20Cinta.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Puisi Cinta untuk merayakan hari valentine" border="0" data-original-height="533" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjWoFyDviK3mMOLJu4L5csxnIASXDP9jEePr57gQi1-ovf8m9ts3knreC8zVFPfaMmMQz2pYu4hEC0pGsqgdSj3CKue8m-B33uYHIJXRQPPGr8moWbR5cSEMGG6Ri0buopUeY4G72uYoLmfiFhPhw0FDBisyEMxQyrjOZ5GVUXdvSM1qhC_oxj0QRk/s16000/Puisi%20Cinta.jpg" title="Puisi Cinta untuk merayakan hari valentine" /></a></div><br /><b><br /></b></div><b><div><b><br /></b></div>Puisi Cinta Romantis </b>- <b>Puisi Cinta</b> bagi setiap orang adalah sebagai pelengkap untuk mengisi keindahan cinta itu sendiri. <div><br /></div><div>Terkadang <a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi">puisi</a> cinta sering hadir ketika kita tengah merasakan denyut-denyut cinta yang luar biasa kencangnya, dan itu ada karena seseorang yang kita sayangi memiliki cinta yang sepenuhnya tulus dan suci. <div><br /></div><div>Puisi Cinta di bawah ini merupakan puisi cinta yang sengaja dihimpun dalam rangka memperingati atau merayakan hari kasih sayang, atau hari valentine (Valentine's Day) yang jatuh pada tanggal 14 Februari. </div><div><br /></div><div>Puisi Cinta paling romantis yang ditayangkan di blog ini juga, puisi hasil karya para penyair indonesia ternama versi sudutkerlip.com. </div><div><br /></div><div><span style="background-color: #fffa91;">Berikut kumpulan <b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/02/puisi-cinta-romantis.html">puisi cinta romantis</a> </b>ini, untuk merayakan hari Valentine dan cocok dibacakan kepada pasangan tercinta, atau bisa juga diberikan untuk sahabat terdekat.</span></div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Puisi Tema Cinta Romantis</h2><h3 style="text-align: left;"><b>Judul: Kekasihku (Untuk NN)</b></h3><div>Karya Joko Pinurbo (Jokpin) </div><div><br /></div><div><div>Pacar kecil duduk manis di jendela,</div><div>menemani senja. Senja, katanya, seperti ibu</div><div>yang cantik dan capek setelah seharian dikerjain kerja.</div><div><br /></div><div>Ia bersiul ke senja seksi yang tinggal</div><div>tampak kerdipnya: Selamat tidur, kekasihku.</div><div>Esok pagi kau tentu akan datang dengan rambut baru.</div><div><br /></div><div>Kupetik pipinya yang ranum,</div><div>kuminum dukanya yang belum: Kekasihku,</div><div>senja dan sendu telah diawetkan dalam kristal matamu.</div></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;"><b>Judul: Daun Rindu </b></h3><div style="text-align: left;">Karya Ihsan Subhan </div><div> </div><div><div>Aku menebalkan rindu </div><div>pada daun-daun </div><div>yang tumbuh hijau </div><div>di kepalaku </div><div>tetapi bukan rambut ini kekasih </div><div>ini seperti helaian waktu </div><div>yang tak terhitung </div><div>berapa kali aku mengingatmu </div><div><br /></div><div>Aku menebalkan rindu </div><div>pada mata yang terjaga </div><div>pada malam yang menganga </div><div>membuka kenangan yang bersinar </div><div>hingga jantung hebat berdebar </div><div><br /></div><div>Lalu Aku menebalkan rindu </div><div>pada tubuhku yang terkapar lemas </div><div>hingga hati sakit keras </div><div>sebab sudah berapa lamanya </div><div>kita tak pernah lagi bertemu </div><div>untuk berlayar menjamah surga</div><div><br /></div></div><div>Cianjur, Februari 2021</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;"><b>Judul: Di Rumah Cinta</b> </h3><div>Karya Ihsan Subhan </div><div><br /></div><div><div>Ada atap yang tertutup kuat </div><div>selain langit-langit rumah kita </div><div>ialah keteguhan </div><div>sebagai payung keteduhan </div><div>dari lantai cinta yang kita pijak </div><div>di rumah sederhana </div><div><br /></div><div>Ada dinding yang kokoh </div><div>sebagai lapisan cinta </div><div>yang tak mudah roboh </div><div>meski ada sesiapa</div><div> yang ingin merusaknya </div><div><br /></div><div>Ada pintu dan jendela </div><div>yang berulang kali ditutup-buka </div><div>untuk menjalani kisah </div><div>melangkah masuk bersama </div><div>dan keluar mengarungi aral </div><div>hingga pulih bersama </div><div><br /></div><div>Cianjur, Februari 2021</div><div><br /></div></div><h3 style="text-align: left;"><b>Judul: Taman Dunia </b></h3><div>Karya Asrul Sani </div><div><br /></div><div><div>Kau masukkan aku ke dalam taman- dunia, kekasihku !-kaupimpin jariku, kautunjukkan bunga tertawa, kuntum tersenyum.-kau tundukkan huluku tegak, mencium wangi tersembunyi sepi.-Kau gemalaikan di pipiku rindu daun beldu melunak lemah.</div><div><br /></div><div>Tercengang aku takjub, terdiam.-berbisik engkau:-"Taman swarga, taman swarga mutiara rupa".-Engkaupun lenyap.-Termanggu aku gilakan rupa.</div></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;"><b>Judul: Surat Cinta</b> </h3><div>Karya WS Rendra </div><div><br /></div><div><div>Kutulis surat ini</div><div>kala hujan gerimis</div><div>bagai bunyi tambur mainan</div><div>anak-anak peri dunia yang gaib.</div><div><br /></div><div>Dan angin mendesah</div><div>mengeluh dan mendesah</div><div><br /></div><div>Wahai, Dik Narti,</div><div>aku cinta kepadamu!</div><div><br /></div><div>Kutulis surat ini</div><div>kala langit menangis</div><div>dan dua ekor belibis</div><div>bercintaan dalam kolam</div><div>bagai dua anak nakal</div><div>jenaka dan manis</div><div>mengibaskan ekor</div><div>serta menggetarkan bulu-bulunya.</div><div><br /></div><div>Wahai, Dik Narti,</div><div>kupinang kau menjadi istriku!</div><div><br /></div><div>Kaki-kaki hujan yang runcing</div><div>menyentuhkan ujungnya di bumi.</div><div><br /></div><div>Kaki-kaki cinta yang tegas</div><div>bagai logam berat gemerlapan</div><div>menempuh ke muka</div><div>dan tak’kan kunjung diundurkan.</div><div><br /></div><div>Selusin malaikat</div><div>telah turun</div><div>di kala hujan gerimis.</div><div><br /></div><div>Di muka kaca jendela</div><div>mereka berkaca dan mencuci rambutnya</div><div>untuk ke pesta.</div><div><br /></div><div>Wahai, Dik Narti,</div><div>dengan pakaian pengantin yang anggun</div><div>bung-bunga serta keris keramat</div><div>aku ingin membimbingmu ke altar</div><div>untuk dikawinkan.</div><div><br /></div><div>Aku melamarmu.</div><div><br /></div><div>Kau tahu dari dulu:</div><div>tiada lebih buruk</div><div>dan tiada lebih baik</div><div>daripada yang lain….</div><div>penyair dari kehidupan sehari-hari,</div><div>orang yang bermula dari kata</div><div>kata yang bermula dari</div><div>kehidupan, pikir dan rasa.</div><div><br /></div><div>Semangat kehidupan yang kuat</div><div>bagai berjuta-juta jarum alit</div><div>menusuki kulit langit:</div><div>kantong rejeki dan restu wingit.</div><div><br /></div><div>Lalu tumpahlah gerimis.</div><div><br /></div><div>Angin dan cinta</div><div>mendesah dalam gerimis.</div><div><br /></div><div>Semangat cintaku yang kuat</div><div>bagai seribu tangan gaib</div><div>menyebarkan seribu jarring</div><div>menyergap hatimu</div><div>yang selalu tersenyum padaku.</div><div><br /></div><div>Engkau adalah putri duyung</div><div>tawananku.</div><div>Putri duyung dengan suara merdu lembut</div><div>bagai angin laut,</div><div>mendesahlah bagiku!</div><div><br /></div><div>Angin mendesah</div><div>selalu mendesah</div><div>dengan ratapnya yang merdu.</div><div>Engkau adalah putri duyung</div><div>tergolek lemas</div><div>mengejap-ngejapkan matanya yang indah</div><div>dalam jaringku.</div><div><br /></div><div>Wahai, Putri Duyung,</div><div>aku menjaringmu</div><div>aku melamarmu</div><div>Kutulis surat ini</div><div>kala hujan gerimis</div><div>karena langit</div><div>gadis manja dan manis</div><div>menangis minta mainan.</div><div><br /></div><div>Dua anak lelaki nakal bersenda gurau dalam selokan</div><div>dan langit iri melihatnya.</div><div><br /></div><div>Wahai, Dik Narti,</div><div>kuingin dikau</div><div>menjadi ibu anak-anakku!</div></div><div><br /></div><div><h3 style="text-align: left;">Judul: Sebelum Senja Tiba </h3><div>Karya Acep Zam-zam Noor</div><div><br /></div><div>Sebelum Senja Tiba (1)</div><div><br /></div><div>Kau percaya seseorang akan datang</div><div>Ke pelabuhan malam itu. Kau masih percaya</div><div>Bahwa seseorang akan datang dari pulau seberang</div><div>Datang untuk menjemputmu pergi. Maka dengan gontai</div><div>Kau segera menutup pintu kedai, bergegas menuju sungai</div><div>Membersihkan seluruh badan, mencuci rambut</div><div>Dan membebat luka. Sebelum senja tiba</div><div>Kau sudah berdiri dekat dermaga</div><div><br /></div><div>Sebelum Senja Tiba (2)</div><div><br /></div><div>Dalam keremangan sebuah bandar</div><div>Banyak laron yang merubungi satu-satunya</div><div>Nyala lampu. Dan seseorang yang sasar</div><div>Meninggalkan dermaga</div><div>Tanpa kabar</div><div><br /></div><div>2008</div><div>Sumber: Membaca Lambang (2018)</div></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Demikian kumpulan <b>Puisi Cinta Romantis</b> yang disajikan untuk Merayakan Hari Valentine atau untuk sekedar dibacakan kepada pasangan tersayang. Semoga puisi-puisi cinta yang terhimpun di atas bisa membuat para pembaca bisa leluasa mengekspresikan rasa cintanya melalui puisi, khususnya di hari kasih sayang (Valentine's Day). </div><div><br /></div><div>Sebelumnya, Puisi Hari Valentine telah dipublikasikan di blog ini dengan kemasan atau puisi yang berbeda dengan judul "<b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/02/puisi-hari-valentine-puisi-kasih-sayang.html" target="_blank">Puisi Hari Valentine, Puisi Kasih Sayang</a></b>". </div><div><br /></div><div>Jika ingin mengetahui <b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2021/02/kisah-cinta-dari-sejarah-dan-perayaan.html" target="_blank">Sejarah Hari Valentine</a></b> secara singkat namun cukup jelas, maka bisa buka artkel dengan judul "<b>Kisah Cinta dari Sejarah dan Perayaan Kasih Sayang Hari Valentine</b>" </div><div><br /></div><div>Selamat membaca puisi, selamat membaca semesta. (**)</div><div>Sumber Foto: wallpaperbetter.com</div><div><br /></div></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-73669167595201474062023-02-11T18:06:00.006+07:002023-02-13T13:35:49.153+07:00Puisi Hari Valentine, Puisi Kasih Sayang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0naGWfpOuwRlvYS63PKMLI9hjd4AxazbCtrF5opVWRues-ddla7oFNTp-qT2sTsDmvQgkXLPxsRn7FnOymIU1qUTvorKvaDBJvkNjjdOKMTv8q33E8P2bXwLx7YtSI-qjUmk2cL4rbRlfXuCOMYq7Pl5GmosG32WKBBQIinIyYbiHEf8A_vWMOVxt/s700/Puisi%20Hari%20Valentine.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Puisi Hari Valentine" border="0" data-original-height="467" data-original-width="700" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0naGWfpOuwRlvYS63PKMLI9hjd4AxazbCtrF5opVWRues-ddla7oFNTp-qT2sTsDmvQgkXLPxsRn7FnOymIU1qUTvorKvaDBJvkNjjdOKMTv8q33E8P2bXwLx7YtSI-qjUmk2cL4rbRlfXuCOMYq7Pl5GmosG32WKBBQIinIyYbiHEf8A_vWMOVxt/s16000/Puisi%20Hari%20Valentine.jpg" title="Puisi Hari Kasih Sayang" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><b>PUISI HARI VALENTINE</b> - <b><a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi" target="_blank">Puisi </a></b>yang akan ditampilkan kali ini adalah puisi Hari Valentine. Kita sudah mengetahui bersama bahwa hari valentine memiliki sejarah, dan ada dua versi sejarah dirayakannya hari valentine. Sebelumnya saya pernah membuat tulisan tentang hari Valentine dengan judul "<b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2021/02/kisah-cinta-dari-sejarah-dan-perayaan.html" target="_blank">Kisah Cinta dari Sejarah dan Perayaan Kasih Sayang Hari Valentine</a></b>" selebihnya, silahkan dibaca dengan seksama.<div><br /></div><div>Sudah tentu, hari valentine dekat sekali kaitannya dengan puisi, sebab puisi merupakan salah satu tempat untuk mengekspresikan perasaan, salah satunya adalah perasaan kasih sayang. </div><div><br /></div><div>Berikut ini saya mencoba kembali menulis puisi tentang kasih sayang, atau bisa juga kita sebut puisi Hari Valentine. Puisi di bawah ini juga terdapat puisi-puisi yang bertemakan kasih sayang dari penyair Indonesia.</div><div><br /></div><div><b>Puisi Hari Valentine</b> atau puisi kasih sayang di bawah ini, sangat cocok buat kamu yang ingin mengekspresikan perasaannya kepada seseorang yang kamu sayangi. </div><div><br /></div><div>Berikut kumpulan Puisi Hari Valentine untuk memperingati hari valentine dengan judul; Kepada Kasih, Aku Inging, Sajak Kecil Tentang Cinta, Kepada Istriku, Kepada Hawa, Sajak Putih, Aku Mencintaimu di Sini, dan Mimpi. </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;"><b>Puisi Hari Valentine, Puisi Kasih Sayang</b></h2><div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoLX_VfkOK2YsWeS_SZMBOCWb7tke1OW81Q9YN0ugcVSK3S3oHg53jPS6jSfutNlLuhsUTi0gjvbUXaqzc7x3bdFhLdS9SiN-ux59aVBGqi9pR8SA-WXODtf5vK9vke-DO-kBwzFi7eI3u-5q2-m-iPVQ2ddaowjAfFgdQPzhwfEcOLooiVqxFpKkm/s1200/Ilustrasi%20Puisi%20Hari%20Valentine.jpg" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Puisi Hari Valentine" border="0" data-original-height="675" data-original-width="1200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoLX_VfkOK2YsWeS_SZMBOCWb7tke1OW81Q9YN0ugcVSK3S3oHg53jPS6jSfutNlLuhsUTi0gjvbUXaqzc7x3bdFhLdS9SiN-ux59aVBGqi9pR8SA-WXODtf5vK9vke-DO-kBwzFi7eI3u-5q2-m-iPVQ2ddaowjAfFgdQPzhwfEcOLooiVqxFpKkm/s16000/Ilustrasi%20Puisi%20Hari%20Valentine.jpg" title="Puisi Kasih Sayang" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi Puisi Hari Valentine</td></tr></tbody></table><br /><b><br /></b></div><div><b><span style="font-size: medium;"><br /></span></b></div><div><b><span style="font-size: medium;"><br /></span></b></div><div><b><span style="font-size: medium;"><br /></span></b></div><div><b><span style="font-size: medium;"><br /></span></b></div><div><b><span style="font-size: medium;"><br /></span></b></div><div><b><span style="font-size: medium;"><br /></span></b></div><div><b><span style="font-size: medium;"><br /></span></b></div><div><b><span style="font-size: medium;"><br /></span></b></div><h3 style="text-align: left;"><b><span style="font-size: medium;">PUISI HARI VALENTINE 1</span></b></h3><div><br /></div><div><b>KEPADA KASIH</b></div><div>Karya: <a href="https://www.sudutkerlip.com/2022/11/puisi-gempa-cianjur.html">Ihsan Subhan </a> (Indonesia)</div><div><br /></div><div>Kamar yang dihuni oleh kesepian ini</div><div>adalah kamarku yang kosong</div><div>jendela yang bisu, pintu yang tertutup</div><div>dan ranjang yang beku</div><div><br /></div><div>Di manakah engkau kekasih, </div><div>sekian hari rumahku tak didatangimu </div><div>lantai-lantai tak lagi meninggalkan jejak kaki</div><div>yang lembut, yang harum, yang ranum </div><div><br /></div><div>Kekasih, bulan tak lagi terang</div><div>matahari sering tertutup awan</div><div>hujan turun tak lagi tentram </div><div>kesepian tak kunjung padam </div><div><br /></div><div>Di manakah engkau kekasih </div><div>sungguh hati terluka pedih</div><div>mentap jarak kita jauh terhalang </div><div>seperti hari yang berjalan sampai petang </div><div><br /></div><div>Kekasih, berilah aku balasan</div><div>dari semua pesan yang belum tuntas kaubaca</div><div>atau </div><div><br /></div><div> </div><h3><b><span style="font-size: medium;">PUISI HARI VALENTINE 2</span></b></h3><div><div><b><span style="font-size: medium;">AKU INGIN </span></b></div><div>Karya: <a href="https://www.sudutkerlip.com/2019/02/lima-puisi-sapardi-djoko-damono-paling.html">Sapardi Djoko Damono</a> (Indonesia)</div><div><br /></div><div>Aku ingin mencintaimu dengan sederhana</div><div>dengan kata yang tak sempat diucapkan</div><div>kayu kepada api yang menjadikannya abu</div><div><br /></div><div>Aku ingin mencintaimu dengan sederhana</div><div>dengan isyarat yang tak sempat disampaikan</div><div>awan kepada hujan yang menjadikannya tiada</div><div><br /></div><div>1989</div></div><div><br /></div><div><h3><b><span style="font-size: medium;">PUISI HARI VALENTINE 3</span></b></h3></div><div><div><span style="font-size: medium;"><b>SAJAK KECIL TENTANG CINTA</b></span></div><div>Karya: Sapardi Djoko Damono</div><div><br /></div><div>Mencintai angin harus menjadi siut</div><div>Mencintai air harus menjadi ricik</div><div>Mencintai gunung harus menjadi terjal</div><div>Mencintai api harus menjadi jilat</div><div><br /></div><div>Mencintai cakrawala harus menebas jarak</div><div><br /></div><div>Mencintai-Mu harus menjelma aku</div></div><div><br /></div><div><h3><b><span style="font-size: medium;">PUISI HARI VALENTINE 4</span></b></h3></div><div><div><b><span style="font-size: medium;">KEPADA ISTRIKU</span></b></div><div>Karya: Sapardi Djoko Damono (Indonesia)</div><div><br /></div><div>Pandanglah yang masih sempat ada</div><div>pandanglah aku: sebelum susut dari Suasana</div><div>sebelum pohon-pohon di luar tinggal suara</div><div>terpantul di dinding-dinding gua</div><div><br /></div><div>Pandang dengan cinta. Meski segala pun sepi tandanya</div><div>waktu kau bertanya-tanya, bertahan setia</div><div>langit mengekalkan warna birunya</div><div>bumi menggenggam seberkas bunga, padamu semata</div><div><br /></div><div>1967</div></div><div><br /></div><div><h3><b><span style="font-size: medium;">PUISI HARI VALENTINE 5</span></b></h3></div><div><div><b><span style="font-size: medium;">KEPADA HAWA</span></b></div><div>Karya: Aan Mansyur (Indonesia)</div><div><br /></div><div>aku merelakanmu menjauh,</div><div>merelakanmu terjatuh</div><div>ke tempat sampah</div><div>bagai sepotong apel merah</div><div>yang di geligimu pernah</div><div>berdarah</div><div><br /></div><div>adakah cinta yang jatuh</div><div>kepadamu melebihi cintaku?</div><div><br /></div><div>lelaki yang engkau cintai itu mati</div><div>dan tak membawamu ke makamnya</div><div>sementara aku bertahan hidup,</div><div>bertahun-tahun sanggup tak mati</div><div>oleh rindu–dan menanti di surga</div><div><br /></div><div>hawa, aku masih ular yang setia</div><div>mencintaimu sepanjang usia tuhan.</div></div><div><br /></div><div><br /></div><h3><b><span style="font-size: medium;">PUISI HARI VALENTINE 6</span></b></h3><div><b><span style="font-size: medium;">SAJAK PUTIH</span></b></div><div><div>Buat tunanganku Mirat</div><div>Karya: <a href="https://www.sudutkerlip.com/2019/02/5-Puisi-Chairil-Anwar-Paling-Populer-dan-Legendaris.html" target="_blank">Chairil Anwar</a> (Indonesia)</div><div><br /></div><div>Bersandar pada tari warna pelangi -Kau depanku bertudung sutra senja -Di hitam matamu kembang mawar dan melati -Harum rambutmu mengalun bergelut senda</div><div><br /></div><div>Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba -Meriak muka air kolam jiwa -dan dalam dadaku memerdu lagu -Menarik menari seluruh aku</div><div><br /></div><div>Hidup dari hidupku, pintu terbuka -Selama matamu bagiku menengadah -Selama kau darah mengalir dari luka -Antara kita Mati datang tidak membelah…</div><div><br /></div><div>Buat miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri, -dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di -alam ini! -Kucuplah aku terus, kucuplah -Dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku…</div></div><div><br /></div><div><h3><b><span style="font-size: medium;">PUISI HARI VALENTINE 7</span></b></h3></div><div><div><b><span style="font-size: medium;">AKU MENCINTAIMU DI SINI </span></b></div><div>Karya : Pablo Neruda (Chili)</div><div><br /></div><div>Dalam pohon-pohon pinus yang gelap, angin berembus.</div><div><br /></div><div>Bulan bersinar di perairan yang menyimpang.</div><div><br /></div><div>Mereka berjalan di hari yang sama sambil mengejar satu sama lain.</div><div><br /></div><div>Kabut turun dalam sosok menari.</div><div><br /></div><div>Seekor camar perak menggantung di luar matahari terbenam.</div><div><br /></div><div>Terkadang sebuah lilin. Tinggi, bintang tinggi.</div><div><br /></div><div>Atau salib hitam sebuah kapal.</div><div><br /></div><div>Hanya</div><div><br /></div><div>Terkadang saya bangun, dan bahkan jiwa saya basah.</div><div><br /></div><div>Kedengarannya, laut yang jauh bergema.</div><div><br /></div><div>Ini adalah port.</div><div><br /></div><div>Aku mencintaimu di sini</div><div><br /></div><div>Di sini aku mencintaimu dan sia-sia cakrawala menyembunyikanmu.</div><div><br /></div><div>Aku masih mencintaimu di antara benda-benda dingin ini.</div><div><br /></div><div>Terkadang ciuman saya pergi ke kapal-kapal yang serius itu,</div><div><br /></div><div>Mereka berlari di laut di mana mereka tidak mencapai.</div><div><br /></div><div>Saya sudah lupa seperti jangkar tua ini.</div><div><br /></div><div>Mata air lebih sedih ketika sore hari berakhir.</div><div><br /></div><div>Hidupku tidak ada gunanya lapar.</div><div><br /></div><div>Saya suka apa yang tidak saya miliki. Kamu sangat jauh.</div><div><br /></div><div>Kebosanan saya berjuang dengan senja yang lambat.</div><div><br /></div><div>Tapi malam tiba dan mulai bernyanyi untukku.</div><div><br /></div><div>Bulan memutar pemotretan tidurnya.</div><div><br /></div><div>Bintang-bintang terbesar menatapku dengan matamu.</div><div><br /></div><div>Dan seperti aku mencintaimu, pinus di angin,</div><div><br /></div><div>Mereka ingin menyanyikan nama Anda dengan lembaran kawat mereka.</div></div><div> </div><div><h3><b><span style="font-size: medium;">PUISI HARI VALENTINE 8</span></b></h3></div><div><div><b><span style="font-size: medium;">MIMPI</span></b></div><div>Karya: Heinrich Hein (Jerman)</div><div><br /></div><div>Saya pernah bermimpi tentang cinta yang membara</div><div>dengan loop, myrtle, dan reseda yang indah</div><div>bibir manis dan kata-kata pahit</div><div>melodi sedih dari lagu sedih.</div><div>Terserak dan lembam sejak lama adalah mimpiku</div><div>bubar sudah menjadi yang tersayang dalam mimpi</div><div>hanya apa yang tersisa dalam diriku suatu hari nanti</div><div>dengan semangat yang tak tergoyahkan aku menuangkan sajak yang lembut.</div><div>Apakah kamu pergi, lagu yatim piatu?</div><div>Hilang pula dan cari mimpiku yang sudah banyak hilang</div><div>dan jika Anda menemukannya, katakan halo untuk saya.</div><div>Saya mengirim pukulan yang mudah menguap ke bayangan yang mudah menguap.</div></div><div><br /></div><div>Itulah tadi, <b>Pusi <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Kasih_Sayang" target="_blank">Hari Valentine</a></b> untuk sesiapa yang memperingati hari Valentine atau hari kasih sayang. Pada dasarnya perayaan kasih sayang bisa kita lakukan di hari apapun, dan kapanpun, tanpa harus menunggu hari valentine yang setiap tahunnya jatuh pada tanggal 14 Februari. </div><div><br /></div><div><i>Terima kasih telah membaca kumpulan puisi hari valentine di <a href="https://www.sudutkerlip.com">sudutkerlip</a>, jangan lupa share artikel keren ini. </i></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-15668090924924235142023-02-09T16:02:00.003+07:002023-02-09T16:02:53.738+07:00Puisi-Puisi Taufiq Ismail <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAGZiiyXDWi2LnCbUsA0oLSXwcB646xW1e2LIhUXOnuAShk7omidVSAmKrhANG-sIlhSh0MGUnPx_SkoZ2dG94QheDY3XO8XjcLMdF8717rfLo1vfMtnBYH911Ha8nNSclY3lmUgwOM5ANsmNyCwol53ns3G_d990to9bzi5a5_-bKTi8ZQqbWfYQV/s700/Puisi%20Taufiq%20Ismail.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Puisi Taufiq Ismail" border="0" data-original-height="467" data-original-width="700" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAGZiiyXDWi2LnCbUsA0oLSXwcB646xW1e2LIhUXOnuAShk7omidVSAmKrhANG-sIlhSh0MGUnPx_SkoZ2dG94QheDY3XO8XjcLMdF8717rfLo1vfMtnBYH911Ha8nNSclY3lmUgwOM5ANsmNyCwol53ns3G_d990to9bzi5a5_-bKTi8ZQqbWfYQV/s16000/Puisi%20Taufiq%20Ismail.jpg" title="Puisi-puisi Taufiq Ismail" /></a></div><br /><div><br /></div><b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/02/puisi-puisi-taufiq-ismail.html">PUISI-PUISI TAUFIQ ISMAIL</a></b> sangat kental dengan tema alam, kehidupan, kritik sosial, dan ketuhanan. Begitulah yang saya ketahui tentang puisi-<a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/puisi">puisi</a> Taufiq Ismail yang percah saya baca. Terutama puisi pertama yang pernah saya baca adalah "Malu Aku Jadi Orang Indonesia" dan puisi tersebut sering disingkat MAJOI. <div><br /></div><div>Dari buku puisi Malu Aku Jadi Orang Indonesia itulah, saya menjadi lebih menyukai puisi-puisi Indonesia, selain Chairil Anwar, Amir Hamzah, Sutardji Calzoum Bachri, Sitor Situmorang, Sapardi Djoko Damono, dan penyair-<a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/penyair" target="_blank">penyair</a> Indonesia lainnya. </div><div><br /></div><div>Pada kesempatan kali ini, tentunya saya akan mempublikasikan puisi-puisi Taufiq ismail, yang sangat fenomenal dan sering juga digunakan oleh orang-orang untuk dibacakan dalam acara-acara formal, juga sering digunakan sebagai materi puisi untuk lomba-lomba baca puisi.</div><div><br /></div><div><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/02/puisi-puisi-taufiq-ismail.html" style="background-color: #fff2cc;">Berikut adalah <b>puisi-puisi Taufiq Ismail</b> yang sudah saya rangkum untuk para pembaca semuanya di sudutkerlip.com, diantaranya adalah; Kembalikan Indonesia Padaku, Mencari Sebuah Masjid, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Kita Adalah Pemilik Syah Republik Ini, dan Benteng)</a></div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Puisi-puisi Taufiq Ismail </h2><div><br /></div><div><div><b> Kembalikan Indonesia Padaku</b></div><div>(Taufiq Ismail) Paris, 1971</div><div><br /></div><div>Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,</div><div>Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,</div><div>sebagian berwarna putih dan sebagian hitam,</div><div>yang menyala bergantian,</div><div>Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam</div><div>dengan bolayang bentuknya seperti telur angsa,</div><div>Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam</div><div>karena seratus juta penduduknya,</div><div><br /></div><div>Kembalikan Indonesia padaku</div><div><br /></div><div>Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam</div><div>dengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,</div><div>Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam</div><div>lantaran berat bebannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,</div><div>Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,</div><div>dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 wat,</div><div>sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,</div><div>Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang</div><div>sambil main pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelam</div><div>dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar lautan,</div><div><br /></div><div>Kembalikan Indonesia padaku</div><div><br /></div><div>Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam</div><div>dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,</div><div>Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam</div><div>karena seratus juta penduduknya,</div><div>Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,</div><div>sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,</div><div>Kembalikan Indonesia padaku</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;"><b>Mencari Sebuah Mesjid</b></h3><div>(Taufiq Ismail) Jeddah, 30 Januari 1988</div><div><br /></div><div>Aku diberitahu tentang sebuah masjid</div><div>yang tiang-tiangnya pepohonan di hutan</div><div>fondasinya batu karang dan pualam pilihan</div><div>atapnya menjulang tempat tersangkutnya awan</div><div>dan kubahnya tembus pandang, berkilauan</div><div>digosok topan kutub utara dan selatan</div><div><br /></div><div>Aku rindu dan mengembara mencarinya</div><div><br /></div><div>Aku diberitahu tentang sepenuh dindingnya yang transparan</div><div>dihiasi dengan ukiran kaligrafi Quran</div><div>dengan warna platina dan keemasan</div><div>berbentuk daun-daunan sangat beraturan</div><div>serta sarang lebah demikian geometriknya</div><div>ranting dan tunas jalin berjalin</div><div>bergaris-garis gambar putaran angin</div><div><br /></div><div>Aku rindu dan mengembara mencarinya</div><div><br /></div><div>Aku diberitahu tentang masjid yang menara-menaranya</div><div>menyentuh lapisan ozon</div><div>dan menyeru azan tak habis-habisnya</div><div>membuat lingkaran mengikat pinggang dunia</div><div>kemudian nadanya yang lepas-lepas</div><div>disulam malaikat menjadi renda-renda benang emas</div><div>yang memperindah ratusan juta sajadah</div><div>di setiap rumah tempatnya singgah</div><div><br /></div><div>Aku rindu dan mengembara mencarinya</div><div><br /></div><div>Aku diberitahu tentang sebuah masjid yang letaknya di mana</div><div>bila waktu azan lohor engkau masuk ke dalamnya</div><div>engkau berjalan sampai waktu asar</div><div>tak bisa kau capai saf pertama</div><div>sehingga bila engkau tak mau kehilangan waktu</div><div>bershalatlah di mana saja</div><div>di lantai masjid ini, yang luas luar biasa</div><div><br /></div><div>Aku rindu dan mengembara mencarinya</div><div><br /></div><div>Aku diberitahu tentang ruangan di sisi mihrabnya</div><div>yaitu sebuah perpustakaan tak terkata besarnya</div><div>dan orang-orang dengan tenang membaca di dalamnya</div><div>di bawah gantungan lampu-lampu kristal terbuat dari berlian</div><div>yang menyimpan cahaya matahari</div><div>kau lihat bermilyar huruf dan kata masuk beraturan</div><div>ke susunan syaraf pusat manusia dan jadi ilmu yang berguna</div><div>di sebuah pustaka yang bukunya berjuta-juta</div><div>terletak di sebelah menyebelah mihrab masjid kita</div><div><br /></div><div>Aku rindu dan mengembara mencarinya</div><div><br /></div><div>Aku diberitahu tentang masjid yang beranda dan ruang dalamnya</div><div>tempat orang-orang bersila bersama</div><div>dan bermusyawarah tentang dunia dengan hati terbuka</div><div>dan pendapat bisa berlainan namun tanpa pertikaian</div><div>dan kalau pun ada pertikaian bisalah itu diuraikan</div><div>dalam simpul persaudaraan yang sejati</div><div>dalam hangat sajadah yang itu juga</div><div>terbentang di sebuah masjid yang mana</div><div><br /></div><div>Tumpas aku dalam rindu</div><div>Mengembara mencarinya</div><div>Di manakah dia gerangan letaknya ?</div><div><br /></div><div>Pada suatu hari aku mengikuti matahari</div><div>ketika di puncak tergelincir dia sempat</div><div>lewat seperempat kuadran turun ke barat</div><div>dan terdengar merdunya azan di pegunungan</div><div>dan aku pun melayangkan pandangan</div><div>mencari masjid itu ke kiri dan ke kanan</div><div>ketika seorang tak kukenal membawa sebuah gulungan</div><div>dia berkata :</div><div><br /></div><div>Inilah dia masjid yang dalam pencarian tuan¡</div><div><br /></div><div>dia menunjuk ke tanah ladang itu</div><div>dan di atas lahan pertanian dia bentangkan</div><div>secarik tikar pandan</div><div>kemudian dituntunnya aku ke sebuah pancuran</div><div>airnya bening dan dingin mengalir beraturan</div><div>tanpa kata dia berwudhu duluan</div><div>aku pun di bawah air itu menampungkan tangan</div><div>ketika kuusap mukaku, kali ketiga secara perlahan</div><div>hangat air terasa, bukan dingin kiranya</div><div>demikianlah air pancuran</div><div>bercampur dengan air mataku</div><div>yang bercucuran.</div></div><div><br /></div><div><h3 style="text-align: left;"><b>Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia</b></h3><div>(Taufik Ismail) 1998</div><div><br /></div><div>I</div><div><br /></div><div>Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga</div><div>Ke Wisconsin aku dapat beasiswa</div><div>Sembilan belas lima enam itulah tahunnya</div><div>Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia</div><div>Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia</div><div>Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda</div><div>Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,</div><div>Whitefish Bay kampung asalnya</div><div>Kagum dia pada revolusi Indonesia</div><div>Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya</div><div>Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama</div><div>Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya</div><div>Dadaku busung jadi anak Indonesia</div><div>Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy</div><div>Dan mendapat Ph.D. dari Rice University</div><div>Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army</div><div>Dulu dadaku tegap bila aku berdiri</div><div>Mengapa sering benar aku merunduk kini</div><div><br /></div><div>II</div><div><br /></div><div>Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak</div><div>Hukum tak tegak, doyong berderak-derak</div><div>Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,</div><div>Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza</div><div>Berjalan aku di Dam, Champs 0‡7lys¨¦es dan Mesopotamia</div><div>Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata</div><div>Dan kubenamkan topi baret di kepala</div><div>Malu aku jadi orang Indonesia.</div><div><br /></div><div>III</div><div><br /></div><div>Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,</div><div>Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi</div><div>berterang-terang curang susah dicari tandingan,</div><div>Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu</div><div>dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek</div><div>secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,</div><div>Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,</div><div>senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan</div><div>peuyeum dipotong birokrasi</div><div>lebih separuh masuk kantung jas safari,</div><div>Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,</div><div>anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,</div><div>menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,</div><div>agar orangtua mereka bersenang hati,</div><div>Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum</div><div>sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas</div><div>penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,</div><div>Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan</div><div>sandiwara yang opininya bersilang tak habis</div><div>dan tak utus dilarang-larang,</div><div>Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata</div><div>supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,</div><div>Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,</div><div>ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,</div><div>sekarang saja sementara mereka kalah,</div><div>kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka</div><div>oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,</div><div>Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia</div><div>dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,</div><div>kabarnya dengan sepotong SK</div><div>suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,</div><div>Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,</div><div>lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,</div><div>Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,</div><div>fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,</div><div>Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat</div><div>jadi pertunjukan teror penonton antarkota</div><div>cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita</div><div>tak pernah bersedia menerima skor pertandingan</div><div>yang disetujui bersama,</div><div><br /></div><div>Di negeriku rupanya sudah diputuskan</div><div>kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,</div><div>lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil</div><div>karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,</div><div>sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,</div><div>Di negeriku ada pembunuhan, penculikan</div><div>dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,</div><div>Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,</div><div>Nipah, Santa Cruz dan Irian,</div><div>ada pula pembantahan terang-terangan</div><div>yang merupakan dusta terang-terangan</div><div>di bawah cahaya surya terang-terangan,</div><div>dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai</div><div>saksi terang-terangan,</div><div>Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,</div><div>tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang</div><div>menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.</div><div><br /></div><div>IV</div><div><br /></div><div>Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak</div><div>Hukum tak tegak, doyong berderak-derak</div><div>Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,</div><div>Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza</div><div>Berjalan aku di Dam, Champs 0‡7lys¨¦es dan Mesopotamia</div><div>Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata</div><div>Dan kubenamkan topi baret di kepala</div><div>Malu aku jadi orang Indonesia.</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;"><b> Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini</b></h3><div>(Taufik Ismail) 1966</div><div><br /></div><div>Tidak ada pilihan lain</div><div>Kita harus</div><div>Berjalan terus</div><div>Karena berhenti atau mundur</div><div>Berarti hancur</div><div>Apakah akan kita jual keyakinan kita</div><div>Dalam pengabdian tanpa harga</div><div>Akan maukah kita duduk satu meja</div><div>Dengan para pembunuh tahun yang lalu</div><div>Dalam setiap kalimat yang berakhiran</div><div>Duli Tuanku ?¡</div><div><br /></div><div>Tidak ada lagi pilihan lain</div><div>Kita harus</div><div>Berjalan terus</div><div>Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan</div><div>Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh</div><div>Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara</div><div>Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama</div><div>Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka</div><div>Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan</div><div>Dan seribu pengeras suara yang hampa suara</div><div>Tidak ada lagi pilihan lain</div><div>Kita harus</div><div>Berjalan terus.</div></div><div><br /></div><div><h3 style="text-align: left;"><b>Benteng</b></h3><div>(Taufik Ismail) 1966</div><div><br /></div><div>Sesudah siang panas yang meletihkan</div><div>Sehabis tembakan-tembakan yang tak bisa kita balas</div><div>Dan kita kembali ke karnpus ini berlindung</div><div>Bersandar dan berbaring, ada yang merenung</div><div><br /></div><div>Di lantai bungkus nasi bertebaran</div><div>Dari para dermawan tidak dikenal</div><div>Kulit duku dan pecahan kulit rambutan</div><div>Lewatlah di samping Kontingen Bandung</div><div>Ada yang berjaket Bogor. Mereka dari mana-mana</div><div>Semuanya kumal, semuanya tak bicara</div><div>Tapi kita tldak akan terpatahkan</div><div>Oleh seribu senjata dari seribu tiran</div><div><br /></div><div>Tak sempat lagi kita pikirkan</div><div>Keperluan-keperluan kecil seharian</div><div>Studi, kamar-tumpangan dan percintaan</div><div>Kita tak tahu apa yang akan terjadi sebentar malam</div><div>Kita mesti siap saban waktu, siap saban jam.</div></div><div><br /></div><div>Demikian puisi-puisi Taufiq Ismail yang sering kita jumpai di buku-buku sekolah, materi perlombaan baca puisi, dan juga sering kita temukan di acara-acara formal. </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;"><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/02/biografi-taufiq-ismail.html" target="_blank">Profile Penyair Taufiq Ismail </a></h2><div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqGNf1P6J7FD2zBM4vXn_jmJIBqOId-455kzOAv10WcJYMV3952wO0XKxIGJWLv4EA8ldOKyj11rBERYgQVHCV1t29-Visff-TQ3X-hZDqsRgaOE29xskBTjolqmjK_vvK8fr4BFT5NX_7O68DbZQek4fXPqsBQ-mQyT0py3jq4NNuDmSsU4dShvfc/s600/Taufiq%20Ismail.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Taufiq Ismail" border="0" data-original-height="400" data-original-width="600" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqGNf1P6J7FD2zBM4vXn_jmJIBqOId-455kzOAv10WcJYMV3952wO0XKxIGJWLv4EA8ldOKyj11rBERYgQVHCV1t29-Visff-TQ3X-hZDqsRgaOE29xskBTjolqmjK_vvK8fr4BFT5NX_7O68DbZQek4fXPqsBQ-mQyT0py3jq4NNuDmSsU4dShvfc/s16000/Taufiq%20Ismail.jpg" title="Puisi Taufiq Ismail" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Taufiq Ismail</td></tr></tbody></table><div>TAFIQ ISMAIL adalah penyair dan sastrawan Indonesia yang dikenal luas sebagai tokoh sastrawan Angkatan '66. Taufiq Ismail lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935 dan dibesarkan di Pekalongan. Nama lain dari Taufiq Ismail adalah Nur Fadjar, dan nama tersebut sempatkan dalam Tempo, Mei 2008. </div><div><br /></div><div>Ia menulis buku kumpulan puisi, seperti Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Tirani dan Benteng, Tirani, Benteng, Buku Tamu Musim Perjuangan, Sajak Ladang Jagung, Kenalkan, Saya Hewan, Puisi-puisi Langit, Prahara Budaya:Kilas Balik Ofensif Lekra/PKI dkk, Ketika Kata Ketika Warna, Seulawah-Antologi Sastra Aceh, dan lain-lain.</div><div><br /></div><div>Banyak puisinya dinyanyikan Himpunan Musik Bimbo Diarsipkan 2013-02-14 di Wayback Machine., pimpinan Samsudin Hardjakusumah, atau sebaliknya ia menulis lirik buat mereka dalam kerja sama. Iapun menulis lirik buat Chrisye, Yan Antono (dinyanyikan Ahmad Albar) dan Ucok Harahap. Menurutnya kerja sama semacam ini penting agar jangkauan publik puisi lebih luas.</div></div><div><br /></div><div>Selain puisi-puisi Taufiq Ismail di atas, ada juga <b><a href="https://www.sudutkerlip.com/2023/02/biografi-taufiq-ismail.html" target="_blank">biografi Taufiq ismail</a></b> yang wajib dibaca di blog ini.</div><div><br /></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5081694086559346983.post-26283100470695743212023-02-09T15:24:00.001+07:002023-02-09T15:26:54.939+07:00Biografi Taufiq Ismail <div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjLX_d5cHV_Nk4wJkE7D_rrvTFOCp3Md9ovsXEMLBKFfsIxPFdcVCKEIUZNvMpcwi7dkNoQsg3M82GmBND8gP2P-I8wC7OiNoiGBimhmcCo_GsRov2d8U9xZdjXcvv6ULr2mjymHyWGXV6KiC5tY2M7x9p78lzbTuFsKNKkFKxg6lLneN8yKVPKtx0/s650/Penyair%20Taufiq%20%20Ismail.jpg" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Biografi Taufiq Ismail" border="0" data-original-height="366" data-original-width="650" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjLX_d5cHV_Nk4wJkE7D_rrvTFOCp3Md9ovsXEMLBKFfsIxPFdcVCKEIUZNvMpcwi7dkNoQsg3M82GmBND8gP2P-I8wC7OiNoiGBimhmcCo_GsRov2d8U9xZdjXcvv6ULr2mjymHyWGXV6KiC5tY2M7x9p78lzbTuFsKNKkFKxg6lLneN8yKVPKtx0/s16000/Penyair%20Taufiq%20%20Ismail.jpg" title="Taufiq Ismail" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td></tr></tbody></table><br /></div><div><b>Biografi Taufiq Ismail - <a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/taufiq-ismail/">TAFIQ ISMAIL</a></b> <b>adalah penyair dan sastrawan Indonesia yang dikenal luas sebagai tokoh sastrawan Angkatan '66. Taufiq Ismail lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935</b> dan dibesarkan di Pekalongan. Nama lain dari Taufiq Ismail adalah Nur Fadjar, dan nama tersebut sempatkan dalam Tempo, Mei 2008. </div><div><br /></div><div>Taufiq ismail dikenal juga sebagai <a href="https://www.sudutkerlip.com/search/label/penyair/" target="_blank">pernyair</a> yang bernafaskan Islam. Hal ini nampak terlihat dari puisi-puisinya yang sering mengusung tema ketuhanan dan atau agama, serta Taufiq Ismail memiliki latar belakang dari keluarga seorang ulama dan tokoh Muhammadiyah terkemuka, yaitu K.H. Abdul Gaffar Ismail, dan ibunya bernama Tinur Muhammad Nur. </div><div><br /></div><div>Selain itu, Taufiq juga seorang kolumnis, dan berulang kali menulis lirik lagu untuk kelompok Bimbo. Taufiq adalah anak sulung dari tiga bersaudara, adiknya bernama Ida Ismail dan Rahmat Ismail. Dari perkawinannya dengan Esiyati Yatim, Taufiq dikarunia putra tunggal Bram Ismail, M.B.A. yang bekerja di PT Unilever, melanjutkan karier ayahnya yang juga pernah bekerja di perusahaan Amerika Serikat itu selama 12 tahun sejak tahun 1978. </div><div><br /></div><div>Pendidikan yang ditempuhnya diawali di sekolah rakyat di Solo dan ditamatkan di Sekolah Rakyat Muhammadiyah Ngupasan, Yogyakarta, tahun 1948. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan ke SMP I Bukittinggi dan tamat tahun 1952. Selanjutnya, ia menempuh pendidikan SMA di Bogor yang ditamatkannya di SMA Negeri Pekalongan tahun 1956. </div><div><br /></div><div>Dia juga dikirim untuk belajar dalam rangka pertukaran pelajar di White Fish Bay High School, Milwakee, Wisconsin, Amerika Serikat tahun 1957. Selepas itu, ia melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Indonesia, Bogor tahun 1957-1963 sampai memperoleh gelar dokter hewan. </div><div><br /></div><div>Dia juga menempuh pendidikan non-gelar, seperti di School of Letters International Writing Program, University of Iowa, tahun 1971-1972 dan tahun 1991-1992. Tahun 1993 Taufiq belajar di Mesir pada Faculty of Language and Literature America University in Cairo. </div><div><br /></div><div>Taufiq Ismail pernah menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Manajemen Peternakan di almamaternya tahun 1961—1964 dan dipecat gara-gara ikut menandatangani Manifes Kebudayaan yang membatalkan kepergiannya ke Amerika Serikat untuk studi lanjutan dalam Manajemen Peternakan di Florida. </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;"><span style="font-size: large;">Taufiq Ismail Penyair yang Aktif di Organisasi </span></h2><div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_FhUrm-5xtA9YFyx11zF-1vM_OzCzBoDFS0ucTsS82KYG9vnqOraRInsk0EGbi4qczCd7xvxiV-_wamfd_zIv2lOzifFBrdHG5CfdTwiJoulLYW20e2m8zv0_vDX9R_CRJRs0TqWB9P5s25Mnkrx1RrSBxuXWyom4FhjiYUTKSWjUerV7i0Cj07cw/s930/Taufiq%20Ismail%20membaca%20puisi.png" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Taufiq Ismail Baca Puisi" border="0" data-original-height="651" data-original-width="930" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_FhUrm-5xtA9YFyx11zF-1vM_OzCzBoDFS0ucTsS82KYG9vnqOraRInsk0EGbi4qczCd7xvxiV-_wamfd_zIv2lOzifFBrdHG5CfdTwiJoulLYW20e2m8zv0_vDX9R_CRJRs0TqWB9P5s25Mnkrx1RrSBxuXWyom4FhjiYUTKSWjUerV7i0Cj07cw/s16000/Taufiq%20Ismail%20membaca%20puisi.png" title="Taufiq Ismail Baca Puisi" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Taufiq Ismail Baca Puisi (ist.)</td></tr></tbody></table><br /><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><br /></div><div>Pada tahun 1962 ia menjadi guru Ilmu Pengantar Peternakan di Pesantren Darul Fallah, Cdiampelas, Bogor. Pada tahun 1963—1965 ia mengajarkan Bahasa Inggris di SMA Regina Pacis dan SKP Pamekar, Bogor. Taufiq selagi masih berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa telah terlibat dalam organisasi pelajar dan kemahasiswaan, yakni Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Keterlibatannya dalam organisasi yang antikomunis itu menjadikan Taufiq menghadapi masalah pada masa akhir Orde Lama. </div><div><br /></div><div>Kariernya untuk menjadi dosen dan peneliti di almamaternya terputus. Dia pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Indonesia tahun 1960—1961. Kemudian, pada tahun 1961—1963 ia menjadi Ketua II Dewan Mahasiswa, Universitas Indonesia. Pengalaman Taufiq memimpin organisasi mahasiswa memberinya bekal untuk terus berkiprah dalam berbagai organisasi kemasyarakatan. </div><div><br /></div><div>Dia ikut mendirikan Dewan Kesenian Jakarta dan pernah menjadi sekretaris dewan tersebut pada masa kepemimpinan Trisno Sumardjo hingga Umar Kayam pada akhir tahun 1960 dan awal 1970-an. Dia pernah juga menjabat Direktur Taman Ismail Marzuki dan Rektor LPKJ. </div><div><br /></div><div>Selain itu, ia pernah menjadi Ketua Yayasan Bina Antar Budaya yang mengelola penyelenggaraan pertukaran pelajar antarbangsa yang sejak 1957 hingga 1998 telah mengirimkan 1.700 siswa Indonesia ke lima belas negara dan menerima 1.600 siswa Asia di Indonesia. </div><div><br /></div><div>Untuk urusan itu, Taufiq pernah menjadi anggota Board of Trustee AFSIS di New York tahun 1974—1976 dan menjadi siswa pertama dari Indonesia untuk program tersebut. Setelah tidak menjadi Direktur LPKJ, Taufiq bekerja di PT Unilever dan menjabat Manajer Hubungan Luar PT Unilever tersebut hingga memperoleh pensiun tahun 1990. </div><div><br /></div><div>Pada tahun 1966, bersama-sama dengan Mochtar Lubis, P.K. Oyong, Zaini, dan Arif Budiman, Taufiq mendirikan majalah sastra bulanan Horison. Sampai sekarang (2008) Taufiq masih ikut mengendalikan majalah yang kegiatannya sudah merambah ke sekolah-sekolah dalam bentuk temu siswa dengan sastrawan yang disebut SBSB (Siswa Bertanya Sastrawan Bicara) di berbagai kota besar di Indonesia. Kariernya sebagai penyair berawal ketika ia menulis puisi-puisi demonstrasi yang terkumpul dalam Tirani dan Benteng tahun 1966. </div><div><br /></div><div>Dia dikenal sebagai penyair partisan dalam aksi demonstrasi mahasiswa tahun 1966 itu dalam kapasitasnya sebagai wartawan harian Kami. Pada tahun 1970 terbit kumpulan Puisi-Puisi Sepi yang disusul kemudian tahun 1972 dengan Buku Tamu Musium Perjuangan. Dia menulis puisi anak-anak dan menghasilkan buku kumpulan puisi Kenalkan Saya Hewan yang terbit tahun 1973 dan diterbitkan ulang oleh Aries Lima tahun 1976. </div><div><br /></div><div>Pada tahun 1974 terbit kumpulan puisinya yang berjudul Ladang Jagung oleh Pustaka Jaya. Tahun 1990 terbit kumpulan puisinya untuk buklet baca puisi di lembar judul Puisi-Puisi Langit oleh Yayasan Ananda. Yayasan ini juga menerbitkan ulang gabungan Tirani dan Benteng dengan kata pengantar Kuntowijoyo tahun 1993. </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;"><span style="font-size: large;"><b>Karya Puisi dan Esai Sastra Taufik Ismail </b></span></h2><div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjblyheVL0CpBOat4n3NZ0QYMP7q-8zTE8wvGeTeRtRKEo_A2I8I1DjYjxC6jbGlgsdYGHRJqwgaUKhZri8sfynFash5yqWdJBWUirs0ailsaISoRe1Bc6LXjBny9ayCEA5O36tnrhl--Rkp9z4a1oDvO1In7lNGPs4T4iKUSf1c1bwjVcS3Ii3sTHl/s800/Buku-buku%20karya%20Taufiq%20Ismail.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Buku Taufiq Ismail" border="0" data-original-height="756" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjblyheVL0CpBOat4n3NZ0QYMP7q-8zTE8wvGeTeRtRKEo_A2I8I1DjYjxC6jbGlgsdYGHRJqwgaUKhZri8sfynFash5yqWdJBWUirs0ailsaISoRe1Bc6LXjBny9ayCEA5O36tnrhl--Rkp9z4a1oDvO1In7lNGPs4T4iKUSf1c1bwjVcS3Ii3sTHl/s16000/Buku-buku%20karya%20Taufiq%20Ismail.jpg" title="Puisi Taufiq Ismail" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Buku-buku Taufiq Ismail (ist)</td></tr></tbody></table><br /></div><div>Ketika Indonesia mengalami krisis multidimensi yang berakhir dengan jatuhnya pemerintahan Orde Baru, Taufiq menulis puisi yang mengungkapkan situasi zaman yang bersangkutan dan mengumpulkannya dalam buku kumpulan puisi Malu Aku Jadi Orang Indonesia tahun 1998 yang diterbitkan Yayasan Ananda. Bersama D.S. Moelyanto, Taufiq menghimpun dan menyumbang tulisan esai sastra yang kemudian diberi judul Prahara Budaya (Mizan, 1995). </div><div><br /></div><div>Kumpulan artikel tersebut menghimpun perbenturan dan perdebatan seputar sastra pada masa dominasi politik dan budaya Lekra pada paruh pertama dasawarsa 1960-an. Dia juga menjadi editor bersama Sutardji Calzoum Bachri, Hamid Jabbar, Amri Yahya, dan Agus Dermawan untuk buku kumpulan puisi dan reproduksi lukisan dalam dua bahasa dengan judul Ketika Kata, Ketika Warna yang diterbitkan Yayasan Ananda tahun 1995. </div><div><br /></div><div>Pada tahun 1995 itu juga ia bersama L.K. Ara dan Hasyim K.S. menjadi editor antologi sastra Aceh di bawah judul Seulawah, antologi sastra Aceh yang diterbitkan Yayasan Nusantara bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Khusus Istimewa Aceh (kini Nanggroe Aceh Darussalam). </div><div><br /></div><div>Dia bersama Hamid Jabbar, Herry Dim, Agus R. Sarjono, Joni Ariadinata, Jamal D. Rahman, Cecep Syamsul Hari, dan Moch. Wan Anwar, menjadi editor buku Dari Fansuri ke Handayani, sebuah antologi karya sastra Indonesia yang melintasi beberapa abad. Bersama redaksi Horison, Taufiq mengedit Horison Sastra I-4 (2004) dan Horison Esai Indonesia 1-2 (2004). </div><div><br /></div><div>Untuk mengisi "55 tahun Taufiq Ismail dalam Sastra Indonesia", ia menghimpun seluruh karya yang nasih tercecer berupa kolom, esai, cerpen, drama, dan lirik lagu sehingga menghasilkan buku Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit 1-4 dengan ketebalan 2759. Dalam bidang penerjemahan, Taufiq ikut bersama Ali Audah dan Goenawan Mohamad menerjemahkan karya Iqbal The Reconstruction of Religius Thought in Islam yang diterbitkan Tintamas tahun 1964. </div><div><br /></div><div>Dengan dana dari Fullbright, Taufiq telah menerjemahkan puisi-puisi penyair Amerika dalam rentang waktu 150 tahun setebal 850 halaman di bawah judul "Rerumputan Dedaunan". Antologi karya terjemahan ini tidak dapat diterbitkan karena persoalan hak cipta yang tidak dapat diselesaikan. Taufiq beberapa kali memenuhi undangan Festival Sastra dari 24 kota Asia, Amerika, Australia, Eropa, dan Afrika sejak tahun 1970. </div><div><br /></div><div>Kegiatan tersebut menjadikan puisi-puisinya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Cina. Undangan baca puisi di dalam negeri diterima juga dari beberapa kota di Indonesia, seperti Banda Aceh, Medan, Padang, Pekanbaru, Nusa Tenggara Barat, Makassar, Manado, dan kota-kota di Jawa. </div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;"><span style="font-size: large;"><b>Taufiq Ismail Mendapatkan Penghargaan </b></span></h2><div><br /></div><div>Jerih payahnya dalam dunia sastra telah menjadikannya penerima berbagai penghargaan, baik dari luar maupun dari dalam negeri. </div><div><br /></div><div>Anugerah Seni dari Pemeritah RI diterimanya tahun 1970. Penghargaan dari Pusat Bahasa diterimanya tahun 1994 yang kemudian membawanya untuk menerima <b>SEA Write Award</b> dari Kerajaan Thailand pada tahun itu juga. Pada tahun 1999 ia memperoleh penghargaan dalam Pertemuan Sastrawan Nusantara 1999 di Negeri Johor, Malaysia. Sampai tahun 2003 ia menjadi juri selama bertahun-tahun dalam penilaian karya sastra yang dikelola Pusat Bahasa. </div><div><br /></div><div>Puncak penghargaan yang diterimanya adalah anugerah Dr. Honoris Causa dari Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2003. H.B Jassin menyatakan bahwa Taufiq adalah tokoh utama Angkatan '66 dan dan setara dengan Rendra. Lebih lanjut dinyatakan bahwa pada Taufiq bersatu fantasi dan pemikiran, ide dan fakta dalam bentuk bahasa dan gaya yang estetis. </div><div><br /></div><div>Teeuw (1989:144) menegaskan bahwa Taufiq Ismail itu di samping penyair nyanyi sunyi, juga penyair yang membutuhkan pendengar karena padanya ada pesan yang didasarkan pada keyakinan agama Islam yang kuat dan sekaligus sebagai orang yang selalu melibatkan dirinya dengan sungguh-sungguh kepada masalah sosial politik pada masanya. </div><div><br /></div><div>Kuntowijoyo dalam pengantar buku Taufiq yang berjudul Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia menyatakan bahwa Taufiq Ismail adalah penyair yang sangat peka dengan sejarah karena riwayat hidup pribadinya memang sarat dengan pengalaman sejarah dan menunjukkan keterlibatan penuh di dalamnya. Suminto A. Sayuti dalam pidato pengantar pada penganugerahan gelar Dr. Honoris Causa untuk Taufiq Ismail menyatakan bahwa di antara para sastrawan yang prihatin atas situasi dan kondisi pengajaran sastra di Indonesia adalah Taufiq Ismail. </div><div><br /></div><div>Dialah yang menggebrak khalayak pecinta sastra Indonesia melalui penelitiannya yang dirumuskannya dalam pertanyaan "Benarkah Bangsa Kita telah Rabun Membaca dan Lumpuh Menulis?" Suminto lebih lanjut menegaskan "Drh. Taufiq Ismail layak ianugerahi doktor honoris causa di bidang pendidikan sastra karena yang bersangkutan telah menunjukkan jasanya yang begitu besar di bidang kebudayaan, khususnya dalam rangka meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap sastra Indonesia, di samping yang bersangkutan juga memenuhi syarat sebagaimana dituntut oleh peraturan perundang-undangan tentang penganugerahan gelar kehormatan di negeri ini". </div><div><br /></div><div>Dia juga menjadi konsultan Balai Pustaka yang telah diembannya beberapa tahun lalu sambil terus memimpin majalah Horison hingga sekarang.</div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;"><span style="font-size: large;">Puisi-puisi Taufiq Ismail </span></h2><div><h3 style="text-align: left;"><b>Kembalikan Indonesia Padaku</b></h3><div>(Taufiq Ismail) Paris, 1971</div><div><br /></div><div>Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,</div><div>Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,</div><div>sebagian berwarna putih dan sebagian hitam,</div><div>yang menyala bergantian,</div><div>Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam</div><div>dengan bolayang bentuknya seperti telur angsa,</div><div>Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam</div><div>karena seratus juta penduduknya,</div><div><br /></div><div>Kembalikan Indonesia padaku</div><div><br /></div><div>Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam</div><div>dengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,</div><div>Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam</div><div>lantaran berat bebannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,</div><div>Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,</div><div>dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 wat,</div><div>sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,</div><div>Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang</div><div>sambil main pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelam</div><div>dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar lautan,</div><div><br /></div><div>Kembalikan Indonesia padaku</div><div><br /></div><div>Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam</div><div>dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,</div><div>Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam</div><div>karena seratus juta penduduknya,</div><div>Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,</div><div>sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,</div><div>Kembalikan Indonesia padaku</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Mencari Sebuah Mesjid</h3><div>(Taufiq Ismail) Jeddah, 30 Januari 1988</div><div><br /></div><div>Aku diberitahu tentang sebuah masjid</div><div>yang tiang-tiangnya pepohonan di hutan</div><div>fondasinya batu karang dan pualam pilihan</div><div>atapnya menjulang tempat tersangkutnya awan</div><div>dan kubahnya tembus pandang, berkilauan</div><div>digosok topan kutub utara dan selatan</div><div><br /></div><div>Aku rindu dan mengembara mencarinya</div><div><br /></div><div>Aku diberitahu tentang sepenuh dindingnya yang transparan</div><div>dihiasi dengan ukiran kaligrafi Quran</div><div>dengan warna platina dan keemasan</div><div>berbentuk daun-daunan sangat beraturan</div><div>serta sarang lebah demikian geometriknya</div><div>ranting dan tunas jalin berjalin</div><div>bergaris-garis gambar putaran angin</div><div><br /></div><div>Aku rindu dan mengembara mencarinya</div><div><br /></div><div>Aku diberitahu tentang masjid yang menara-menaranya</div><div>menyentuh lapisan ozon</div><div>dan menyeru azan tak habis-habisnya</div><div>membuat lingkaran mengikat pinggang dunia</div><div>kemudian nadanya yang lepas-lepas</div><div>disulam malaikat menjadi renda-renda benang emas</div><div>yang memperindah ratusan juta sajadah</div><div>di setiap rumah tempatnya singgah</div><div><br /></div><div>Aku rindu dan mengembara mencarinya</div><div><br /></div><div>Aku diberitahu tentang sebuah masjid yang letaknya di mana</div><div>bila waktu azan lohor engkau masuk ke dalamnya</div><div>engkau berjalan sampai waktu asar</div><div>tak bisa kau capai saf pertama</div><div>sehingga bila engkau tak mau kehilangan waktu</div><div>bershalatlah di mana saja</div><div>di lantai masjid ini, yang luas luar biasa</div><div><br /></div><div>Aku rindu dan mengembara mencarinya</div><div><br /></div><div>Aku diberitahu tentang ruangan di sisi mihrabnya</div><div>yaitu sebuah perpustakaan tak terkata besarnya</div><div>dan orang-orang dengan tenang membaca di dalamnya</div><div>di bawah gantungan lampu-lampu kristal terbuat dari berlian</div><div>yang menyimpan cahaya matahari</div><div>kau lihat bermilyar huruf dan kata masuk beraturan</div><div>ke susunan syaraf pusat manusia dan jadi ilmu yang berguna</div><div>di sebuah pustaka yang bukunya berjuta-juta</div><div>terletak di sebelah menyebelah mihrab masjid kita</div><div><br /></div><div>Aku rindu dan mengembara mencarinya</div><div><br /></div><div>Aku diberitahu tentang masjid yang beranda dan ruang dalamnya</div><div>tempat orang-orang bersila bersama</div><div>dan bermusyawarah tentang dunia dengan hati terbuka</div><div>dan pendapat bisa berlainan namun tanpa pertikaian</div><div>dan kalau pun ada pertikaian bisalah itu diuraikan</div><div>dalam simpul persaudaraan yang sejati</div><div>dalam hangat sajadah yang itu juga</div><div>terbentang di sebuah masjid yang mana</div><div><br /></div><div>Tumpas aku dalam rindu</div><div>Mengembara mencarinya</div><div>Di manakah dia gerangan letaknya ?</div><div><br /></div><div>Pada suatu hari aku mengikuti matahari</div><div>ketika di puncak tergelincir dia sempat</div><div>lewat seperempat kuadran turun ke barat</div><div>dan terdengar merdunya azan di pegunungan</div><div>dan aku pun melayangkan pandangan</div><div>mencari masjid itu ke kiri dan ke kanan</div><div>ketika seorang tak kukenal membawa sebuah gulungan</div><div>dia berkata :</div><div><br /></div><div>Inilah dia masjid yang dalam pencarian tuan¡</div><div><br /></div><div>dia menunjuk ke tanah ladang itu</div><div>dan di atas lahan pertanian dia bentangkan</div><div>secarik tikar pandan</div><div>kemudian dituntunnya aku ke sebuah pancuran</div><div>airnya bening dan dingin mengalir beraturan</div><div>tanpa kata dia berwudhu duluan</div><div>aku pun di bawah air itu menampungkan tangan</div><div>ketika kuusap mukaku, kali ketiga secara perlahan</div><div>hangat air terasa, bukan dingin kiranya</div><div>demikianlah air pancuran</div><div>bercampur dengan air mataku</div><div>yang bercucuran.</div></div><div><br /></div><div>Sumber:<a href="http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Taufiq_Ismail" target="_blank"> Ensiklopedia Sastra Indonesia - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia</a></div>Ihsan Subhanhttp://www.blogger.com/profile/08972290761911247595noreply@blogger.com0